April 2014 - Nidaaul-haq
Headlines News :

PESTA TASYAKURAN (PERAYAAN) SYIAH ATAS “Kebinasaan Ibunda Kaum Mukminin Aisyah rodiallohu ‘anha dalam Api Neraka”!!

Written By Unknown on Thursday 17 April 2014 | Thursday, April 17, 2014

((Catatan ini saya ambil dari sebuah Majalah islami " Qiblati".Saat aku membaca makalah ini,sungguh terenyuh sekali,,melihat Ibunda kita( kaum mukminin) di hina oleh org rowaafidh,bahkan sampai mengkafirkan dan mengkultuskan bahwa Ibunda Aisyah -radiyallahhu'anha- saat in berada di neraka  wal'iyadzubillah. Bagaimanakah perasan Anda dengan kelakuan orang Syi'ah itu.?Betapa jahatnya mereka.Aku yakin kalian memilik kecemburuan tinggi terhadap Ibunda kita 'Aisyah -radhiyallahhu'anha-.Agar kita mengetahui tabir yang selama itu tertutup di mata kita, yang mana kita tertipu dengan doktrin mereka yang mengaku pecinta Ahlu bait,silahkan baca makalah di bawa ini. Semoga Allah menunujukan kita kepada jalanNYa yang lurus dan dirdhoi.Jalannya Rasulullah-shollahhu'alaihiwasallam-dan para Sahabatnya-radhiyallahu'anhum- beserta pengikut-pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalannya.

     Pada tanggal 17 Ramadhan 1431 H yang lalu, di saat kaum muslimin di seluruh penjuru dunia menyibukkan diri untuk beribadah di bulan Ramadhan yang mulia, guna mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan ibadah dan ketaatan yang paling dicintai seperti shalat dan puasa, umat Islam dikejutkan dengan adanya perayaan besar yang dilakukan oleh masyarakat Syi’ah Dua Belas Imam di London, Inggris. Acara keji itu dipimpin oleh sejumlah ulama Syi’ah dari berbagai negeri Arab dan non-Arab yang dikepalai oleh Yasir al-Habib. Perayaan itu dilakukan untuk memperingati “kebinasaan” ‘Aisyah di dalam api neraka –wal’iyadzu billah-. Untuk pertama kalinya Syi’ah berani secara terang-terangan melakukan perbuatan nista tersebut. Dahulu mereka melakukan taqiyah yang itu merupakah aqidah suci dalam agama mereka.
    Perayaan tersebut berupa penyampaian pidato dan pembacaan sya’ir-sya’ir dalam mengkafirkan, serta melaknat ibunda kaum mukminin ‘Aisyah rodiallohu ‘anha. Adalah Yasir al-Habib menyampaikan sambutannya di tengah kehadiran banyak orang yang mayoritas mereka mengenakan pita merah, dan sebagian mereka dengan baju merah sebagai kiasan bahwa Ibunda ‘Aisyah rodiallohu ‘anha berada dalam neraka Jahannam. Kemudian Yasir al-Habib mulai menyampaikan sambutannya dengan menegaskan bahwa ‘Aisyah adalah musuh Allah dan Rasul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam. Dia menyatakan bahwa sulit baginya untuk menghitung kejahatan-kejahatan ibunda ‘Aisyah rodiallohu ‘anha terhadap hak Islam dan kaum muslimin. Yang paling keji dari kejahatan-kejahatan tersebut adalah bahwa dia telah membunuh Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan racun, turut serta dalam melawan ‘Ali bin Abi Thalib rodiallohu ‘anhu, memberontak dan memeranginya, menyakiti penghulu wanita dunia, Fathimah rodiallohu ‘anha hingga membuatnya menangis, serta kegembiraannya dengan syahidnya Fathimah, dan Amirul Mukminin ‘Ali rodiallohu ‘anhu; melempari jenazah al-Hasan rodiallohu ‘anhu dengan busur-busur panah, penyebab terbunuhnya tiga puluh ribu kaum muslimin, mengotori sirah Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan hadits-hadits palsunya, tuduhan kejinya terhadap Mariah al-Qibthiyyah. Selain itu mereka (orang-orang yang beragama syiah itu) menuduh ‘Aisyah rodiallohu ‘anha sebagai orang yang kurang adab, dan berlisan kotor, dan termasuk orang-orang nista lagi fasiq.
Kemudian setelah berbagai tuduhan kotor tersebut, orang hina (Yasir yang zindiq) ini menegaskan dan menetapkan bahwa ‘Aisyah sekarang berada dalam api neraka, bahkan tidak hanya sekedar dalam neraka, bahkan dia bersumpah atas nama Allah, bahwa ‘Aisyah sekarang berada dalam dasar neraka Jahannam, dalam keadaan tergantung kedua kakinya, memakan bangkai, dan tubuhnya sendiri. Semua itu menurutrnya berdasarkan kandungan al-Qur`an dan sunnah. Mudah-mudahan laknat Allah dan seluruh manusia atasnya.
Pada penutupan sambutannya, dia mengajak kepada kaum muslimin untuk shalat dua rakaat sebagai bentuk syukur kepada Allah atas “binasanya” ummul mukminin –yang dia sebut ummul mujrimin/ ibunda para penjahat- , serta pindahnya dia kepada adzab pedih lagi kekal di dalam neraka jahannam. Dia juga mengajak kaum mukminin, setelah shalat tersebut, untuk meminta segala kebutuhan mereka kepada Allah, dan segala kebutuhan tersebut akan dipenuhi dengan kelembutan Allah subhanahu wa ta’ala, dan syafa’at Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam, serta ahlul bait beliau yang suci ‘alaihimusshalatu wassalam.
Selain itu pembaca yang beriman, pada acara itu telah digantungkan sebuah spanduk besar bertuliskan “Binasanya ‘Aisyah di Dalam Neraka”, dan pada sisi yang berhadapan dengannya digantungkan spanduk bertuliskan “Kebahagiaan al-Husain ‘alaihi salam”, dimana kedua sepanduk tersebut, dengan segala kekejian, dinaikkan untuk menyampaikan ucapan kotornya terhadap Ibunda kita ‘Aisyah –mudah-mudahan Allah meridhainya dan membuatnya ridha.
Perayaan tersebut telah disiarkan secara live oleh sebagian siaran Syi’ah dengan penuh suka cita dan bahagia dengan adanya perayaan besar tersebut. Di sela-sela perayaan jahat itu, disamping melaknat Ummul Mukminin, ditambahkan pula melaknat Abu Bakar, Umar, Utsman, dan para sahabat besar lainnya –mudahan-mudahan Allah meridhai mereka semua.
    Sungguh, sebelumnya kami mengira bahwa pada tanggal 17 Ramadhan tersebut mereka merayakan kemenangan kaum muslimin atas orang-orang musyrik dalam peperangan Badar, akan tetapi kami dikejutkan bahwa orang-orang musyrik dan orang-orang kafir telah selamat dari lisan-lisan mereka, karena dialihkan untuk melaknat wanita suci, lagi disucikan dari langit ketujuh. Dimana Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan tentangnya sepuluh ayat dalam surat an-Nur (24) yang menjelaskan sucinya ‘Aisyah dari tuduhan orang-orang munafik. Kemudian datanglaah orang-orang zindiq itu dengan mengatasnamakan cinta kepada ahlul bait, menuduh kehormatan ummul mukminin ‘Aisyah rodiallohu ‘anha yang suci, dan menyakiti Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam melalui pelecehan mereka terhadap istri yang paling beliau cintai. Mereka dengan lantangnya mengatakan bahwa Istri Nabi yang tercinta itu telah kafir, dan murtad, serta berada dalam dasar neraka Jahannam!!
Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا (٥٧)
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. Al-Ahzab (33): 57)
     Wahai bangsa Indonesia,,,wahai bangsa Malaysia,,, wahai umat Islam, istri kekasih kalian, al-Mushthafa Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam telah dihinakan sementara kalian semua diam??!!!
    Sesungguhnya, saya mengatakannya dengan jujur kepada seluruh ulama dan awamnya kaum muslimin, jika kita tidak melakukan sesuatu maka sesungguhnya kita telah ikut serta dalam kejahatan tersebut. Maka wajib bagi kita memiliki peran dalam membela Ibunda kita, kekasih Nabi kita shollallohu ‘alaihi wa sallam. Masing-masing sesuai dengan kemampuan, kedudukan dan jabatannya. Hendaknya semua tahu bahwa kita akan berdiri di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala,dan kita akan dihisab akan keteledoran kita, atau karena kita mendahulukan kemaslahatan duniawi dari pada kehormatan Nabi Kita Muhammad Shallahu'alaihi wasallam.Maka celakalah bagi setiap orang yg merehkan hukuman dan kemurkaan Allah.Secara khusus, hendaknya para ulama berhati2. Maka apakah yg akan kita jawab kepada kekasih kita, penghulu kita"Shollahhu'alaihi wasallam saat Beliau nanti bertanya kepada kita pada hari Kiyamat, apa yg telah kalian lakukan utk membela kehormatanku...?!
    Maka jawaban apakah kiranya yg telah kita siapkan untuk menjawab pertanyaan tersebut..?? Wahai stp penanggung jawab, saya tahu bahwa Anda semua akn ditanya di hadapan Allah, tentang sebaik-baik makhlik-Nya setelah para anbiya' ? Siapakah yg memiliki keutamaan (jasa) kpd kita setelah Allah dan Rasul-Nya, yg karenanya sekarang ini kita menjadi kaum Muslimin, dan bagi kita Sorga dengan izin Allah jika amal kita baik...?! Bukankah para Sahabat dan Ummahatulmukminin yg telah menjaga Islam serta menyampaikannya kepada org setelah mereka hingga sampai kepd kita ini...?! Seandainya bukan karena (sebab) mereka niscaya kita tidak akan mendapatkam petunjuk, dan tidak akan sholat, kita akan menjadi para penyembah berhala, api, pohon, dan sapi...!  Maka apakah seperti ini kita membalas budi dan jasa mereka...?!

    Sesungguhnya saya mendorong perhatian Anda utk bangkit dalam rangka membela kehormatan Nabi dan kekasih Anda Muhammad "Shollahualaihi wasallam". Bangsa Arab telah bangkit, melakukan satu bagian dari kewajiban mereka terhadap  tragedi ini. Sekarng kami ingin Anda menyempurnakan kewajiban tersebut dan melakukan peran Anda.Anda semua  tidaklah  lebih kecil kecemburuan atau kecintaannya kpd Nabi "Shollahu'alaihiwasallam" dan Ummahatulmukminin, dari bangsa Arab dan selain mereka.

    Majalah Qiblati telah ikut menyampaikan gugatan di Inggris, dengan bergabung bersama sejumlah lembaga ilmiah, dan siaran2 satelit, dan dengan keikut sertaan sejumlah besar tokoh melawan org Kafir yang bernama Yasir al-Habib -la'natullah 'alaihi- tersebut.  Pemerintah Kuwait telah menuntut mengekstradiksinya melalui Interpol, akn tetapi Interpol Inggris menolaknya. Oleh karenanya, sudah semestinya bagi kita  utk menambah jumlah para penuntut utk mengadilinya atau mengekstradiksinya agar org2 kafir jahat itu tahu diri, dan tidak lagi berani lancang thdp Ummahatulmukminin yg mereka itu tidak sebanding dengan debu yang diinjak oleh orang-orang terbaik tersebut-radhiaAllahhu'anhum-.
    Oleh karena itulah, kami majalah Qiblati memutuskan membuat sebuah kampanye dg nama " Kampanye Pembelaan Terhadap Ummul Mukminin ''Aisyah" Radiallahhuanha.  Guna mendukung, dan ikut serta salam kampanye ini, kami meminta kpd setiap orang yg cemburu, dari berbagai Jam'iyyah, lembaga2, forum2,  majlis2 ilmu ,serta masing2 individu utk mendukung kampanye ini bg ikut serta di dalamnya dengan mengirim SMS ke nomor  08-1945-575-999 dan menulis di dalamnya nama, no HP jka ada nomor lain, kemudian menulis  " Saya setuju menggugat kasus ini ke Pengadilan) ". Demikian pula bisa ikut serta dg mengirim email ke dukungan@qiblati.com .Setelah itu, kami akan menyertakan nama seluruh pendukung kampanye dalam daftar para penggugat di  Inggris. Sesungguhnya saya sangat Optimis dengan kebaikan penduduk Indonesia ,(Malaisyia) -maupun yg lainnya- dalam membela kehormatan Ibunda kita dan Nabi kita -Shollahhu'alihiwasallam-...Bapak dan Ibu saya sebagai tebusannya.
    Kami memohon agar semua pihak ikut andil dalam menyebarkan kampanye ini melalui email (fb,twiter dll) serta mendorong  manusia utk ikut  serta di dalamnya. Siapa saja bisa mengcopy makalah ini dari website Qiblati utk kemudian menyebarkannyaa di antara manusia di setiap tempat. Dan wajib ada sati jejak bagi kita dalam membela Ibunda kita. Demi Allah , seandainya ada seseorang yg berbicara tentang kehormatan Ibunda kita sendiri, niscaya kita tdk akan diam, lalu bagaimana dengan Ibunda Kaum mukminin "Aisyah -radiyallahhu'amha-...??!yg lebih baik dari Ibu kita semua?!

                      Wahai bunda, janganlah bersedih....!
                      Engkau adalah kehormatan kami
                      Kehormatan Nabi kami...
                      Janganlah bersedih...!
                      Kami, Umat Islam ; anak-anakmu
                      Siap berkorban membelamu

     Agar saya bisa memotong jalan atas sebagian org2 Syiah yang akan mengingkari perbuatan tersebut sebagai taqiyah (kepura-puraan) dan kedustaan, maka sesungguhnya saya mengatakan dg jujur bahwa setiap syiah berkeyakinan akan kekafiran Aisyah, Abu Bakr, Umar, Utsman, dan para Sahabat yang lain. Dikarenakan seluruh kitab induk mereka terang-terangan dalam masalah ini. Maka asas dan ushul agama mereka berdiri diatas pengkafiran para Sahabat Nabi -shollallahu'alaihiwasallam- ,sekalipun mereka tidak terang-terangan mengatakannya sebagai taqiyah.
      Agar saya bisa menetapkan kejujuran ucapan saya , saya menantang setiap yayasan resmi syiah di Indonesia atau yg lain di dunia untuk mengeluarkan suatu penjelasan yg didalamnya diterangkan bahwa Ummulmukminin Aisyah -radiyallahhu'anha- adalah ibu mereka, dan bahwa beliau adalah wanita mukminah penghuni surga. Sesungguhnya saya, dg ucapan ini ingin menelanjangi aqidah suatu kaum yg berdiri di atas kedustaan dan penipuan. Saya ingin menjelaskan kpd org2 yg terperdaya dari para penyeru kepada toleransi yg tersamarkan, serta aqidah rusak milik para penentang Al-quran dan Sunnah tersebut. Sesungguhnya berpegang dg tuntunan saya ini dan tuntunan inilah yg nantinya akan menetapkan kpd kaum Muslimin secara umum jika saya benar atau dusta. Sebagai penguat ucapan saya , al-majmu'ah al'alami liahlilbait (Majelis Internasional utk Ahli Bait) , demi meredakan kemarahan kita terpaksa mengeluarkan suatu pernyataan yg didalamnya terdapat celaan terhadap tragedi tersebut tanpa memberikan pembelaan terhadap Ummulmukminin dg anggapan bahwa hialh(kilah) mereka, serta kedustaan mereka akan bisa menipu kita. Bahkan penjelasan mereka hanyalah bersifat umum , serta tdk menyebut nama Aisyah -radiyallahhu'anha- sama sekali. Apakah Anda tahu sebabnya..? Jawabannya adalah , agar mereka tidak terpaksa mengatakan -radiyallahhu'anha- kepada Beliau. Tenanglah wahai para pengurus Majelis Internasional utk Ahli Bait, kami telah tersadar atas izin Allah. Kalian mau mengucapkan -radiyallahhu'anha- terhadapnya atau kalian mengakui bahwa dia Ibunda Kaum Mukminin, dan baha dia berada di Sorga, atau saya nasehatkan kepada kalian semua untuk menulis itu satu ungkapan "untuk orang-orang yang tertipu saja ". Berikut komentar saya terhadap pernyataan kalian terseebut.
    Karena saya faham tentang cara2  licik syiah, maka terlebih dahulu saya akan menjelaskan bagaimana jawaban mereka.  Kemungkinan mereka akan menjawab bahwa,"kami mengingkari (memprotes) perayaan tersebut, dan kami tidak menerimanya, dan 'Aisyah menurut kami seorangb muslmah", Ini adalah topuan yang masyhur dari mereka. Mereka akan menggunakannya untuk menipu, dan itu adalah biasa. Karena di dalam ushul aqidah mereka disebutkan bahwa setiap org yg tidak beriman dengan kewalian Ali dan para Imam setelahnya  bukanlah orang mukmin.  Islam bukanlah syariat untuk selamat. Seluruh ulama Syi'ah telah sepakat , yang dulu dan yang sekarang, tidak ada khilaf di antara mereka, tentang aqidah imamah yang menyelisihi kaum muslimin, dan mereka mengkafirkan kaum muslimin karenanya. Syi'ah berkeyakinan bahwa keimanan tidak akan sempurna bagi seorang manusia hingga dia beriman dengan kewalian Ali -Radiyallahu'anhu- (langsung setelah Nabi wafat ). Jika dia tidak beriman, maka dia bukan orang mukmin, sekalipun dia beriman dengan rukun2 iman yang lainnya. Dan imamah ini, siapa yang tidak mengimaninya, menurut Syi'ah dia telah kafir kepada Allah ,dan sedikit dari mereka menjadikannya sebagai orang fasiq yang tidak beriman.
     Oleh karena itu, trmasuk perkara yang mustahil bila mereka berkeyakinan bahwa  Abu Bakar, Umar, Utsman, para Sahabat secara umum dan 'Aisyah -mudah-mudahan allah meridhoi mereka semua- serta kaum muslimin secara umum adalah beriman. Akan tetapi mereka hanya mengatakan sebagai orang muslim saja, karena penilaian mereka sebagai orang mukmin akan meruntuhkan imamah yang itu merupakan asas  agama mereka, dan apa yang  bertautan dengannya dari sifat ma'shum dan lainnya. Setiap oarang yang berbasa-basi dan berbaik sangka kepada mereka tidak mengetahui bahwa dirinya adalah kafir menurut mereka, dan berhak kekal selamanya di api neraka berdasarkan kitab induk mereka.
    Sesungguhnya saya katakan kepad asetiap orang muslim, bahwa kami, ketika mengkafirkan mereka yang merayakan perayaan tersebut, bukan hanya karena mereka mengkafirkan Ummahatulmukminin dan para sahabat saja, sksn tetapi karena ijma' (kesepakatan) ulama kaum muslimin yang menyatakan bahwa siapa yang menuduh dan mencaci Ummul mukminin 'Aisyah -Radhiayallahu'anha- maka dia kafir.
    Ibnu Katsir -rahmahullah- berkata dalam tafsir surat an-Nur (24): 'Para Ulama -rahimahumullah- telah sepakat bahwa siapa yng mencaci dan menuduhnya dengan tuduhan yang dituduhkan kepadanya, maka dia kafir , karen menentang al-Qur'an.' (tafsirul Qur'anul 'azhim) [2/276], beliau juga menyebutkan dalam al-Bidayah wan Nihayah (8/92)
    Al-Qdhi abu Ya'ala -rahimahullah- berkata, 'Siapa yang menuduh zina 'Aisyah -radhiyallahu'anha- dengan apa yang allah telah mensucikannya, maka dia telah kafir, tanpa ada khilaf (perselisihan),' (as-Sharimul Mashlul ) [566-567]
    Imam as-Subkiy -rahimahullah- berkata 'Adapun fitnah terhadap 'Aisyah -radhiyallahu'anha- wal'iyadzubillah  ,maka itu mewajibkan pembunuhan karena dua perkara; salah satunya adalah bahwa al-Quran telah bersaksi akan kebersihan dari tuduhannya tersebut,  maka  mendustakanya adalah kekufuran dan menfitnahnya termasuk kedustaan terhadapnya; yang kedua ,bahwa dia adalah istri Nabi -shollallahu'alaiwasallam- , dan menghina beliau adalah kekufuran .' (Fatawa as-Subkiy) [2/592]
    Imam Nawawi berkata dalam syarah shahih muslim [17/117-118] , 'Kebersihan 'Aisyah dari tuduhan zina, adalah sebuah kebersihan secara qoth'i dg nas al-Qur'an yang mulia, seandainya seseorang yang meragukannya wal'iyadzubillah ,maka dia menjadi kafir, lagi murtad berdasarkan ijma' kaum muslimin.'
    Ibnu Qudamah al-Maqdisy -rahimahullah- berkata dalam lum'atul i'tiqod (29) , ' Termasuk  sunnah adalah mengucapkan radhiayallahhu'anha kepada  Istri-Istri Rasulullah ,ummahatulmukminin( ibunda kaum Mukminin ) yang suci dan dibebaskan dari segala keburukan.  Yang  paling utama dari mereka adalah Khodijah binti Khuwailid, dan Aisyah as-siddiqoh binti as-Siddiq yang dibebaskan  oleh Allah 'azzawajalla di dalam kitabNya ,Istri Nabi di dunia dan di Akhirat. Maka barang siapa menuduhnya dengan apa-apa yang  Allah telah membebaskannya,  maka dia telah kafir kepada Allah yang Maha Agung.'
    As-Suyuti -rahimahullah- berkata dalam kitabnya  al-Iklil  fi ishtinbatit Tanzil (19) , ' Para ulama telah dengannya -ayat Ifk-  bahwa siapa yang menuduhnya , maka dia dibunuh karena kedustaannya terhadap nash al-Qur'an . Para ulama berkata;' Menuduh 'Aisyah adalah kekufuran , karena Allah telah bertasbih terhadap diriNya sendiri saat menyebutnya, seraya berfirman ; Maha Sucu Engkau, Ini adalah kebohongan yang nyata (subhanaka hadza buhtaanun 'azhim) .Dia bertasbih , mensucikan Dzat-Nya  saat menyebutkan apa yang orang - orang Musyrik mensifati-Nya dengan istri dan anak."
    Ini adalah ucapan orang-orang dahulu dari para Imam semuanya , di dalamnya terdapat penjelasan jelas bahwa umat ini telah sepakat bahea siapa yang mencaci Ummul MUkminin 'Aisyah -radhiyallahu'anha- , serta menuduhnya dengan apa yang dituduhkan oleh para penuduh maka sesungguhnya dia telah kafir , di mana dia mendustakan allah, terhadap berita berlepas dirinya 'Aisyah  dari tuduhan tersebut, berikut kesuciannya -rodhiyaAllahhu'anha- ,dan sebagai hukumannya adalah dibunuh karena murtad dari agama Islam.
    Bahkan para Imam kaum Muslimin telah mengungkapkan bahwa  hanya sekedar mencaci para sahabat saja telah kafir. Mereka berdalil dengan firman Allah 'azzawajalla yang artinya :
" Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang - orang yang bersama dengan dia adalah  keras terhadap orang-orang kafir , tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya, tanda-tanda nereka nampak tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam injil , yaitu seperti  tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah  dia dan tegak lurus di atas pokoknya;  tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah menjanjikan  kepada orang-orang yang beriman dan mengamalkan amal yang sholeh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar," (QS. Al-Fath (48):29)
    Imam Malik ,dari ayat ini mengambil ishtinbath hukum akan kekafiran orang  orang yang mencaci para sahabat , dikarenakan para sahabat menjengkelkan mereka, dan siapa dijengkelkan oleh para sahabat maka dia kafir. Imam Syafi'i dan lainnyapun mnyetujuinya. (As-Showa'oqul Muhriqoh) [317], Tafsir Ibnu Katsir [4/204]
    JIka Imam Malik ,dan IMam Syafi'i -rahimahumallah- ,serta selain mereka dari para Imam -semoga Allah merahmati mereka- , mengungkapkan bahwa hanya sekedar membenci para sahabat adalah kekufuran, maka bagaimana pula dengan mengkafirkan mereka melaknat, mencaci, serta menuduh dengan perbuatan keji ?!!

    Ya Allah, atas nama-Mulah urusan Yasir yang keji itu, dan orang-orang yang mengikuti jalannya. Lumpuhkan tubuhnya dan bisukan lisanya. Jadikanlah dia berharap mati ,dan tidak menemuinya.
Ya Allah, tampakkanlah kepada kami  keajaiban kekuasaan-Mu pada dirinya.Turunkanlah kepadanya hukuman dan balasan yang tidak akan tertolak dari kaum pendosa...
Ya Allah kuasakanlah atasnya tentara-tentara langit dan bumi.. Ya Allah jadikanlah dia sebagai satu tanda, dan pelajaran bagi orang-orang  yang mengambil pelajaran. Azablah dia ya Allah sebagai Azab dari yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa...
Ya Allah potonglah tubuh-tubuhnya sepotong demi sepotong, dan janganlah Engkau mematikannya hingga dia merasakan azab setiap anggota tubuhnya...
Ya Allah, kami memohon kepadaMu untuk mengabulkan,
Ya Jabbar, Ya 'Azhim, Ya Qwiyyu, Ya ''Azizu, wahasbunallah, wani'mal wakil.

    Semoga selawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi MUhammad -shollallahu'alahiwasallam-, kepada seluruh keluarga beliau, terutama para Ummahatul mukminin, dan kepada seluruh para sahabat.


El-anshorie

Kelezatan Menuntut Ilmu

Written By Unknown on Sunday 13 April 2014 | Sunday, April 13, 2014

Jika seorang menuntut ilmu ikhlas karena Allah disertai tekad dan semangat, maka Allah akan karuniakan kepadanya kemudahan untuk melakukan amal-amal kebaikan. Jiwanya senantiasa tergerak untuk menyibukkan diri dengan kebaikan; sehingga jadilah orientasinya hanya pada berbuat kebajikan. Orang-orang yang mencari dunia; mereka merasakan kelezatan dengan dunianya..sedang mereka kelezatannya ada pada ilmu..

Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar-Ruhaily menceritakan sebuah kisah yang sangat menakjudkan :

Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah seorang ulama rabani. Beliau memiliki karya-karya yang amat bermanfaat dan fenomenal. Diantaranya adalah kitab
" Al-wasaailul Mufiidah lilhayatis Sa'iidah" . Sebuah kitab ringkas yang menerangkan tentang kiat-kiat meraih kebahagiaan yang hakiki. Ringkas namun sudah cukup untuk memaparkan relung-relung kebahagiaan yang dielukan setiap orang.

Tahukah Anda kapan beliau menulis kitab tersebut?
Beliau menulis kitab tersebut di kala beliau sakit..
Kala itu beliau dirawat di salah satu rumah sakit di Saudi Arabia, kemudian dipindahkan ke Lebanon untuk di rawat di sana. Dokter meminta beliau untuk istirahat yang cukup dan tidak menyibukkan diri dengan membaca dan menulis. Karena bila kurang istirahat, akan membahayakanbeliau.

Hingga sampailah berita bahwa beliau menyembuyikan kertas-kertas untuk menulis di bawah ranjang. Di saat Dokter beranjak pergi, beliau pun mengambil kertas-kertas tersebut, sampai tersusunlah sebuah karya yang luar biasa.. Tidaklah seorang membacanya dengan dengan keikhlasan dan kesungguhan melainkan akan mendapatkan manfaat. Mereka para ulama itu, benar-benar tidak menyia-nyiakan waktu walau barng sedikit..."

Tak kusangka... kitab yang dibahas oleh Syaikh Ibrahim beberapa bulan yang lalu..ternyata ditulis disaat Syaikh Abdurrahman As-sa'di terbaring sakit di rumah sakit..

Anggapan kita bahwa bahagia dan sakit merupakan dua kata yang nampak berlawanan, seperti mustahil bila buku tersebut ditulis di kala sakit. Anda yang pernah mengkaji kitab ini mungkin juga akan merasakan keheranan yang sama.
" masak sih ada orang sakit bahagia..sampe bisa nulis buku tentang kiat-kita meraih hidup bahagia ?"

Beliau lah Syaikh Abdurrahman As- Sa'di! Rahimahulloh yang menulis kitab tentang kiat-kiat meraih hidup bahagia itu dalam keadaan sakit. Kebahagiaan hakiki itu tidak mengenal sehat sakit, tidak pula mengenal kaya miskin. Kebahagiaan yang dirasakan dari relung hati.. Itulah kebahagiaan yang dirasakan oleh orang-orang yang syahwatnya ada pada ilmu.. Sehingga jadilah mereka ulama rabbani.

Aku teringat sebuah pesan indah dari Ibnul Qoyyim Rahimahullah,

" Barangsiapa yang kelezatan belajar ilmu dan semangatnya dalam menuntut ilmu tidak bisa mengalahkan kelezatan badan dan syahwatnya, maka dia tidak akan mencapai derajat ulama. Dan barangsiapa yang kelezatannya syahwatnya ada pada ilmu, maka diharapkan ia akan menjadi seorang ulama. "

( Faedah dari Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar-ruhaily Hafidzohullah )


 El Ansorie 

Cinta dan Benci

Cinta dan benci merupakan fitrah dan sifat yang dimiliki oleh semua orang, namun bagaimana kita meletakan cinta dan benci?  Berkata Ali RodhiyaAllahu anhu:

 Cintailah orang yang engkau cintai itu sekedarnya saja, sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang engkau benci, dan bencilah orang yang tidak engkau sukai itu sekedarnya saja sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang kamu cintai” (HR. Turmidzi)

  Hadits di atas adalah nasehat bagi kita, hendaknya kita mencintai seseorang dengan sekedarnya saja dan tidak berlebihan, karna orang yang cinta secara belebihan dia akan kehilangan akal sehatnya dan melakukan hal hal yang sangat memalukan. Penah ditanya Abu Zuhair Al madini: “Apakah cinta yang berlebihan itu?

Beliau menjawab: “Ialah kegilaan, kehinaan, dan menjadi penyakit bagi orang yang pandai. Seseorang yang sedang dimabuk cinta akan selalu tertuju kepada orang yang dicintai, sehingga pandanganya menjadi kabur dan pandanganya pun menjadi tertutup.” (Roudhotul muhibbin )

Oleh karna itu maka hendaknya kita mencintai seseorang dengan sekedarnya saja, dan tidak berlebihan. Aisyah RodhiyaAllhu anha pernah berkata kepada Abdurrohman karna beliau telah membenci orang yang dulu sangat dia cintai: “


يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها  .

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya." (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559) 

  Begitu juga dengan rasa benci, hendaknya kita membenci seseorang dengan sekedarnya saja, dan tidak berlibihan dalam membenci seseorang karna bisa jadi suatu saat nanti orang yang kita benci menjadi orang yang kita cintai. Kita membenci seseorang dan mencintainya kerna Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana sabda Rosulullah shollahu alaihi wasallam:


أَوْثَقُ عُرَى الْإِيْمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ 


“Tali iman yang paling kokoh adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah .” (HR. ath-Thabarani dalam al-Kabir no. 10531 dan 10537 dari sahabat Abdullah bin Mas’ud z, dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albani di dalam Shahih al-Jami’ no. 2537 dan ash-Shahihah no. 1728)
  Rasulullah shollahu alaihi wsallam bersabda:


ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّالِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Tiga hal yang barang siapa ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya dia akan merasakan manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya; dia mencintai seseorang dan tidak mencintainya melainkan karena Allah; dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dia darinya sebagaimana kebenciannya untuk dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Cinta dan benci merupakan tabiat manusia, namun cinta dan benci kita bisa bernilai ibadah ketika kita bisa menyalurkan keduanya karna Allah subhanahu wata’ala

Khandar Abu Ubaydillah Al Laitsy 

Riya' zaman modern

Written By Unknown on Saturday 12 April 2014 | Saturday, April 12, 2014


Teringat nasehat Syaikh Ibrahim ar-ruhaili beberapa waktu yang lalu,

"Saudaraku berhati-hati lah kalian dari riya' model baru, yang tidak pernah terjadi di zaman salaf dahulu. Yaitu seorang riya' dengan foto. Tatkala seorang melaksanakan umrah, berdoa atau sedang sholat kemudian difoto. Manakala bertemu dengan keluarga dan handai taulan ia berkata , "ini lho... foto saya waktu sholat di masjidil harom," ,"ini lho foto saya waktu thowaf.." ,"ini lho foto saya waktu berdoa..."

(Kemudian beliau melanjutkan)

"Alangkah ruginya , seorang melaksanakan umrah, datang dari negri yang jauh, dengan biayaya yg mahal, akan tetapi ia kembali ke rumahnya tanpa mendapat apa-apa disebabkan riya' yang ia lakukan. "

Saudaraku hati-hati pula dengan mengupload foto di fb . Jangan sampai pahala kita melayang sia-sia gara-gara foto yang kita upload di fb.

(Smg Allah mengkaruniakan kepada kita keikhlasan dalam setiap amal)


By:  El-.anshorie Achmad

Tak Sepantasnya

Written By Unknown on Thursday 10 April 2014 | Thursday, April 10, 2014

Seorang suami merupakan pemimpin dalam sebuah keluarga. Dia akan diminta pertanggung jawaban di hadapan Allah terhadap apa yang telah dipimpinnya. Pembahasan kali ini akan difokuskan pada seputar kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebagian suami terhadap istrinya. Beberapa kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengajari istri tentang Islam dan hukum-hukum syariatnya.
Banyak para istri yang dijumpai tidak mengetahui bagaimana shalat dengan benar, apa hukum-hukum yang berkaitan dengan haid dan nifas, dan bagaimana menjadi seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya secara islami. Sebaliknya justru banyak dijumpai para istri yang disibukkan dengan belajar membuat resep suatu masakan, dan bagaimana cara menghidangkan makanan karena memang suaminya menanyakan tentang hal itu kepadanya.
Akan tetapi bagaimana cara berwudhu yang benar, bagaimana cara sholat yang benar, tidak ditanyakan para suami kepada istrinya. Kepada para suami, sungguh di sana terdapat banyak cara dalam mengajari istri perkara-perkara agama. Diantaranya adalah memberi hadiah buku tentang Islam dan hukum hukumnya kemudian mengajaknya berdiskusi, memberi hadiah kaset ceramah kemudian mintalah agar meringkas apa yang disampaikan oleh penceramah, mengajak istri menghadiri kajian yang disampaikan seorang ustadz di masjid, menceritakan kepada istri isi khutbah jum'at kemudian mendiskusikannya, dan bisa juga menganjurkan istri untuk mendengarkan bacaan Al Quran dan mendalami maknanya.
2. Mencari-cari kesalahan dan kekurangan istri
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam telah melarang hal tersebut sebagaimana telah diriwayatkan oleh Jabir radhiallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang suami yang pulang dari bepergian mengetuk pintu keluarganya pada malam hari. Larangan tersebut karena dikhawatirkan ia akan mendapati istrinya dalam keadaan yang kurang menyenangkan. Demikian juga, hendaknya seorang suami bersabar dan memahami akan kekurangan yang ada pada istri seperti pada saat istri lambat dalam merespon perintah suami. Hendaknya juga jangan terlalu sering mengevaluasi istri, hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, "Berwasiatlah kalian kepada para wanita (istri) dengan kebaikan, karena mereka itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian yang paling atas. Bila engkau paksakan untuk meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya. Namun bila engkau biarkan begitu saja (tidak engkau luruskan) maka dia akan terus menerus bengkok. Karena itu berwasiatlah kalian kepada para wanita (istri) dengan kebaikan."
Dari hadits di atas ada beberapa pelajaran, yang di antaranya adalah:
a. Dianjurkan bersikap baik dan lemah lembut terhadap istri untuk menyenangkan hatinya
b. Mendidik wanita dengan sabar dan penuh rasa maaf atas ‘kebengkokan’ mereka. Siapa yang berupaya meluruskan mereka dengan cara yang kasar, tidak akan dapat mengambil manfaat apapun darinya. Padahal, setiap suami membutuhkan posisi seorang istri agar mendapatkan ketenangan hidup bersamanya dan membantu dalam kehidupannya.
c. Seakan-akan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, "Rasa nikmat hidup dengan istri tidak akan sempurna kecuali dengan bersabar terhadapnya." Dan satu manfaat lagi yang tidak boleh diabaikan adalah tidak pantas seorang suami menceraikan istrinya tanpa alasan yang jelas.
3. Berbuat dhalim dengan menjatuhkan hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan.
Sebagian suami melakukan perbuatan dholim kepada istri dengan memberikan hukuman kepada istri lebih berat dari kadar kesalahan yang dilakukannya. Di antara bentuk kedholiman itu adalah dengan menggunakan pukulan sebagai langkah pertama menasihati istri, padahal Allah telah berfirman, “Dan wanita-wanita yang kamu khawatirkan berbuat nusyuz, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.” (QS. An-Nisa': 34).
Oleh karena itu selayaknya menghukum istri terlebih dahulu adalah dengan nasihat, kemudian boikot, kemudian pukulan yang tidak keras. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketahuilah, berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri) karena mereka hanyalah tawanan di sisi (di tangan) kalian. Kalian tidak menguasai mereka sedikitpun kecuali hanya itu, terkecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Maka bila mereka melakukan hal itu, boikotlah mereka di tempat tidurnya dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras.”
Kemudian di antara bentuk kedholiman seorang suami kepada istri adalah, mengusir istri dari rumah tanpa alasan yang dibenarkan dalam islam, memukul wajah, menghina dan mencaci maki istri. Ada seorang laki laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Apa hak seorang istri atas suaminya?” Rasul menjawab, “Hendaklah engkau memberinya makan apabila engkau makan, memberi pakaian apabila engkau berpakaian, janganlah memukul wajah dan janganlah engkau hina, dan jangan engkau boikot kecuali di dalam rumah.”
4. Pelit dalam memberi nafkah
Sesungguhnya pemberian nafkah seorang suami kepada istri adalah kewajiban yang telah ditetapkan di dalam Al Quran, as Sunnah dan Ijma'. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “…dan kewajiban bagi seorang ayah untuk memberikan nafkah dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 233) 
 Apabila seorang istri diuji dengan suami yang pelit dan tidak mau memberikan nafkah yang menjadi haknya, dia dibolehkan untuk mengambil sebagian harta milik suami secukupnya walau tanpa sepengetahuan suami. Hindun binti 'Utbah berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah suami yang pelit, ia tidak memberiku nafkah yang dapat mencukupiku dan anakku terkecuali bila aku mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya.” Bersabdalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ambillah dari harta suamimu sekadar yang dapat mencukupimu dan mencukupi anakmu dengan cara yang ma’ruf.” (HR. Al-Bukhari no. 5364 dan Muslim no. 4452)
5. Terburu buru dan gampang mengucapkan kata cerai
Wahai para suami, sesungguhnya ikatan antara engkau dan istrimu adalah merupakan ikatan yang paling suci dan kuat, sebagaimana Allah swt telah berfirman;
"… Dan mereka (istri-istri kalian) telah mengambil dari kalian perjanjian yang kuat " (An Nisa; 21)
6. Kurangnya rasa cemburu
Di antara bentuk kurangnya rasa cemburu adalah seorang suami membiarkan istrinya bercampur baur dengan saudara iparnya atau saudara sepupu suami. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Hati-hati kalian dari masuk ke tempat para wanita.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu dengan ipar?” Beliau menjawab, “Ipar itu (ibarat) maut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Di antara bentuk kurangnya rasa cemburu adalah membiarkan istrinya pergi berduaan dengan sopir pribadi untuk berbelanja atau jalan-jalan, padahal berapa banyak bangunan rumah tangga yang runtuh sebagai hasil dari perbuatan maksiat seperti ini. Wallahu a’lam.


Sumber: http://majalahalibar.blogspot.com

Kita bersaudara .....

Written By Unknown on Wednesday 9 April 2014 | Wednesday, April 09, 2014

Baik yang Golput maupun Golhit tidak perlu lagi saling mencela dan saling menyalahkan. Permasalahan pemilu bukan ranah untuk saling mencela dan mejatuhkan, akan tetapi ranah untuk saling toleran dan menghargai. Untuk yang golhit semoga Allah membalas kebaikan atas ijtihad saudara sekalian. Begitu pula yang golput, semoga Allah membelas kebaikan atas ijtihad antum sekalian..

Beberapa bulan yang lalu Syaikh Dr. Abdurrahman As-Sudais ( Imam dan Khatib Masjidil Haram, Makkah) berkunjung ke Islamic University of Madinah, tepatnya di tanggal 27 Nov 2013. Seusai mengimami sholat dzuhur berjamaah di masjid Syaikh Ibnu Baz Rahimahullah (maskam UIM), beliau memberikan nasehat yang amat berharga di hadapan para mahasiswa.

Beliau mengatakan :

" Semakin bertambah ilmu seorang alim tentang Allah dan Rasul-Nya; semakin tahu agama Allah , maka semakin banyak manfaat yang ia tebarkan kepada hamba-hamba Allah Ta'ala lainnya. Akhlaqnya kepada sesama muslimin bahkan kepada non muslim akan semakin baik. Karena kewajiban kita adalah beragama sebagimana beragamanya Rasulullah shallallahualaihiwasallam.

Allah Ta'ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللّه يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِين

" Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali 'imran:159)

Nabi Shallahu'alaihiwasallam merupakan manusia yang paling baik akhlaqnya dan teladan terbaik untuk manusia. Oleh karena itu sudah sepantasnya para Tholibul 'ilmi untuk berakhlaq dengan akhlak yang baik. Sehingga manfaat yang ia sumbangsihkan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan diterima oleh umat..

Hendaknya pula bagi para Tholibul ilm untuk meniti manhaj pertengahan dan i'tidal dalam beragama. Allah ta'ala berfirman :

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيم

" Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (QS. Al-Baqoroh : 143)

Beliau melanjutkan :
" Hindarilah sikap belebih-lebihan. Seyogyanya bagi Tholibu ilm untuk memiliki hati yang selamat dari saling membenci , mendengki dan permusuhan antara satu sama lain.

Kenapa tidak..! Kitab kita satu... Sunnah Rasulillah adalah petunjuk kita, dan manhaj salafussholih jalan kita..

Sungguh amat disayangkan keadaan Thullabul ilmi hari ini. Mereka begitu mudah untuk saling bermusuhan disebabkan perkara ijtihadiyah. Mereka saling membid'ahkan dan saling menfasikkan (saling menjatuhkan) hanya karena berselisih dalam perkara ijtihadiyyah (sebagai contoh: persoalan nyoblos dalam pemilu, pent). 

  Dahulu Abu Bakr , Umar dan juga para imam kaum muslimin ; Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i , Imam Ahmad dan yang lainnya... mereka juga pernah berselisih dalam masalah ijtihadiyyah. Akan tetapi hati mereka tetap satu dan selamat dari sikap saling membenci dan tetap saling mencintai satu sama lain.
Sebagian dari mereka hari ini menyibukkan diri dengan mencari-cari aib orang lain. Ini merupakan sebiah kekeliruan.

Manusia mana yg tidak pernah tergelincir dalam kesalahan?! Manusia mana yang adanya baik saja..tanpa pernah salah.!! carilah udzur untuk saudaramu, terlebih dalam perkara ijtihadiyyah dan kembalikanlah kepada para Ahlul 'ilmi. Allah ta'ala berfirman :

وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS. an-Nisa:83)

Sehingga jika ada perselisihan dalam perkara ijtihadiyyah tidak menyebabkan hilangnya persaudaraan (ukhuwwah islamiyyah) dan tetap saling menjaga hak-hak seorang mukmin."
....

El Anshorie 9 Jumadats Tsani 1435

Siapakah Teroris ???



Oleh: Khandar Abu Ubaidillah Al– Laitsy
             

“Teroris” kata ini mungkin begitu menakutkan bagi kita, namun sebenarnya siapakah mereka?? Dan bagaimanakah mereka dalam pandangn kacamata islam?... Sebenarnya pemikiran atau idiologi teroris sudah ada sejak zaman para shahabat Rosulullah shollahu alaihi wassalam, dan Rosulullah pun telah memberikan kabar kepada para shahabatnya tentang kemunculanya mereka di akhir zaman ini, sebagaimana sabda Rosulullah shollahu alaihi wassalam  


”Nanti pada akhir zaman akan muncul kaum mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melebihi kerongkongan, mereka memecah Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya, dan mereka akan terus bermunculan sehingga keluar yang terakhir daripada mereka bersama Dajjal, maka jika kamu berjumpa dengan mereka, maka perangilah sebab mereka itu seburuk-buruk makhluk dan seburuk-buruk khalifah. ” ( Sunan Nasai/4108, Sunan Ahmad/19783 ) 


Yang dimaksud mereka membaca Al Qur’an tetapi tidak sampai kerongkongan adalah mereka membaca Al Qur’an namun mereka tidak mempelajari Al Qur’an dengan benar, dan mereka tidak mau belajar dengan para ulama, mereka menafsirkan Al Qur’an hanya dengan akal mereka semata, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus yang telah di ajarkan Rosulullah kepada para shahabatnya. 


Di dalam kaca mata islam teroris disebut juga khowarij, dan mereka mempunyai ideology yang sangat berbahaya bagi umat ini. Bahkan ada diantara mereka yang sampai menghalalkan darah kaum muslimin, mereka mempebolehkan membunuh kaum mslimin bahkan mereka sampai mengkafirkan pemerintah kita. Sehingga mereka melakukan bemberontakan kepada pemerintah, dengan alasan mereka berjihad di jalan Allah subhanahu  wata’ala, demi Allah mereka telah berdusta atas nama Islam.

Mereka mudah dalam mengkafirkan kaum muslimin.

Dalam sebuah hadits di sebutkan bahwa khowarij atau biasa kita sebut dengan teroris mereka paling gemar menkafirkan kaum muslimin, 

 Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kamu adalah seseorang yang membaca Alquran, sehingga apabila telah diperlihatkan kepadanya keindahannya dan tadinya ia adalah pembela Islam, tiba-tiba ia lepas dari Islam dan melemparkan (Alquran) ke belakangnya, dan mendatangi tetangganya dengan membawa pedang dan menuduhnya dengan kesyirikan.” Aku berkata (periwayat hadis ed.), “Wahai Nabi Allah, siapakah yang lebih layak kepada kesyirikan, yang dituduh atau yang menuduh?” Beliau menjawab, “Yang menuduh (lebih layak).” (HR. Al Bazzar) dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Silsilah Shahihah no 3201. 


Ciri ini sangat nampak sekali pada teroris di zaman sekarang, mereka mudah sekali mengkafrikan kaum muslimin, bahkan mereka secara terang terangan memancangka permusuhan dan peperang kepada pemerintah.

Mereka keluar dari ketaaatan kepada pemerintah kaum muslimin

Mereka adalah para pemberontak Pemerintah yang sah di negeri ini, bahkan pemerintah mereka jadikan musuh bebuyutan mereka. padahal perbuatan tersebut telah Rosulullah larang meskipun


pemerintah kita tidak berhukum dengan Al Qur’an dan sunnah sebagaimana hadits berikut; Dari Hudzaifah bin Yaman berkata : Rasulullah Shollahu alaihi wasallam bersabda: “Akan ada sepeninggalku nanti para pemimpin yang tidak mengambil petunjukku, dan tidak mengambil sunnah dengan sunnahku. Akan muncul (pula) ditengah-tengah kalian orang-orang (dikalangan penguasa) yang hatinya adalah hati syaithan dalam wujud manusia. Aku (Hudzaifah) bertanya : Apa yang harus saya perbuat jika aku mendapatinya? Beliau bersabda : (Hendaknya) kalian mendengar dan taat kepada amir, meskipun dia memukul punggungmu dan merampas hartamu. (Hadits shahih riwayat Muslim dalam Shahihnya no. 1847 (52). 

Hadits diatas adalah dalil wajibnya bagi kita untuk taat kepada pemerintah meskipun mereka tidak mengambil hukum dari Al Qur’an dan sunnah Rosulullah shollallahu alaihi wassalam, Imam Al Barbahari berkata : “Setiap orang yang memberontak kepada imam (pemerintah) kaum Muslimin adalah Khawarij. Dan berarti dia telah memecah kesatuan kaum Muslimin dan menentang sunnah. Dan matinya seperti mati jahiliyah.” (Syarhus Sunnah karya Imam Al Barbahari, tahqiq Abu Yasir Khalid Ar Raddadi halaman 78).Al-lmam Asy-Syahrastani rahimahullah (w. 548 H) dalam kitabnya Al-Milal wan Nihal  (I/132) menegaskan:"Setiap orang yang memberontak kepada imam (penguasa) yang sah dan telah disepakati kaum muslimin maka dia disebut sebagai khawarij. Sama saja, apakah dia memberontak pada masa shahabat kepada Al-A'immah (Al-Khulafa') Ar-Rasyidm, atau setelah mereka pada masa tabi'in maupun (pemberontakan) terhadap para imam (penguasa) di setiap zaman." Oleh karna itu saya katakana para teroris mereka adalah para pendusta atas nama agama, dan ajaran mereka adalah ajaran yang sesat dan menyesatkat.

Teroris beranggapan bahwa orang yang duduk di kursi pemerintahan adalah orang yang kafir dan wajib diperangi dengan berdalilkan ayat sebagai berikut: 

barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan maka mereka adalah orang yang kafir” (QS Al maidah). 


Namu hujjah atau dalil ini telah di bantah oleh Shahabat Rosulullah shollallahu alaihi wassalam yaitu ibnu Abbas rodhiyallahu anhu bahwa beliau berkata yang dimaksud dengan kafir di dalam ayat ini adalah kufrun duna kufrin yaitu kekafiran yang bukan kekafiran tau kafi kecil yang tidak sampai mengeluarkan seseorang dari islam. Bersambung .........



Bagaimana Cara Khusyuk dalam Sholat????

Written By Unknown on Monday 7 April 2014 | Monday, April 07, 2014

Banyak keluhan mengenai susahnya meraih kekhusyu'an ketika sholat. Setiapkali sholat, selalu ada bisikan atau fikiran-fikiran yang mengganggu.
Apa gerangan penyebabnya ? dan bagaimana solusinya ?
Mari kita simak pemaparan Ibnul Qoyyim berikut :
إنما يقوى العبد على حضوره في الصلاة واشتغاله فيها بربه عز وجل إذا قهر شهوته وهواه، وإلا فقلب قد قهرته الشهوة وأسره الهوى، ووجد الشيطان فيه مقعدا تمكن فيه، كيف
!يخلص من الوساوس والأفكار ؟

" Kemampuan seorang hamba dalam menghadirkan hati serta menyibukkan hati dengan Rabbnya 'Azzawajalla di saat ia sholat, akan bisa diraih bila ia mengekang hawa nafsu dan syahwatnya. Bila tidak... maka hati akan dikuasi oleh syahwat dan dikendalikan oleh nafsu, setanpun mendapatkan tempat tinggal di dalam hati tersebut. Bila keadaannya sudah demikian, maka bagaimana mungkin ia akan terhindar dari bisikan-bisikan serta fikiran-fikiran yang mengganggu ( di saat ia sholat) ?!"
[ Al wabil ash shoyyib min al kalam at thoyyib, hal: 62]

Ibnul Qoyyim Rahimahullah menjelaskan bahwa sebab susahnya meraih kekyusu'an di dalam sholat adalah karena jiwa yang telah dikuasai oleh syahwat dan dikendalikan oleh hawa nafsu. Sehingga tindak tandukknya mengikuti syahwat dan hawa nafsunya.
Solusinya adalah dengan berusaha keras mengekang syahwat dan hawa nafsu. Di saat seorang telah berhasil mengalahkan syahwat dan hawa nafsunya, saat itulah ia akan mudah meraih kekyusu'an serta keledzatan di dalam sholatnya.


El Anshorie 8 Jumadats Tsani 1435

Bahasa Penduduk Surga.

Syaikh Ibrahim bin Amir Ar-Ruhalili hafidzohullah saat ditanya tentang bahasa yg digunakan penduduk surga, beliau menjawab :

'' Bukanlah perkara penting utk mempertanyakan pertanyaan semacam ini. Akan tetapi hendaknya bertanya tentang ; amalan apa yg bisa memasukkan ke dalam surga? . Para sahabat -radhiyallahu'anhum- mereka tidak pernah mempertanyakan permasalahan ini . Akan tetapi mereka menyibukkan diri untuk mengetahui amalah2 apa yg bisa memasukkan seorang ke dalam surga,

dan Allah 'azzawajalla berfirman :

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنْ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
( سورة آل عمران الآية : 185 )

'' Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
[QS. Ali-Imran:185)

[faedah majlis Syaikh Ibrahim bin Amir Ar-Ruhalili]


El Anshorie

BERSIKAPLAH LEMAH LEMBUT

Rasulullah shallallahualaihiwasallam pernah bersabda:

" Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah ia hilang dari sesuatu melainkan akan memperburuknya." (HR. Ahmad)

Jadi sikap lemah lembut itu ditunut dalam setiap keadaan, baik dalam tarbiyyah , dakwah,begitu juga dalam beramar ma'ruf nahi minkar.
Sebagian orang salah presepsi , bahwa mengingkari kemungkaran itu harus dengan sikap keras. Bolehlah jika memang pada tempatnya. Akan tetapi tidak semua kemungkaran harus kita sikapi dengan sikap keras. Melarang kemungkaran bisa pula dengan tutur kata yg baik atau dengan arahan yg santun. Terkadang Nabi Shallallahualaihiwasallam mengingkari suatu kemungkaran dg tersenyum walau sejatinya beliau tidak ridho dg kemungkaran tersebut. Sehingga para sahabat tahu , bahwa beliau tidak ridho dengan perbuatan tersebut. Oleh karenanya , sikap lemah lembut itu dituntut dalam beramar ma'ruf nahi mungkar.

Adapula sebagian orang, manakala diajak untuk berlemah lembut dalam mengingkari kemungkaran, dia justeru menyela," Sudah karakter saya memiliki sikap keras, jadi jika melihat kemungkaran otomatis saya sikapi keras ". Ketahuilah bahwa Ini bukanlah suatu kelebihan , akan tetapi ini kekurangan yang harus diperbaiki, bukan pula sesuatu yg layak dibanggakan. Ini pertanda tidak adanya taufiq yg layak kita bersedih dg keadaan seperti ini.

Lihatlah Nabi kita shallallahualaihiwasallam, saat seorang pemuda datang kepada beliau untuk meminta izin berzina , lalu Nabi shallallahualaihiwasallam katakan kepada pemuda itu ; 

 "Apakah anda ridho jika itu terjadi pada ibumu..?! apakah anda ridho jika itu terjadi pada saudari perempuanmu..?! ,"

lalu pemuda itu pun ridho dg jawban Rasulullah dan kembali ke rumahnya dalan keadaan hati yg penuh iman. Seandainya ini terjadi pada kita; datang kepada anda seorang pemuda yg ingin minta izin zina, " Wahai Fulan , izinkan saya berzina..! mungkin sebagian kita akan berkata,"gila kamu ya..minta izin kog utk zina!! ente minkir ngga sih.!!".
Namun berbeda keadaannya dg sikap Rasulullah shallahualaihiwam di atas, seorang Rasul yg amiin dan sauritauladan yg baik.

( Catatan ngaji bersama Syekh Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily hafizohullah )


El- Anshorie

Sponsor

Popular Posts

free counters

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nidaaul-haq - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger