Meraup Pahala Besar dengan Menyibukkan Diri Sesuai dengan kapasitas diri. - Nidaaul-haq
Headlines News :
Home » » Meraup Pahala Besar dengan Menyibukkan Diri Sesuai dengan kapasitas diri.

Meraup Pahala Besar dengan Menyibukkan Diri Sesuai dengan kapasitas diri.

Written By Unknown on Sunday 6 April 2014 | Sunday, April 06, 2014

( Nasehat Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar Ruhailiy -hafidzohullah- )

Besarnya pahala itu berbanding lurus dengan kondisi, tempat dan waktu seseorang. Boleh jadi suatu amalan tidak termasuk amalan utama dan tidak bernilai pahala yang besar dalam suatu keadaan, namun tidak pada keadaan lain.

Jika keadaan kita saat ini sebagai seorang dai, maka menyibukkan diri dengan berdakwah itu lebih utama bagi kita.

Jika posisi kita saat ini sebagai seorang saudagar yang memiliki kelebihan harta, maka mendermakan sebagian harta kita untuk menolong saudara yang kekurang itu lebih utama bagi kita dan amalan yang besar pahalanya.

Jika posisi kita saat ini sebagai Penuntut ilmu, maka menyibukkan diri dengan menuntut ilmu itu lebih utama bagi kita dan lebih besar pahalanya dari pada kita menyibukkan diri dengan kesibukan-kesibukan lain yang tidak lebih penting dari menuntut ilmu tersebut.

Demikianlah saudaraku, sesungguhnya amalan itu akan membuahkan pahala yang besar sesuai dengan keadaan, tempat dan waktu seseorang. Oleh karena itu seorang muslim yang cerdas, ia akan benar-benar memperhatikan permasalahan ini; ia akan sibukkan dirinya dengan amalan-amalan paling utama dalam setiap kondisi, tempat dan waktunya, daripada menyibukkan diri dengan amalan-amalan lain yang tidak lebih utama.

Adapun seorang yang tidak faqih dan tidak cerdas terhadap permasalahan ini, ia akan sibukkan dirinya untuk perkara-perkara yang kurang penting dan ia terlantarkan amalan-amalan utama. Sehingga terluputlah darinya kebaikan yang banyak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من حسن الإسلام المرء تركه مالا يعنيه

“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya)

Para ulama mengategorikan sikap mendahulukan perkara yang kurang penting daripada perkara utama, termasuk dari tipu daya iblis.
Sebagaiman dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim Rahimahullah, bahwa diantara tipu daya iblis terhadap anak adam adalah menyibukkan diri mereka dengan perkara-perkara yang kurang penting dan membuatnya lalai dari amalan-amalan utama. Kemudian iblis akan hiasi amalan2 smpingan itu seakan-akan merupakan amalan yang bernilai pahala besar. Jadilah ia orang yang menyibukkan dirinya untuk perkara-perkara mafdhul ( kurang utama) daripada amalan-amalan yang afdhal ( utama).[Madarijus Salikin,1/225]

Teruntuk para thullabul 'ilmi, Syaikh Ibrahim ar-Ruhailiy memberikan nasehat khusus. Karena mereka ini rawan menjadi sasaran tipudaya iblis. Mengingat di saat para ulama dan para dai telah berpulang ke haribaan Allah; merekalah yang akan meneruskan tongkat estafet dakwah, beliau -Syaikh Ibrahim- menwasiatkan,

إن من تبليس الإبليس على طلب العلم اشتغال بالأعمال المفضولة على الأفضالل

" Diantara tipu daya iblis terhadap para penuntut ilmu adalah menyibukkan diri mereka dengan perkara kurang penting sehingga mereka mengesampingkan perkara yang lebih utama (yaitu menuntut ilmu)."

Anshory 15 Jumadil Awwal 1435 H
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Sponsor

Popular Posts

free counters

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nidaaul-haq - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger