1.
Mengafirkan kaum muslimin
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ رَجُلاً قَرَأَ الْقُرْآنَ حَتَّى
إِذَا رُئِيَتْ بَهْجَتُهُ عَلَيْهِ وَكَانَ رِدْءًا لِلْإِسْلاَمِ
انْسَلَخَ مِنْهُ وَنَبَذَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ وَسَعَى عَلَى جَارِهِ بِالسَّيْفِ
وَرَمَاهُ بِالشِّرْكِ ، قَالَ : قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ ، أَيُّهُمَا أَوْلَى
بِالشِّرْكِ الْمَرْمِيُّ أَوِ الرَّامِي ، قَالَ : بَلِ الرَّامِي
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kamu adalah seseorang yang
membaca Alquran, sehingga apabila telah diperlihatkan kepadanya keindahannya
dan tadinya ia adalah pembela Islam, tiba-tiba ia lepas dari Islam dan
melemparkan (Alquran) ke belakangnya, dan mendatangi tetangganya dengan membawa
pedang dan menuduhnya dengan kesyirikan.” Aku berkata (periwayat hadis ed.),
“Wahai Nabi Allah, siapakah yang lebih layak kepada kesyirikan, yang dituduh
atau yang menuduh?” Beliau menjawab, “Yang menuduh (lebih layak).” (HR.
Al Bazzar) dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Silsilah Shahihah no 3201.
Yah inilah sifat mereka sibuk mengkafirkan kaum muslimin, sedangkan mereka
lalai dari menuntut ilmu dari para ulama yang sudah mumpuni ilmu mereka.
Sehingga mereka jauh dari jalan para salaf us sholih.
2. Keluar dari ketaatan kepada pemerintah
Al-lmam
Asy-Syahrastani rahimahullah (w. 548 H) dalam kitabnya Al-Milal wan Nihal
(I/132) menegaskan:
"Setiap orang yang memberontak kepada imam (penguasa) yang sah dan telah disepakati kaum muslimin maka dia disebut sebagai khawarij. Sama saja, apakah dia memberontak pada masa shahabat kepada Al-A'immah (Al-Khulafa') Ar-Rasyidm, atau setelah mereka pada masa tabi'in maupun (pemberontakan) terhadap para imam (penguasa) di setiap zaman."
"Setiap orang yang memberontak kepada imam (penguasa) yang sah dan telah disepakati kaum muslimin maka dia disebut sebagai khawarij. Sama saja, apakah dia memberontak pada masa shahabat kepada Al-A'immah (Al-Khulafa') Ar-Rasyidm, atau setelah mereka pada masa tabi'in maupun (pemberontakan) terhadap para imam (penguasa) di setiap zaman."
Imam Al
Barbahari berkata : “Setiap orang yang memberontak kepada imam (pemerintah)
kaum Muslimin adalah Khawarij. Dan berarti dia telah memecah kesatuan kaum
Muslimin dan menentang sunnah. Dan matinya seperti mati jahiliyah.” (Syarhus
Sunnah karya Imam Al Barbahari, tahqiq Abu Yasir Khalid Ar Raddadi halam
an 78)
3. Menghalalkan darah kaum muslimin
Mereka suka mengkafirkan kaum muslimin yang berdosa besar. Bahkan mereka berani membunuh kaum muslimin dengan alasan jihad,
3. Menghalalkan darah kaum muslimin
Mereka suka mengkafirkan kaum muslimin yang berdosa besar. Bahkan mereka berani membunuh kaum muslimin dengan alasan jihad,
4. Jahil Terhadap Fiqih dan Syari’at islam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Mereka membaca Al Qur’an tapi tidak melewati kerongkongan mereka.” (HR. Bukhari nomor 3610 dan Muslim nomor 4351)
Mereka Adalah Orang Yang Muda dan Buruk Pemahamannya
Rasulullah bersabda:
سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَمَانِ، أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَاهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يُقُوْلُوْنَ مِنْ قَوْلِ خَيْرِ الْبَرِِيَّةِ لاَ يُجَاوِزُ إِيْمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، فَأَيْنَمَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَ
(رواه البخاري ومسلم)
Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda umurnya tapi bodoh pemikirannya. Mereka berbicara seperti perkataan manusia yang paling baik. Keimanan mereka tidak melewati kerongkongannya, mereka keluar dari agama ini seperti keluarnya anak panah dari buruannya. Di mana saja kalian temui mereka, bunuhlah mereka. Sesungguhnya membunuh mereka akan mendapatkan pahal pada hari kiamat. (HR. Muslim)
Mereka
adalah orang yang bodoh pemikiran mereka, yaitu mereka tidak mau merujuk kepada
pemahaman para salafus sholih, mereka berbicara seperti perkataan manusia yang
paling baik, mereka menggunakan ayat ayat Al qur’an sebagai dalil dalil bagi
mereka, namun pemahaman mereka menyimpang dari maksud ayat tersebut, dan mereka
sering menggunakan ayat ayat untuk orang kafir akan tetapi ditudingkan kepada
kaum muslimin.
5.memusuhi ahlu sunnah dan menggelarinya dengan murji’ah
Al-Imam Ishaq bin Rahuwiyah berkata ; Suatu saat Abdullah bin Mubarok datang ke kota Ray maka berdiri menghampirinya seorang dari ahli ibadah –dugaan terkuat dia ini mengikuti pemikiran Khawarij- dia berkata kepada Abdullah bin Mubarok rahimahullah : “Wahai Abu Abdirrahman apa pendapatmu tentang orang yang berzina, mencuri, dan minum khamr?” Abdullah bin Mubarok berkata : “Aku tidak mengeluarkannya dari keimanan”. Orang tersebut berkata ; “Wahai Abu Abdirrahman dalam usia setua ini engkau menjadi Murji’ah?!, Abdullah bin Mubarok berkata : “Orang-orang Murji’ah tidak setuju dengan kami, mereka mengatakan : Amalan-amalan kami diterima dan dosa-dosa kami diampuni, dan seandainya aku tahu bahwa satu amalan baikku diterima maka aku akan mempersaksikan bahwa diriku di surga”. [Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Utsman Ash-Shobuni dalam Aqidah Salaf Ashhabul Hadits hlm. 84 dengan sanad yang shohih]
Berkata Imam Ahmad rahimahullahu,
وأما الخوارج فإنهم يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة وكذبت الخوارج في قولهم بل هم المرجئة يزعمون أنهم على إيمان وحق دون الناس ومن خالفهم كافر
“Dan adapun Khawarij, sesungguhnya mereka suka menuduh Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah !!, dan dusta lah Khawarij dalam ucapannya itu, bahkan sebenarnya mereka lah yang Murji’ah, mereka mengklaim sesungguhnya hanya mereka yang diatas keimanan
5.memusuhi ahlu sunnah dan menggelarinya dengan murji’ah
Al-Imam Ishaq bin Rahuwiyah berkata ; Suatu saat Abdullah bin Mubarok datang ke kota Ray maka berdiri menghampirinya seorang dari ahli ibadah –dugaan terkuat dia ini mengikuti pemikiran Khawarij- dia berkata kepada Abdullah bin Mubarok rahimahullah : “Wahai Abu Abdirrahman apa pendapatmu tentang orang yang berzina, mencuri, dan minum khamr?” Abdullah bin Mubarok berkata : “Aku tidak mengeluarkannya dari keimanan”. Orang tersebut berkata ; “Wahai Abu Abdirrahman dalam usia setua ini engkau menjadi Murji’ah?!, Abdullah bin Mubarok berkata : “Orang-orang Murji’ah tidak setuju dengan kami, mereka mengatakan : Amalan-amalan kami diterima dan dosa-dosa kami diampuni, dan seandainya aku tahu bahwa satu amalan baikku diterima maka aku akan mempersaksikan bahwa diriku di surga”. [Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Utsman Ash-Shobuni dalam Aqidah Salaf Ashhabul Hadits hlm. 84 dengan sanad yang shohih]
Berkata Imam Ahmad rahimahullahu,
وأما الخوارج فإنهم يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة وكذبت الخوارج في قولهم بل هم المرجئة يزعمون أنهم على إيمان وحق دون الناس ومن خالفهم كافر
“Dan adapun Khawarij, sesungguhnya mereka suka menuduh Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah !!, dan dusta lah Khawarij dalam ucapannya itu, bahkan sebenarnya mereka lah yang Murji’ah, mereka mengklaim sesungguhnya hanya mereka yang diatas keimanan
dan
kebenaran, sedangkan manusia yang lain tidak, dan mereka mengkafirkan siapa
saja yang menyelisihi mereka”. (Thabaqat Al-Hanabilah 1/36).
Yah ,,,
khowarij pada zaman ini sering menuduh Ahlusunnah Wal Jama’ah dengan murji’ah,
dan ini adalah warisan dari nenek moyang mereka dari zaman dahulu.
6. Mereka suka mencela para ulama dan tidak mau belajar dengan para ulama
Khowarij sering mencela para ulama kibar pada zaman ini seperti Syekh Al albani, Syekh Bin baz, Syekh Ustaimin dll. Dan ini adalah warisan nenek moyang mereka yang sering mencela para sahabat, bukanya mereka mengambil ilmu dari mereka, akan tetapi malah mencelanya.
dll..
6. Mereka suka mencela para ulama dan tidak mau belajar dengan para ulama
Khowarij sering mencela para ulama kibar pada zaman ini seperti Syekh Al albani, Syekh Bin baz, Syekh Ustaimin dll. Dan ini adalah warisan nenek moyang mereka yang sering mencela para sahabat, bukanya mereka mengambil ilmu dari mereka, akan tetapi malah mencelanya.
dll..
Kaum Khawarij ini akan tetap ada hingga datang masa keluarnya Dajjal.
Dalam hadits Abu Barzah riwayat An-Nasa’i disebutkan:
يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ كَأَنَّ هَذَا مِنْهُمْ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ اْلإِسْلاَمِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ لاَ يَزَالُونَ يَخْرُجُونَ حَتَّى يَخْرُجَ آخِرُهُمْ مَعَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيقَةِ
Akan muncul di akhir zaman nanti suatu kaum, sepertinya orang ini (gembong khawarij Dzul Khuwaisirah) termasuk kelompok mereka, yang membaca Al-Qur’an akan tetapi tidak melewati tenggorokan mereka (tidak memahaminya). Mereka telah keluar dari Islam sebagaimana anak panah melesat dari busurnya. Ciri-ciri mereka adalah menggundul kepala. Mereka akan tetap muncul hingga akhir zaman bersama Dajjal. Apabila kalian menemui mereka, perangilah! Mereka adalah seburuk-buruk makhluk bentuk maupun perangainya.
Mereka adalah seburuk buruk makhluk Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam mengecam keras Khawarij dalam hadis-hadisnya, Abu Ghalib
berkata,
رَأَى أَبُو أُمَامَةَ رُءُوسًا مَنْصُوبَةً عَلَى دَرَجِ مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَقَالَ أَبُو أُمَامَةَ كِلَابُ النَّارِ شَرُّ قَتْلَى تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ خَيْرُ قَتْلَى مَنْ قَتَلُوهُ ثُمَّ قَرَأَ { يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ
قُلْتُ لِأَبِي أُمَامَةَ أَنْتَ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ لَمْ أَسْمَعْهُ إِلَّا مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا حَتَّى عَدَّ سَبْعًا مَا حَدَّثْتُكُمُوهُ.
“Abu Umamah melihat kepala-kepala (kaum Khawarij) yang dipancangkan di jalan Masjid Damaskus, Abu Umamah berkata, “Anjing-anjing neraka, seburuk-buruknya orang yang terbunuh di kolong langit, dan sebaik-baiknya yang dibunuh adalah orang yang dibunuh oleh mereka (Khawarij), kemudian beliau membaca Ayat, “Pada hari wajah-wajah menjadi putih dan wajah-wajah lain menjadi hitam..” Sampai akhir ayat.
Aku berkata kepada Abu Umamah, “Engkau mendengarnya dari Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Aku mendengarnya sekali, dua kali, tiga kali, empat kali sampai tujuh kali. Bila aku tidak mendengarnya, aku tidak akan menyampaikannya kepada kamu.” (HR. At Tirmidzi).
رَأَى أَبُو أُمَامَةَ رُءُوسًا مَنْصُوبَةً عَلَى دَرَجِ مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَقَالَ أَبُو أُمَامَةَ كِلَابُ النَّارِ شَرُّ قَتْلَى تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ خَيْرُ قَتْلَى مَنْ قَتَلُوهُ ثُمَّ قَرَأَ { يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ
قُلْتُ لِأَبِي أُمَامَةَ أَنْتَ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ لَمْ أَسْمَعْهُ إِلَّا مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا حَتَّى عَدَّ سَبْعًا مَا حَدَّثْتُكُمُوهُ.
“Abu Umamah melihat kepala-kepala (kaum Khawarij) yang dipancangkan di jalan Masjid Damaskus, Abu Umamah berkata, “Anjing-anjing neraka, seburuk-buruknya orang yang terbunuh di kolong langit, dan sebaik-baiknya yang dibunuh adalah orang yang dibunuh oleh mereka (Khawarij), kemudian beliau membaca Ayat, “Pada hari wajah-wajah menjadi putih dan wajah-wajah lain menjadi hitam..” Sampai akhir ayat.
Aku berkata kepada Abu Umamah, “Engkau mendengarnya dari Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Aku mendengarnya sekali, dua kali, tiga kali, empat kali sampai tujuh kali. Bila aku tidak mendengarnya, aku tidak akan menyampaikannya kepada kamu.” (HR. At Tirmidzi).