August 2012 - Nidaaul-haq
Headlines News :

:: 'Abdul Ghani Al-Bimawi Al-Jawi ::

Written By Unknown on Sunday 26 August 2012 | Sunday, August 26, 2012


Oleh: Firman hidayat

Pendatang di Tanah Haram. Lahir di negeri asalnya, Bima NTB. Mengenai di tahun berapa Al-Bimawi dilahirkan, tidak ada keterangan yang meyakinkan atau bahkan tidak ada ketarangan sama sekali dari para muarrikh yang menyajikan biografi Syaikh Al-Bimawi. Al-'Allamah 'Abdussattar Ad-Dahlawi As-Salafi, misalnya, tidak menyebutkan sama sekali di tahun berapa Al-Bima

wi dilahirkan. Demikian pula dengan penulis Nasyr An-Nur wa Az-Zuhar, Syaikh 'Abdullah Mirdad Abul Khair, ia tidak mencatat tahun kelahiran Syaikh Al-Bimawi. Tapi yang jelas, Al-Bimawi dilahirkan di paruh abad ke-13 H.
'Abdul Ghani Bima kecil melawat ke Makkah dan belajar dari para ulama di sana seperti Al-'Allamah As-Sayyid Muhammad Al-Marzuqi dan saudaranya, Sayyid Ahmaq Al-Marzuqi -penulis 'Aqidatul 'Awwam-, Muhammad Sa'id Al-Qudsi -mufti madzhab syafi'i-, dan Al-'Allamah 'Utsman Ad-Dimyathi. Al-Bimawi banyak mengambil faidah dari para ulama ini.

Syaikh 'Abdul Ghani Al-Bimawi telah 'meluluskan' mayoritas ulama Jawa seperti Syaikh Ahmad Khathib bin 'Abdul Ghaffar As-Sambasi, Syaikh Muhammad Nawawi bin 'Umar Al-Bantani, pemilik karya-karya ilmiah seperti Tafsir Muroh Labid / At-Tafsir Al-Munir li Ma'alimit Tanzil, yang juga pendapat anugrah berupa gelar 'Sayyid Ulamail Hijaz' dari Negeri Taimur, sebagaimana yang dicatat oleh Ustadz Khairuddin Az-Zirikli [Az-Zarkali] dalam kamus tarajimnya, Al-A'lam. Al-Bimawi senantiasa menyibukkan diri dengan mengajar, ibadah & menulis sampai Allah datang ketetapan pada tahun 1270-an H di Makkah. Dan dimakamkan di Ma'la.

Di tengah kesibukannya di Makkah, Al-Bimawi ternyata tidak lantas melupakan negeri asalnya. Ia menyempatkan diri untuk mengadakan perjalan ke Jawa dan tinggal di sana beberapa waktu.

Sebenarnya ada keterangan lebih lengkap lagi dari perjalanan Al-Bimawi, yaitu dalam 'Ensiklopedi Ulama Nusantara', akan tetapi buku ini banyak diwarnai dengan dugaan-dugaan yang tidak jelas kebenarannya. Lebih jauh, penulis buku ini tidak menyebutkan refrensi satu pun.

Oleh karena itu, untuk sementara keterangan perjalanan Syaikh Al-Bimawi saya cukupkan sampai di sini dulu. Allahu Ta'ala a'lam

Catatan:
Dalam sejarah sebelum Indonesia memerdekakan diri, istilah ' Negeri Jawa' disematkan tidak saja Pulau Jawa yang ada sekarang, namun lebih luas dari itu. 'Jawa' di kala itu, mencakup semua negeri-negeri di Asia Tenggara. Seperti halnya juga dengan istilah 'Nusantara' & 'Melayu'. Kenyataan ini sama persis dengan istilah 'Syam' di Timur Tengah yang dahulu mencakup beberapa negara seperti Palestina, Mesir, Suria dll. Allahua'lam.

Refrensi:
1. Faidhul Malikil Wahhabil Muta'ali bi Anba'i Awail Qarn Ats-Tsalits 'Asyar wa At-Tawali karya 'Abdussattar bin 'Abdul Wahhab Ad-Dahlawi (1286-1355 H)
2. Al-Mukhtashar Min Nasyr An-Nur wa Az-Zuhar hal. 262 karya 'Abdullah Mirdad Abul Khair (wafat 1343)
3. Ensiklopedi Ulama Nusantara hal. 18.

Lebih lanjut lihat pula A'lamul Makkiyyin (1/ 332) & Nazhmud-Durar hal. 131.

:: Ketua & Penghulu Para Ulama Syarq Aqsha [Jawa / Asia Tenggara] di Tanah Haram; Al-'Allamah Muhammad Nur Al-Fathani Al-Jawi As-Salafi ::



Oleh: firman hidayat

1. Nasab & Kelahiran Al-Fathani
Beliau bernama lengkap Muhammad Nur bin Muhammad Shaghir bin Dawud Al-Jawi Al-Fathani Al-Makki Asy-Syafi'i As-Salafi seorang yang 'alim falaki (ahli falak) rahimahullah.
Mengenai di tahun berapa Syaikh Muhammad Nur Al-Fathani, s
elanjutnya saya sebut Al-Fathani saja, para muarrikh yang menyajikan biografi beliau berselisih pendapat. Syaikh 'Umar 'Abdul Jabbar menetapkan pada tahun 1920 H, akan tetapi Syaikh Mirdad Abul Khair menetapkan th. 1920-an H di Makkah.

2. Pengembaraan Syaikh Muhammad Nur dalam Menuntut Ilmu
Syaikh Al-Fathani banyak menghabiskan waktunya dalam menuntut ilmu terutama di Masjid Al-Haram & Al-Azhar Mesir.

Kita persilahkan Syaikh 'Umar 'Abdul Jabbar menceritakan perjalanan Syaikh Al-Fathani dalam menuntut ilmu, "(Al-Fathani) mengawali studinya di tangan ayahnya, kemudian ia lanjutkan kepada Syaikh 'Abdul Haq -perintis Al-Madrasah Al-Fakhriyyah-, Syaikh 'Abid -mufti madzhab malikiyyah-. Stelah mendapatkan syahadah & diberi izin untuk mengajar, beliau memandang dirinya untuk menambah tagukkan ilmu & pengetahuan, maka mulailah ia bersafar ke Mesir dan masuk ke Al-Azhar. Di sana ia mengambil ilmu dari Syaikh Muhammad 'Abduh, Syaikh Bakhit, Syaikh Asy-Syarbini, sebagaimana menuntut ilmu haiat & tauqit dari Syaikh Hasan Zaid -penulis kitab 'Al-Mathla' As-Sa'id'-..." [Siyar wa Tarajim ha. 269]

Selanjutnya, Syaikh 'Abdullah Mirdad Abul Khair meriwayatkan dalam kamus tarajimnya, Nasyrun-Nur waz-Zuhar fi Tarajim Afadhili Makkah yang telah diikhtishar oleh Muhammad Sa'id Al-'Amudi & Ahmad 'Ali hal 474, "Ia (Al-Fathani) tumbuh di pangkauan abahnya, dan melawat ke Cairo dalam rangka menuntut ilmu. Di sana beliau mengambil ilmu dari sejumlah imam & ahli sanad (musnid), di antaranya adalah Syaikh Bakhit El-Hanafi, ia pandai dalam banyak disiplin ilmu, kemudian ia kembali ke Makkah dan diberi jabatan untuk mengajar & memberi faidah (kepada para penuntut ilmu)."

Syaikh Al-Fathani juga banyak mempelajari kitab-kitab karya Syaikhil Islam Ibu Taimiyyah dan muridnya, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, serta Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab sampai benar-benar matang. Akan tetapi buahnya tidaklah terlihat kecuali di masa Kerajaan Saudi Arabia. Karena baru di sini lah ia mendapatkan angin segar dan akal yang siap untuk menerima ajaran murni ini.

Dari sini dapat diketahui bahwa beliau adalah seorang Ahlussunnah yang beraqidah salafiyyah.

Bukti lain yang menunjukkan bahwa Syaikh Al-Fathani beraqidah salafiyyah adalah keikutsertaan beliau dalam menandatangani dokumen nota kesepakatan Ulama Makkah dan Nejd dalam mas-alah tauhid yang dikemudian hari diberi judul 'Al-Bayan Al-Mufid fimattafaq 'Alaihi 'Ulama Nejd wa Makkah min 'Aqaid At-Tauhid'. Alhamdulillah, nota kesepakatan ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh saudara Fauzan bin 'Abdullah, ST dan diedit kembali oleh Ustadz 'Abdullah Zaen, MA lalu diberi judul 'Ulama Makkah dan Nejd Bersatu Padu Membela Tauhid dan Memerangi Kesyirikan' beliau juga sempat menerjemahkan kitab 'Al-Hadiyyah As-Saniyyah fil 'Aqidah As-Salafiyyah' karya Syaikh Sulaiman bin Sahman ke bahasa Melayu yang di kemudian hari, hukumah (Saudi) rela mencetak & membagi-bagikannya.

3. Mengajar & Karir Al-Fathani di Makkah
Setelah melalang buanang menuntut ilmu dari tangan para ulama dalam berbagai macam disiplin ilmu dan menjadi mahir dalam berbagai bidang, Syaikh Al-Fathani mulai mengadakan halaqah & mengajar di Masjid Al-Haram. Bahkan rumahnya pun seringkali menjadi tempat incaran para penuntut ilmu terutama dari Jawa (Asia Tenggara). Di antara pelajaran yang beliau sampaikan adalah tafsir Alquran, fiqih, dan tentu saja aqidah yang diyakini salafu shalih.

Ustadz 'Umar 'Abdul Jabbar mensifati pelajaran yang disampaikan Syaikh Al-Fathani dengan ungkapan yang jelas, uslub ala Al-Azhar, dapat menguasai qalbu-qalbu dengan penjelasannya bak 'sihir' & lisannya yang lincah. [Siyar wa Tarajim hal. 270]

Mengetahui kecukupan dan kegigihan Al-Fathani, Syarif Husain pun menunjuknya sebagai anggota Mudiriyyah Al-Ma'arif yang dikepalai oleh Syaikh Muhammad 'Ali Al-Maliki, lalu Sayyid 'Abdullah Zawawi dan kemudian Sayyid 'Abbas Al-Maliki.

Adapun di masa pemerintahan Saudi, karir Syaikh Al-Fathani semakin meroket. Di mana beliau ditunjuk sebagai ketua masyayikh (ulama) Jawa -sekarang Asia Tenggara-, dan kemudian anggota di Mudiriyyah Al-Ma'arif yang dikepalai oleh Sayyid Shalih Syatha lalu Syaikh Amin Fudah.

4. Karakteristik Jasmani & Akhlaq Syaikh Al-Fathani
"Adalah Syaikh Muhammad Nur Fathani berperawakan sedang, kurus, bersih (baca: tak berbuli) kedua pipinya, jenggotnya ringan (tidak terlalu lebat), tenang dalam berbicara, tenag dalam beraktifitas, dan juga tenag dalam mengajar," demikian riwayat yang disampaikan oleh Ustadz 'Umar 'Abdul Jabbar.

Mengenai akhlak yang dimiliki Syaikh Al-Fathani, maka para ulama telah memujinya. Beliau adalah seorang ulama yang berakhlaq mulia, meletakkan cinta pada tempatnya, tawadhu', amanah, ikhlas, dapat bekerjasama dengan baik, tidak pernah melupakan orang-orang yang pernah berjasa kepadanya, terutama para guru-gurunya.

5. Warisan-Warisan Syaikh Al-Fathani
¤ Keturunannya:
Al-Fathani dikarunia beberapa anak laki yang di kemudian hari menduduki kehakiman dan keguruan, yaitu:
1. Syaikh Yasin
2. Syaikh Ahmad
3. 'Abdullah

¤ Murid-Muridnya:
Sesungguhnya Syaikh Al-Fathani memiliki banyak murid dari berbagai jenis & tingkatan manusia terutama santri-santri Timur Jauh [Negeri Melayu]

¤ Karya Tulis Ilmiahnya
Di antara karya tulis ilmiah Syaikh Al-Fathani adalah sebagai berikut:
1. Terjemah Kitab 'Al-Hadiyyah As-Saniyyah fil 'Aqidah As-Salafiyyah' karya Syaikh Sulaiman bin Sahman rahimahullah
2. Terjemah matan fiqih 'Sulamul Mubtadi' karya kakek beliau, Syaikh Dawud Al-Fathani
3. Sebuah syarah kitab 'Sulamul Mubtadi' yang beliau beri judul 'Kifayatul Muhtadi syarah bagi kitab Sulamul Mubtadi'

6. Wafatnya Syaikh Al-Fathani Rahimahullah
Syaikh Al-Fathani wafat tahun 1363 H. Rahimahullahu Ta'ala wa askanahu fasiha jannatih, amin.
Allahua'lam

Gunung Sempu, Ramadhan 1433 H
Ibnu Marwadi Al-Marwadi
'afallahu 'anh

Refrensi:
1. Al-Mukhtashar Min Kitab Nasyr An-Nur waz-Zuhar fi Tarajim Afadhil Makkah min Al-Qarnil 'Asyir ilal Qarn Ar-Rabi' 'Asyar karya Syaikh 'Abdullah Mirdad Abul Khair -Qadhi Makkah wafat th. 1343 H- ikhtishar, tartib, dan tahqiq Muhammad Sa'id Al-'Amudi & Ahmad 'Ali edisi refisi cet. ke-3 tahun 1406 H/ 1986 M. Jeddah KSA: 'Alimul Ma'rifah lin Nasyr wat Tauzi'
2. Siyar wa Tarajim Ba'dh 'Ulamaina bil Masjidil Haram karya Ustadz 'Umar 'Abdul Jabbar
3. Kamus Al-Munawwir karya Ustadz Ahmad W. Munawwir tashih Ustadz 'Ali Ma'shum & Ustadz Zainal 'Abidin Munawwir. Edisi Ke-2.

Al-'Allamah Ahmad Al-Khathib Al Minangkabawi Bag. 2

Written By Unknown on Saturday 11 August 2012 | Saturday, August 11, 2012

Oleh: Ibnu marwadi Al marwadi (firman hidayat)

Dari pernikahan Syaikh Ahmad dengan istrinya yang ke-2 ini, beliau dikaruniai 2 putera, yaitu:
1. 'Abdul Malik bin Ahmad Al-Khathib. Seorang yang memeliki kedudukan tinggi di Mesir. Wafat th. 1946 M di Mesir.
2. 'Sayyid 'Abdul Hamid bin Ahmad Al-Khathib. Seorang ulama sekaligus sya'ir terkenal di Timur Tengah dan lainnya. Beliau memiliki beberapa karya yang menunjukkan keluasan ilmunya. InsyaAllah biografinya akan saya tulis di hari mendatang.

6. Akhlak Beliau
Syaikh 'Umar 'Abdul Jabbar meriwayatkan dalam bukunya, Siyar wa Tarajim li Ba'dh 'Ulamaina bil Masjidil Haram fil Qarn Ar-Rabi' 'Asyar lil Hijrah hal. 40, "Syaikh Ahmad Al-Khathib terkenal di tengah manusia dengan kebagusan hati, memiliki akhlaq yang mulia, keselamatan niat, membenci malaq, benci dengan orang-orang sombong, mencintai keluarganya. Di antara hal yang menunjukkan kecintaan beliau terhadap keluarganya adalah melarang (memperingati) siapa saja yang menyia-nyiakan waktunya untuk bermain dan berlaku lalai (baca lagu & music). Beliau tidak menyibukkan diri dengan terjun ke dunia politik, meninggalkan sesuatu yang memang bukan urusannya. Juga, beliau memiliki suara yang keras & nyaring, di mana orang akan mendengar suaranya meskipun jauh jaraknya (baca: kuat dalam memberi pelajaran)."

7. Sekilas Keseharian Syaikh Ahmad Al-Khathib

Syaikh Ahmad al-Khathib memiliki cara khusus dalam mendidik murid-muridnya. Tidak hanya mengajar, biliau pula memberi semangat kepada para santri untuk menggali ilmu lebih dalam.

Mari sejenak kita tengok aktifitas beliau sejak shubuh. Beliau mulai mengajar murid-muridnya sejak usai shalat shubuh ditunaikan, "lalu beliau pulang ke rumah untuk sarapan pagi dan berbaring sesaat. Kemudian, beliau mulai bermudzakarah sampai tiba waktu zhuhur. Setibanya waktu zhuhur, beliau pergi menuju Masjid untuk menunaikan shalat berjama'ah. Kemudian pulang ke rumah untuk menyampaikan 2 mata pelajaran kepada murid-muridnya, makan siang, tidur siang sejenak, lalu ke Masjid untuk menunaikan Shalat 'Ashar berjama'ah. Setelah itu, beliau pulang ke rumah untuk menyampaikan 1 pelajaran kepada para muridnya, lalu bermudzakarah sampai menjelang waktu Maghrib dan pergi ke Masjid untuk shalat berjama'ah dan menyampaikan 1 pelajaran dalam nasihat dan arahan sampai tiba waktu 'Isya, "tulis 'Umar 'Abdul Jabbar dalam Siyar-nya.
"Setelah usai shalat 'Isya, " lanjut Syaikh 'Umar Abdul Jabbar, "Beliau pulang ke rumah untuk makan malam, duduk sejenak bersama keluarganya, dan kemudian tidur malam sejak dini. Di sepertiga malam terakhir, beliau bangun malam dan menyibukkan diri dengan menulis karya. Beliau pun memulai aktifitas sehari-hari seperti biasanya. Demikianlah Syaikh Ahmad menghabiskan hidupnya dalam ketaatan kepada Allah & menyebarkan agama-Nya."

:: Warisan 'Ilmiyyah Syaikh Ahmad Al-Khathib ::
Sesungguhnya warisan seseorang yang paling berharga adalah ilmu. Bagaimana tidak? Jika harta yang ditinggal akan musnah, sementara ilmu akan kekal bi idznillah.

Warisan ilmiyyah yang saya maqsud di sini ada dua, yaitu karya tulis & murid-murid yang telah diluluskan dari 'madrasah' peribadi beliau. Rinciannya sebagai berikut:
¤ Murid-murid Syaikh Ahmad
Sebenarnya secara umum santri-santri Timur Jauh (baca: Asia Tenggara) di awal abad ke-19 M rata-rata pernah belajar kepada Syaikh Ahmad Al-Khathib. Hal ini disebutkan berkali-kali dalam 'Ensiklopedi Ulama Nusantara'. Dr. Karel A. Steenbrink bahkan membuat suatu judul dalam 'Beberapa Aspek...' hal. 145: "Guru Generasi untuk Pertama Kaum Muda"

Di antara murid-murid itu adalah:
1. Dr. 'Abdul Karim Amrullah, pendiri Sumatra Thawalib
2. Dr. 'Abdullah Ahmad
3. Muhammad Djamil Jambek -mantan dukun & preman di masa mudanya-
4. Ahmad Dahlan alias Muhammad Darwis bin Abu Bakar, pendiri Jam'iyyah Muhammadiyyah
5. Muhammad Hasyim bin Asy'ari, pendiri Jam'iyyah Nahdlatul 'Ulama
6. Ibrahim Musa Parambek
7. Sulaiman Ar-Rasuli, pendiri Perti
8. Muhammad Thaib 'Umar, reformis Sumatera
9. Agus Salim
10. Muhammad Basyuni 'Imran, mufti Kerajaan Sambas
11. Dan lain-lain.

¤ Karya Tulis Syaikh Ahmad Al-Khathib
Di antara karya tulis beliau adalah sebagai berikut:
1. An-Nafahat 'ala Syarhil Waraqat [Ushul Fiqih]
2. Al-Jawahirun-Naqiyyah fil A'malil Jaibiyyah
3. Ad-Da'i Al-Masmu' fir-Radd 'ala Man Yuritsul Ikhwah wal Akhwat ma'a Wujudil Furu' [Ilmu Waris]
4. Raudhatul Hussab
5. Mu'inul Jaiz fi Tahqiq Ma'nal Jaiz
6. As-Suyuf wal Khanajir 'ala Riqab Man Yad'u lil Kafir
7. Al-Qaulul Mufid syarh Mathla'is-Sa'id fi 'Ilm az-Zij
8. An-Natijah Al-Mardhiyyah fi Tahqiqis-Sanah Asy-Syamsiyyah wal Qamariyyah
9. Ad-Durrah Al-Bahiyyah fi Kaifiyyah Zakatidz-Dzurrah Al-Habasyiyyah
10. Fathul Khabir fi Basmalatit-Tafsir
11. Al-'Umad fi Man'il Qashr fi Masafah Jiddah
12 kasyfur-Ran fi Hukmi Wadh'il Yad Ba'd Tathawuliz-Zaman
13. Hallul 'Uqdah fi Tashhihil 'Umdah
14. Idzharu Zaghlil Kadzibin fi Tasyabbuhihim bish-Shadiqin
15. Kasyful 'Ain fi Istiqlal Kulli Man Qawal Jabhah wal 'Ain
16. As-Saiful Battar mi Mahq Kalimat Ba'dhil Aghrar
17. Al-Mawa'izh Al-Hasanah liman Yarghab Minal 'Amal Ahsanah
18. Raf'ul Ilbas 'an Hukmin Anwatil Muta'amil Biha Bainan-Nas
19. Iqna'un-Nufus bi Ilhaqin Anwat bi 'Amalatin-Nufus
20. Tanbihul Ghafil bi Suluki Thariqatil Awail
21. Al-Qaulul Mushaddaq bi Ilhaqil Waladil Muthlaq
22. Tanbihul Anam
23. Hasyiyah Fathil Jawwad 5 jilid
24. Fatawa Al-Khathib berbahasa 'Arab & Melayu
25. Al-Qaulul Hashib fi Tarjamah Ahmad Khathib bin 'Abdullathif
Karya-karya di atas kesuanya berbahsa 'Arab. Adapaun karya-karya Syaikh Ahmad yang berbahasa Melayu, maka sangatlah banyak, yaitu:
26. Mu'allimul Hussab fi 'Ilmil Hisab
27. Ar-Riyadhul Wardiyyah fil Fiqhisy-Syafi'i [sebuah matan fiqih Syafi'i praktis]
28. Al-Manhajul Masyru' fil Mawarits
29. Dhaus-Siraj fi Kaifiyyatil Mi'raj
30. Shulhul Jama'atain fi Jawaz Ta'addudi Jumu'atain
31. Al-Jawahirul Faridah fil Ajwibah Al-Mufidah fima Idza 'Ammal Haram fi Qathr Minal Aqthar
32. Fathul Mubin liman Salaka Thariqil Washilin
33. Al-Aqwalul Wadhihat fi Hukmi Man 'Alaihi Qadhaush-Shalawat
34. Husnud-Difa' fin-Nahy 'Anil Ibtida'
35. Ash-Sharimul Mufri li Wasawisi Kulli Kadzib wa Muftari
36. MaslakUr-Raghibin fi Thariqah Sayyidil Mursalin
37. Idzharu Zaghlil Kadzibin
38. Al-Ayatul Bayyinat fi Raf'il Khurafat
39. Al-Jawi fin-Nahw
40. Sulamun-Nahw
41. Al-Khuthathul Mardhiyyah fi Hukmit-Talaffuzh bin-Niyyah
42. Asy-Syumusul-Lami'ah fir-Radd 'Alal Maratib As-Sab'ah
43. Sallul Hissaam li Qath'i Thurufi Tanbihil Anam fir-Radd 'Ala Arbabith-Thuruq
44. Al-Bahjah fil A'malil Jaibiyyah
45. Irsyadul Hayara fi Izalati (Syubahin-)Nashara
46. Fatawal Khathib [Fatwa-Fatwa Syaikh Ahmad Al-Khathib atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada beliau]

Syaikh Ahmad Al-Khathib wafat pada 9 Jumadil Ula th. 1334 H. Rahimahullahu Ta'ala wa askanahu fasiha jannatih.

Allahua'lam....
Gunung Sempu, 15 Ramadhan 1433
Al-Faqir ila Maulah Ibnu Marwadi Al-Marwadi 'afallah 'anh

Refrensi:
1. Siyar wa Tarajim Ba'dhi 'Ulamaina Bil Masjidil Haram fil Qarn Ar-Rabi' 'Asyar lil Hijrah karya Ustadz 'Umar 'Abdul Jabbar cet. ke-3. KSA: Tihamah
2. Mausu'ah A'lam Al-Qarn Ar-Rabi' 'Asyar wal Khamis 'Asyar Al-Hijri fil 'Alam Al-'Arabi wal Islami min 1301-1417 H karya Ibrahim bin 'Abdullah Al-Hazimi cet. ke-1th. 1419 H. KSA: Darusy-Syarif
3. Ensiklopedi Ulama Nusantara karya Muhammad Bibit Suprapto, SH, M.Sc., MSi. cet. ke-1 th. 2009. Indonesia: Gelegar Media Indonesia
4. Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad Ke-19 karya Dr. Karel A. Steenbrink cet. ke-1 th. 1984. Jakarta: Bulan Bintang

Al-'Allamah Asy-Syaikh Ahmad Al-Khathib Al-Minangkabawi Bag. 1

Written By Unknown on Friday 10 August 2012 | Friday, August 10, 2012

 
Oleh: Ibnu marwadi Al marwadi (firman hidayat)

1. Nama dan garis nasab beliau:
Beliau bernama lengkap Ahmad bin 'Abdullathif bin 'Abdullah bin 'Abdul 'Aziz Al-Khathib Al-Minkabawi Al-Jawi Asy-Syafi'i Al-Atsari. Beliau berkunyah Abu 'Abdul Karim.

2. Kelahiran beliau:
Ahmad bin 'Abdullathif Al-Khathib dilahirkan pada hari Senin 6 Dzul Hijjah 1276 H (atau dalam Ayahku, Ust. Hamka mnyebutkan th. 1276) di Sumatera Barat. Beliau merupakan anak pertama dari 2 bersaudara.

3. Pertumbuhan beliau
Ahmad Al-Khathib kecil tumbuh dipangkuan sang ayah. Mulai menghafal Alquran dan berhasil menghafalkan beberapa juz' dari Alquran.

4. Menuntut ilmu ke Tanah Suci
Pada th 1871 M, Ahmad diajak oleh sang kakek, dalam riwayat lain ayah beliau, bersafar ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Setelah menunaikan haji, Ahmad remaja ditinggal sang kakek pulang ke Sumatera, dan tinggallah Ahmad di Makkah menuntut ilmu dengan mendiami sebuah rumah yang telah dibeli oleh sang kakek.

Ahmad mulai melanjutkan menghafal Alquran dan belajar Bahasa Inggris sampai mencapai drajat istimewa.

Kemudian beliau menuntut ilmu syar'i dara sejumlah ulama di Makkah, di antaranya adalah:
1. Sayyid 'Umar Syatha
2. Sayyid 'Utsman Syatha
3. Sayyid Bakri, penulis I'anatuth-Thalibin
4. Dan lain-lain.
Dalam Ensiklopedi Ulama Nusantara hal. 191, Muhammad Bibit Suprapto mendaftar ulama berikut: Yahya Al-Qalbi, Ahmad bin Zaini Dahlan & Muhammad Shalih Al-Kurdi. Namun saya belum menemukan data lain yang mendukungnnya.
Penulis Siyar wa Tarajim, 'Umar 'Abdul Jabbar, mencatat bahwa beliau adalah santri teladan dalam semangat, ijtihad & rajin menuntut ilmu di samping terkenal dengan keuletan dalam bermudzakarah berbagai disiplin ilmu baik siang maupun malam. Oleh karena itu, ketekunan beliau itu membuahkan keahlian beliau dalam berbagai macam ilmu, seperti ilmu hitung, jabar, waris, miqat, fiqih dan lainnya. Dan beliau telah menulis sejumlah karya dalam disiplin ilmu itu.

5. Pernikah & Karir Beliau di Makkah
Mendengar keuletan & ketekunan Ahmad dalam thalabul 'ilmi di samping sifat zuhud & wara' yang dimilikinya, Syaikh Muhammad Shalih Al-Kurdi -seorang ulama berkedudukan tinggi di pemerintahan Hijaz waktu itu- pun tertarik untuk menjadikan Ahmad sebagai menantunya (orang Jawa bilang, 'Dipek mantu.'). Tidak cukup sampai di situ, bahkan Syaikh Muh. Shalih Al-Kurdi sendiri yang memberikan sejumlah harta kepada Ahmad yang nantinya dijadikan sebagai maskawin (mahar) dalam pernikahan dengan sang putri, dan menjanjikan akan memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan seorang Ahmad dan keluarganya, seperti rumah beserta prabutan rumah tangga. Dengan kata lain, Ahmad Al-Khathib tidak perlu capek-capek mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya kelak, karena sudah mendapat jaminan dari sang mertua, Muh. Shalih Al-Kurdi. Bahkan Syaikh Muh. Shalih melarang Ahmad bercapek-capek untuk mengais kebutuhannya sendiri. Allahuakbar!

Dalam Tafsir Al-Azhar, Ust. 'Abdul Malik bin 'Abdul Karim Amrullah meriwayatkan cerita yang sama seperti di atas, hanya seja dengan sedikit tambahan. "Awal mula ketertarikan Syaikh Muh. Shalih Al-Kurdi kepada Ahmad Al-Khathib adalah tatkala Ahmad ini sering mengunjungi toko buku milik Syaikh Al-Kurdi. Jika Ahmad memiliki uang untuk membeli buku, maka beliau membelinya, namun jika tidak maka cukup datang ke toko lalu asyik nongkrong membaca buku di tempat saja. Akhirnya terjadilah diskusi ringan antara keduanya.

6. Menjadi Imam & Khathib di Masjidil Haram
Setelah pernikahan beliau yang pertama, karir Ahmad Al-Khathib pun lambat laun mulai meroket. Dari mulai seorang penuntut ilmu biasa mulai menjadi guru, imam & khathib di Masjidil Haram atas permintaan mertua beliau kepada Syarif 'Aunur-Rafiq, penguasa Hijaz waktu itu.

Dari pernikahan Syaikh Ahmad dengan istri pertamanya, yang kata Ust. Hamka dalam Tafsir-nya bernama Khadijah, beliau dikaruniai seorang putera yang beliau namai 'Abdul Karim (Wafat di Mesir th. 1357 H), dengannya pula Syaikh Ahmad berkun-yah.

Selanjutnya, setelah meninggalnya istri Syaikh Ahmad Al-Khathib yang pertama, sang mertua, Syaikh Muhammad Shalih Al-Kurdi, nampaknya tidak tega melihat Syaikh Ahmad sendiri, yang pada akhirnya beliau pun menikah putrinya yang lain dengan Syaikh Ahmad. Nah, istri yang ke-2 ini dikenal sebagai teladan wanita shalihah, memiliki hafalan Alquran 30 juz, ilmu yang luas sehingga seringkali membantu Syaikh Ahmad -sang suami- dalam pelajaran & mudzakara.

Bersambung insyaAllah....
Refrensi:
1. Siyar wa Tarajim li Ba'dh 'Ulamaina bil Masjidil Haram cet. ke-3 1403 H. Jeddah: Tihamah. Karya Syaikh 'Umar 'Abdul Jabbar
2. Ensiklopedia Ulama Nusantara cet. ke-1 karya Muhammad Bibit.
3. Beberapa Aspek Islam di Indonesia Abad ke-19 karya Dr. Karel A. Steenbrink
4. Mausu'ah al-A'lam
5. Tafsir Al-Azhar karya al-Ustadz 'Abdul Malik bin 'Abdul Karim Amrullah.

BAYI AJAIB DARI BUKHORO


Oleh: Abu Afifah Al Atsary

Buta di masa kecilnya. Keliling dunia mencari ilmu. Menghafal ratusan ribu hadits. Karyanya menjadi rujukan utama setelah Al Qur’an.

Lahir di Bukhara pada bulan Syawal tahun 194 H. Dipanggil dengan Abu Abdillah. Nama lengkap beliau Muhammmad bin Ismail bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Beliau digelari Al Imam Al Hafizh, dan lebih dikenal dengan sebutan Al Imam Al Bukhari.
Buyut beliau, Al Mughirah, semula beragama Majusi (Zoroaster), kemudian masuk Islam lewat perantaraan gubernur Bukhara yang bernama Al Yaman Al Ju’fi. Sedang ayah beliau, Ismail bin Al Mughirah, seorang tokoh yang tekun dan ulet dalam menuntut ilmu, sempat mendengar ketenaran Al Imam Malik bin Anas dalam bidang keilmuan, pernah berjumpa dengan Hammad bin Zaid, dan pernah berjabatan tangan dengan Abdullah bin Al Mubarak.
Sewaktu kecil Al Imam Al Bukhari buta kedua matanya. Pada suatu malam ibu beliau bermimpi melihat Nabi Ibrahim Al Khalil ‘Alaihissalaam yang mengatakan, “Hai Fulanah (yang beliau maksud adalah ibu Al Imam Al Bukhari, pent), sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putramu karena seringnya engkau berdoa”. Ternyata pada pagi harinya sang ibu menyaksikan bahwa Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putranya.
Ketika berusia sepuluh tahun, Al Imam Al Bukhari mulai menuntut ilmu, beliau melakukan pengembaraan ke Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Mesir, dan Syam. Guru-guru beliau banyak sekali jumlahnya. Di antara mereka yang sangat terkenal adalah Abu ‘Ashim An-Nabiil, Al Anshari, Makki bin Ibrahim, Ubaidaillah bin Musa, Abu Al Mughirah, ‘Abdan bin ‘Utsman, ‘Ali bin Al Hasan bin Syaqiq, Shadaqah bin Al Fadhl, Abdurrahman bin Hammad Asy-Syu’aisi, Muhammad bin ‘Ar’arah, Hajjaj bin Minhaal, Badal bin Al Muhabbir, ‘Abdullah bin Raja’, Khalid bin Makhlad, Thalq bin Ghannaam, Abdurrahman Al Muqri’, Khallad bin Yahya, Abdul ‘Azizi Al Uwaisi, Abu Al Yaman, ‘Ali bin Al Madini, Ishaq bin Rahawaih, Nu’aim bin Hammad, Al Imam Ahmad bin Hanbal, dan sederet imam dan ulama ahlul hadits lainnya.
Murid-murid beliau tak terhitung jumlahnya. Di antara mereka yang paling terkenal adalah Al Imam Muslim bin Al Hajjaj An Naisaburi, penyusun kitab Shahih Muslim.
Al Imam Al Bukhari sangat terkenal kecerdasannya dan kekuatan hafalannya. Beliau pernah berkata, “Saya hafal seratus ribu hadits shahih, dan saya juga hafal dua ratus ribu hadits yang tidak shahih”. Pada kesempatan yang lain belau berkata, “Setiap hadits yang saya hafal, pasti dapat saya sebutkan sanad (rangkaian perawi-perawi)-nya”.
Beliau juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq, “Apakah engkau hafal sanad dan matan setiap hadits yang engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau susun (maksudnya : kitab Shahih Bukhari -red)?” Beliau menjawab, ”Semua hadits yang saya masukkan ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada yang samar bagi saya”.
Anugerah Allah kepada Al Imam Al Bukhari berupa reputasi di bidang hadits telah mencapai puncaknya. Tidak mengherankan jika para ulama dan para imam yang sezaman dengannya memberikan pujian (rekomendasi) kepada beliau. Berikut ini adalah sederet pujian (rekomendasi) termaksud:
Muhammad bin Abi Hatim berkata, “ Saya mendengar Abu Abdillah (Al Imam Al Bukhari) berkata, “Para sahabat ‘Amr bin ‘Ali Al Fallaas pernah meminta penjelasan kepada saya tentang status (kedudukan) sebuah hadits. Saya katakan kepada mereka, “Saya tidak mengetahui status (kedudukan) hadits tersebut”. Mereka jadi gembira dengan sebab mendengar ucapanku, dan mereka segera bergerak menuju ‘Amr. Lalu mereka menceriterakan peristiwa itu kepada ‘Amr. ‘Amr berkata kepada mereka, “Hadits yang status (kedudukannya) tidak diketahui oleh Muhammad bin Ismail bukanlah hadits”.
Al Imam Al Bukhari mempunyai karya besar di bidang hadits yaitu kitab beliau yang diberi judul Al Jami’ atau disebut juga Ash-Shahih atau Shahih Al Bukhari. Para ulama menilai bahwa kitab Shahih Al Bukhari ini merupakan kitab yang paling shahih setelah kitab suci Al Quran.
Ketakwaan dan keshalihan Al Imam Al Bukhari merupakan sisi lain yang tak pantas dilupakan. Berikut ini diketengahkan beberapa pernyataan para ulama tentang ketakwaan dan keshalihan beliau agar dapat dijadikan teladan.
Abu Bakar bin Munir berkata, “Saya mendengar Abu Abdillah Al Bukhari berkata, “Saya berharap bahwa ketika saya berjumpa Allah, saya tidak dihisab dalam keadaan menanggung dosa ghibah (menggunjing orang lain)”.
Abdullah bin Sa’id bin Ja’far berkata, “Saya mendengar para ulama di Bashrah mengatakan, “Tidak pernah kami jumpai di dunia ini orang seperti Muhammad bin Ismail dalam hal ma’rifah (keilmuan) dan keshalihan”.
Sulaim berkata, “Saya tidak pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri semenjak enam puluh tahun orang yang lebih dalam pemahamannya tentang ajaran Islam, leblih wara’ (takwa), dan lebih zuhud terhadap dunia daripada Muhammad bin Ismail.”
Al Firabri berkata, “Saya bermimpi melihat Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam di dalam tidur saya”. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada saya, “Engkau hendak menuju ke mana?” Saya menjawab, “Hendak menuju ke tempat Muhammad bin Ismail Al Bukhari”. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam berkata, “Sampaikan salamku kepadanya!”
Al Imam Al Bukhari wafat pada malam Idul Fithri tahun 256 H. ketika beliau mencapai usia enam puluh dua tahun. Jenazah beliau dikuburkan di Khartank, nama sebuah desa di Samarkand. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada Al Imam Al Bukhari.
Maraji’:
Siyar A’laam An-Nubala’ karya Al Imam Adz-Dzahabi
Hadyu As Saari Muqaddimah kitab Fathul Bari karya Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqalani
Sumber: Majalah As Salam no VI/Tahun II – 2006 M/ 1427 H
Judul asli: “Bayi Ajaib Dari Bukhara”

Dicopy dari: www.ghuroba.blogsome.com

7 KEBIASAAN YANG MEMBUAT ORANG CEPAT PIKUN

Written By Unknown on Thursday 9 August 2012 | Thursday, August 09, 2012


Sering lupa meletakkan kunci atau dompet anda? Atau, apakah Anda sering ketinggalan membawa barang? Bisa jadi Anda tergolong pelupa/pikun.
Jika di usia muda Anda sudah sering lupa, menurut Dr. Peter Rendell dari University of New South Wales, Sidney, Australia, kemungkinan besar Anda akan lebih cepat alami kepikunan.
Perlu Anda tahu, ternyata ada beberapa kebiasaan yang bisa membuat daya kerja otak menurun. Akibatnya, memori makin buruk dan daya tangkap pun lemah. Maka itu, hindari 7 kebiasaan yang bisa bikin cepat pikun berikut ini:

1. Makan Terlalu Banyak
 Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.

2. Merokok
Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak secara cepat, serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.

3. Mengkonsumsi gula terlalu banyak
Konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan terganggunya penyerapan protein dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan gizi yang akan mengganggu perkembangan otak.

4. Kurang Tidur
Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan kemampuannya. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan mempercepat kerusakan sel-sel otak.

5. Kurang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara paling tepat untuk melatih otak kita. Kurangnya stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak kita.

6. Jarang berkomunikasi
Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang terlatih.

7. Memikirkan banyak hal saat sakit
Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran saat sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas otak serta dapat merusak otak.

sumber; http://top-sekali.blogspot.com/2012/07/7-kebiasaan-yang-bisa-membuat-cepat.html

5 GAME MENGHINA ISLAM

Game adalah salah satu hiburan yang sangat digemari orang, apalagi oleh remaja dan anak-anak. Tapi tanpa kita sadari lewat permainan game tersebut. Kita telah di jajah dalam hal waktu yang bisa membuat kita lupa sholat, dijajah dalam hal keimanan melalui game.

Para pembuat game secara tidak langsung menghipnotis kita agar kita tertarik dengan apa yang kita mainkan, dan lama-kelamaan kita menggilainya. Bahkan merasa bahwa apa yang dimainkan tersebut adalah nyata.

Berikut ini ada beberapa game yang mungkin secara sengaja atau tidak telah menghina islam. Saya sangat prihatin dengan game-game keren ini, yang disukai terutama oleh remaja dan anak-anak.


1. Devil May Cry 3



Secara garis besar, game ini menceritakan seseorang yang bertugas untuk menentang setan, dan caranya adalah dengan memasuki sarang setan yang terdiri dari 12 pintu. Dan mari kita lihat unsur penghinaanya.



Anda bisa melihat pintu tersebut adalah jalan menuju alam setan. Pertama kali melihat pintunya, pasti kita merasa biasa saja, memang sekilas tidak ada yang aneh. Namun setelah dibandingkan dengan gambar yang berikut ini:


Apakah Anda tahu? Gambar di atas adalah Pintu Ka’bah. Nah, pintu pada game tadi dibuat persis menyerupai pintu Ka’bah. Maksudnya apa? Tidak lain dan tidak bukan adalah dengan maksud menghina umat Islam, karena tanpa disadari kita telah menyembah sarang setan (Ka’bah). Mari kita telusuri lagi.



Gambar yang dilingkari tersebut adalah lafadz Allah. Bagaimana menurut Anda?


2. Clive Barker Undying

Game ini juga mengisahkan perlawanan terhadap setan, dan letak penghinaanya adalah di saat memasuki istana setan. Terdapat lafadz Allah di dindingnya seperti gambar berikut:




3. Prince of Persia

Game yang berlatar tempat di Persia atau sekarang yang merupakan kawasan Iran, Irak, Mesir ini secara keseluruhan memang bertemakan Islam.

Seorang pangeran yang ceritanya membalas dendam ini memang dengan kasat mata tidak ada unsur penghinaanya terhadap Islam. Tapi setelah di selidiki.. unsur penghinaanya adalah sebagai berikut:



Anda bisa lihat pedangnya pangeran Dastan yang bertuliskan Arab yang artinya, “Sebarkanlah ajaranku walau satu ayat pun.” (Sabda Rasulullah SAW).

Lantas dimana unsur penghinaanya? Di dalam game ini pangeran membunuh siapa saja yang menghalanginya dan membunuh prajurit-prajurit Persia.

Tahukah Anda bahwa prajurit Persia adalah muslim. Secara tidak langsung game ini mengatakan bahwa ajaran Rasullulah yang disebarkan adalah ajaran membunuh dan mengatakan bahwa umat Islam adalah kaum barbar.


4. Guitar Hero 3

Langsung saja, mari lihat gambar berikut ini:



Dengan jelas terpampang di lantai panggung dan di injak-injak dan coba lihat latar belakang panggung yang merupakan setan semua.



5. Resident Evil 4

Game ini diceritakan seorang yang bertugas mengemban misi menyelamatkan dunia dari ancaman zombie (mayat hidup). Unsur penghinaanya sebenarnya sudah ada sejak pertama kali main, tapi yang sangat jelas pada saat Leon memasuki sarang Zombie.

Pintu tersebut terdapat simbol Iluminati dan pintu tersebut dibuat persis dengan pintu Omar Bin Khattab, Masjid Nabawi. Mari kita lihat:



Lambang Asli Iluminati pada pintu tersebut:


Di bawah ini adalah pintu Umar Bin Khattab:


Gabungan dan Unsur penghinaannya adalah :



Gambar kaligrafi dari pintu Omar bin Khattab dibuat sama persis tanpa diubah. Tulisan Kaligrafi yang Berlafadz Nabi Muhammad dan di tindih dengan lambang iluminati. Jadi maksud dari penghinaan ini adalah kita semua umat islam pengikut nabi Muhammad SAW di gambarkan ibarat zombie yang wajib di musnahkan dari muka bumi.

Itu tadi penelusuran tentang Game yang Menghina Islam. Mari kita musnahkan game tersebut dengan cara tidak memainkannya. Saya harap setelah Anda membaca artikel ini. Anda memberitahukan kepada teman-teman yang lain yang mungkin belum tahu.

Sebenarnya hampir semua game dan bahkan film kartun memiliki unsur yang sedikit menyinggung Islam dan ada unsur satanicnya. Saran dari saya, marilah kita menggunakan waktu dengan hal yang lebih berguna dan jangan berlebihan.



sumber : http://www.apakabardunia.com/2012/08/5-game-yang-tanpa-disadari-telah.html

JEMBATAN TERTINGGI DI DUNIA

“Le Viaduc de Millau” adalah jembatan yang tertinggi di dunia. Jembatan yang terletak di Perancis ini mempunyai ketinggian hampir 1.000 feet atau 304,8 meter, bahkan lebih tinggi dari pada menara Eiffel.
Dengan panjang sekitar 8.000 feet atau 2.438,4 meter, jembatan tinggi ini bahkan seperti dibangun di atas awan, seperti yang terlihat pada foto-foto indah di bawah ini. Sungguh konstruksi yang luar biasa dan sedap dipandang mata.



milau





j3








j2








j4


sumber

MAKKAH MASA DEPAN

Written By Unknown on Wednesday 8 August 2012 | Wednesday, August 08, 2012

                                                             

Add caption
Add caption
Add caption

Add caption
Add caption
Add caption

Add caption

sumber:http://www.myberita.com/mekah-masa-hadapan/





Sponsor

Popular Posts

free counters

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nidaaul-haq - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger