October 2014 - Nidaaul-haq
Headlines News :

Apakah Hewan Mempunyai Bahasa?

Written By Unknown on Saturday 25 October 2014 | Saturday, October 25, 2014



Marilah kita bertafakur sejenak merenungi ayat ayat Allah subhanahu wata’ala, sungguh Allah telah menampakan tanda tanda kekuasaanNya di atas muka bumi ini. Namun terkadang kita lalai dari tanda tanda tersebut dikarnakan kesibukan kita karna dunia sehingga hari hari berlalu bagitu saja. Allah subhanahu wat’ala berfirman:

كَذَٰلِكَ يُؤْفَكُ الَّذِينَ كَانُوابِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
“Seperti demikianlah dipalingkan orang-orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah.” (Al mu’min 63)

Dan diantara kekuasaan Allah subhanahu wata’ala adalah menciptakan binatang binatang dengan berbagai bentuk dan macam. Dan disamping itu ternyata binatang pun mereka mempunyai bahasa masing masing untuk berkomunikasi satu sama lain, diantara dalilnya adalah sebagaimana dalam firman Allah subhanahu watala berikut ini:

حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَاأَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُوَجُنُودُهُ وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ
Hingga apabila mereka sampai di lembah semutberkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidakmenyadari"; ( An Naml 18)

Ayat di atas menunjukan bahwasanya hewan mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dengan satu sama lainya. Ketika Nabi Sulaiman alaihisalam melewati lembah semut, maka Nabi Sulaiman mendengar seekor semut yang memerintahkan  semut semut untuk masuk ke dalam sarang mereka, dan tersenyumlah Nabi sulaiman mendengar suara tersebut. Dan diantara dalil yang lain adalah ketika burung hud hud berceritakan kepada Nabi Sulaiman alaihisalam bahwa dia melihat seorang wanita (ratu Bilqis) yang mempunyai kerajaan besar dalam surat An nam naml:

فَمَكَثَ غَيْرَبَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍيَقِينٍ
Maka tidak lamakemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahuisesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Sabasuatu berita penting yang diyakini. (an Naml 22)

إِنِّيوَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌعَظِيمٌ
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yangmemerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyaisinggasana yang besar. (an Naml 23)

Allah subhanahu wata’ala menciptakan hewanhewan sebagaimana manusia Allah subhanahu wat’ala berfirman:

وَمَامِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌأَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰرَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Dan tiadalahbinatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan keduasayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupundalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An’am 38)

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa hewan adalah segolangan ummat seperti manusia.

Berkata mujahid: yang dimaksud umamun amtsalukum adalah golong yang bervariasi yang telah diketahui nama namanya. Berkata Qotadah: Burung adalah umat, manusia adalah umat, dan Jin adalah Umat.
Berkata AsSaddi mengomentari ayat:

إِلَّاأُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ
“melainkan umat(juga) seperti kalian”
Yaitu makhluqseperti kalian.
(tafsir IbnuKatsir)

Demikianlah Allah subhanahu wata’ala menciptakan makhluqnya dan semoga kita dapat mengambil pelajaran darinya.. Amin

Khandar Al Laitsy. Al Mahad Bekasi, 24 Oktober 2014 

Doakanlah Pemimpinmu dan Jangan Engkau Cela

Written By Unknown on Wednesday 22 October 2014 | Wednesday, October 22, 2014

Alhamdulillah pada hari ini negeri kita telah dilantik seorang pemimpin yang baru, maka hendaknya kita sebagai seorang muslim menerima segala apa yang telah ditaqdirkan oleh Allah subhanahu wata'ala. karna apa yang kita anggap buruk bisa jadi itu baik bagi kita, begitu pula sebaliknya, apa yang sudah kita anggap baik bisa jadi itu buruk bagi kita, Allah subhanahu wata'ala berfirman:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".(TQS. Al Baqarah : 216)

Oleh karna itu sebagai seorang muslim yang berpegang teguh kepada Kitabullah Was Sunnah hendaknya kita selalu mendoakan pemimpin, karna ciri seorang ahlussunnah adalah mendoaakan kebaikan bagi seorang pemimpin. dan janganlah kita mengikuti thoriqoh ahlul bidah yang selalu mencela seorang pemimpin, dan bahkan mengumbar aib mereka,

Berkata Imama Al Barbahari: "seandainya ada orang yang mendoakan kebaikan kepada Penguasa maka ketahuilah dia adalah ahlussunnah, Dan apabila engkau melihat orang yang memdoakan kejelekan kepada Penguasa maka ketahuilah dia adalah seorang ahlul bid'ah".

Kita tidak akan bisa medapatkan pemimpin seperti Umar bin Khotthob rodhiyaallahu anahu yang seperti para ahlul bidah impikan dan harapkan, ini adalah hal yang sangat mustahil, karna Allah subhanahu wata'ala akan menjadikan pemimpin bagi suatu kaum sebagaimana kaum tersebut, dan pemimpin adalah cerminan daripada suatu penduduk, Allah akan menjadikan pemimpin bagi orang orang yang dholim adalah seorang yang dholim pula, sebagaimana firman Allah:

كَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi penguasa bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (Al An’aam: 129).

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata:

“Renungkanlah hikmah Allah Ta’ala dalam keputusan-Nya memilih para raja, pemimpin dan pelindung umat manusia adalah sama dengan amalan rakyatnya bahkan perbuatan rakyat seakan-akan adalah cerminan dari pemimpin dan penguasa mereka. Jika rakyat lurus, maka akan lurus juga penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasa mereka. Namun, jika rakyat berbuat zholim, maka penguasa mereka akan ikut berbuat zholim. Jika tampak tindak penipuan di tengah-tengah rakyat, maka demikian pula hal ini akan terjadi pada pemimpin mereka. Jika rakyat menolak hak-hak Allah dan enggan memenuhinya, maka para pemimpin juga enggan melaksanakan hak-hak rakyat dan enggan menerapkannya. Jika dalam muamalah rakyat mengambil sesuatu dari orang-orang lemah, maka pemimpin mereka akan mengambil hak yang bukan haknya dari rakyatnya serta akan membebani mereka dengan tugas yang berat. Setiap yang rakyat ambil dari orang-orang lemah maka akan diambil pula oleh pemimpin mereka dari mereka dengan paksaan. Dengan demikian setiap amal perbuatan rakyat akan tercermin pada amalan penguasa mereka. Berdasarkah hikmah Allah, seorang pemimpin yang jahat dan keji hanyalah diangkat sebagaimana keadaan rakyatnya..” ( Miftah Daarus sa'adah)

Khandar Al Laitsy, Al mahad Bekasi, 20 Oktober 2014

Sponsor

Popular Posts

free counters

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nidaaul-haq - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger