“Shahabat” Shahabat itu bukan sekedar tentang Aku, atau hanya tentang kamu.. Tapi di dalam sebuah kisah pershahabatan selalu ada tentang aku dan kamu, tentang Kita. Bukan pershahabatan biasa, pershahabatan yang semu yang aku inginkan kehadiranya diantara kita, Namun…. Hanya rasa untuk saling menghargai sesama dan mengerti arti sebuah pershahabatan yang seutuh dan sesungguhnya.
Aku hanya menginginkan kebahagiaan atas semua yang kau harapkan, dengan ataupun tanpaku… Aku tak pernah menginginkan kau melihat salah satu dari sisi buruk atau baikku, karena itu akan memudarkan tinta-tinta kenangan kita dan mempertebal kesalahan akan masalah yang telah lalu. Dan aku tak pernah membuatmu menjadi dan merasa istimewa, akan tetapi aku hanya mengingatkanmu bahwa kamulah yang istimewa untuku….
Pershahabatan yang aku tahu selama ini adalah pershahabatan yang tak termakan waktu… pershahabatan yang saling menguatkan meski tak harus saling memiliki, karna shahabat bukanlah ikatan pertemanan antara raga kita, namun keterikatan atas hati nurani kita.Perbedaan di antara kita yang semula sebenarnya indah… Karna perbedaanlah yang saling melengkapi kita satu sama lain. Karna kita itu satu, satu untuk bersama kita.
Cobaan yang kita lalui bersama dan kita selesaikan bersama tak menjadi beban, karena kekuatan yang saling menyayangi antara kita. Kuatnya rasa saling melindungi sesama saling menjaga kebersamaan antara kita. Kalaulah kesusahan ibarat hujan dan kesenangan ibarat matahari maka kita butuh keduanya untuk melihat indahnya pelangi.
Jika pershahabatan itu Tuhanlah yang meridhoinya, jangan kau putuskan semua lembaran ini.. Karena kami masih menginginkan kebersamaan ini selama kami mampu. Karena kami menjalaninya karena Allah yang maha kuasa. Pershabatan bukan sekedar di dunia yang akan pudar setelah kita meninggal dunia, namun pershahabatan kita juga akan kekal di akhirat setelah kita meninggal kelak. Karna Allah kita menjalani pershahabat ini, dan karnaNya pula kita bertemu dan berpisah. meski kita terpisah namun kita tetap satu, satu tujuan dan harapan kita.
Lembaran-lembaran kenangan yang indah yang pernah kita ukir, yakinlah itu bukan hanya sebuah kenangan biasa, tetapi itu adalah sebuah kenangan yang sangat berharga untukmu dan untuku.
Pershahabatan menurut pandangan Islam
Dalam pandangan islam pershahabatan sangat dianjurkan, bahkan Allah subhanahu wata’ala memberikan pahala khusus bagi orang yang bershahabat karna Allah subhanahu wata’ala, mereka bertemu dan berpisah karna Allah subhanahu wata’la. Dalam sebuah hadits Allah akan menaungi orang yang bershahabat karnaNya, Rosulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: “Ada tujuh golongan orang yang akan di naungi Allah dimana ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah subhanahu wata’ala: yaitu Imam yang adil. Seorang pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah. Seorang lelaki yang hatinya bergantung kepada masjid. Dua orang lalaki yang bershahabat karna Allah mereka bertemu karna Allah
dan berpisah karna Allah. Seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan namun dia berkata: “Saya takut kepada Allah. Seorang lelaki yang bersedekah dan dia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangin kirinya tidak mengetahuinya. Seorang lelaki yang berdzikir kepada Allah dengan menyendiri lalu berlinang air matanya.(HR. Bukhori dan muslim).
Dalam sebuah peshahabatan hendaknya kita memilih shahabat yang baik
Dalam mencari shahabat atau teman hendaklah kita mencari teman yang baik, karna shahabat yang baik adalah cerminan dari diri kita sebagaimana sabda Rosulullah shollallahu alaihi wassalam: Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927) Begitulah Rosulullah menerangkan karna sangat besar pengaruh shahabat bagi seseorang. Hadits ini juga merupakan anjuran bagi kita untuk mencari shahabat yang baik, karna shahabat yang baik bagaikan seorang penjual minyak wangi dan shahabat yang buruk bagaikan seorang tukang besi. Sebagaimana yang dejelaskan oleh Rosulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim “Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)
Kita akan menyesal karna berteman dengan orang yang buruk
Shahabat yang buruk akan menjadi musuh kita di akhirat kelak dan kita akan menyesal berteman dengan orang yang buruk sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala: “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al Furqan: 27-29). Allah menceritakan dalam kitabNya Al Qur’an tentang penyesalan orang-orang yang dholim dikarnakan meraka salah dalam memilih seorang teman dekat atau shahabat, maka hendaklah kita memilah dan memilih seorang teman yang baik untuk kita jadikan shahabat kita, jangan sampai kita menyesal di kemuduan hari karna terpengaruh oleh teman yang buruk.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !