Baik
yang Golput maupun Golhit tidak perlu lagi saling mencela dan saling
menyalahkan. Permasalahan pemilu bukan ranah untuk saling mencela dan
mejatuhkan, akan tetapi ranah untuk saling toleran dan menghargai. Untuk
yang golhit semoga Allah membalas kebaikan atas ijtihad saudara
sekalian. Begitu pula yang golput, semoga Allah membelas kebaikan atas
ijtihad antum sekalian..
Beberapa bulan yang lalu Syaikh Dr. Abdurrahman As-Sudais ( Imam dan Khatib Masjidil Haram, Makkah) berkunjung ke Islamic University of Madinah, tepatnya di tanggal 27 Nov 2013. Seusai mengimami sholat dzuhur berjamaah di masjid Syaikh Ibnu Baz Rahimahullah (maskam UIM), beliau memberikan nasehat yang amat berharga di hadapan para mahasiswa.
Beliau mengatakan :
" Semakin bertambah ilmu seorang alim tentang Allah dan Rasul-Nya; semakin tahu agama Allah , maka semakin banyak manfaat yang ia tebarkan kepada hamba-hamba Allah Ta'ala lainnya. Akhlaqnya kepada sesama muslimin bahkan kepada non muslim akan semakin baik. Karena kewajiban kita adalah beragama sebagimana beragamanya Rasulullah shallallahualaihiwasallam.
Allah Ta'ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللّه يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِين
Beberapa bulan yang lalu Syaikh Dr. Abdurrahman As-Sudais ( Imam dan Khatib Masjidil Haram, Makkah) berkunjung ke Islamic University of Madinah, tepatnya di tanggal 27 Nov 2013. Seusai mengimami sholat dzuhur berjamaah di masjid Syaikh Ibnu Baz Rahimahullah (maskam UIM), beliau memberikan nasehat yang amat berharga di hadapan para mahasiswa.
Beliau mengatakan :
" Semakin bertambah ilmu seorang alim tentang Allah dan Rasul-Nya; semakin tahu agama Allah , maka semakin banyak manfaat yang ia tebarkan kepada hamba-hamba Allah Ta'ala lainnya. Akhlaqnya kepada sesama muslimin bahkan kepada non muslim akan semakin baik. Karena kewajiban kita adalah beragama sebagimana beragamanya Rasulullah shallallahualaihiwasallam.
Allah Ta'ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللّه يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِين
"
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali 'imran:159)
Nabi Shallahu'alaihiwasallam merupakan manusia yang paling baik akhlaqnya dan teladan terbaik untuk manusia. Oleh karena itu sudah sepantasnya para Tholibul 'ilmi untuk berakhlaq dengan akhlak yang baik. Sehingga manfaat yang ia sumbangsihkan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan diterima oleh umat..
Hendaknya pula bagi para Tholibul ilm untuk meniti manhaj pertengahan dan i'tidal dalam beragama. Allah ta'ala berfirman :
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيم
Nabi Shallahu'alaihiwasallam merupakan manusia yang paling baik akhlaqnya dan teladan terbaik untuk manusia. Oleh karena itu sudah sepantasnya para Tholibul 'ilmi untuk berakhlaq dengan akhlak yang baik. Sehingga manfaat yang ia sumbangsihkan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan diterima oleh umat..
Hendaknya pula bagi para Tholibul ilm untuk meniti manhaj pertengahan dan i'tidal dalam beragama. Allah ta'ala berfirman :
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيم
"
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali
bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia." (QS. Al-Baqoroh : 143)
Beliau melanjutkan :
" Hindarilah sikap belebih-lebihan. Seyogyanya bagi Tholibu ilm untuk memiliki hati yang selamat dari saling membenci , mendengki dan permusuhan antara satu sama lain.
Kenapa tidak..! Kitab kita satu... Sunnah Rasulillah adalah petunjuk kita, dan manhaj salafussholih jalan kita..
Sungguh amat disayangkan keadaan Thullabul ilmi hari ini. Mereka begitu mudah untuk saling bermusuhan disebabkan perkara ijtihadiyah. Mereka saling membid'ahkan dan saling menfasikkan (saling menjatuhkan) hanya karena berselisih dalam perkara ijtihadiyyah (sebagai contoh: persoalan nyoblos dalam pemilu, pent).
Beliau melanjutkan :
" Hindarilah sikap belebih-lebihan. Seyogyanya bagi Tholibu ilm untuk memiliki hati yang selamat dari saling membenci , mendengki dan permusuhan antara satu sama lain.
Kenapa tidak..! Kitab kita satu... Sunnah Rasulillah adalah petunjuk kita, dan manhaj salafussholih jalan kita..
Sungguh amat disayangkan keadaan Thullabul ilmi hari ini. Mereka begitu mudah untuk saling bermusuhan disebabkan perkara ijtihadiyah. Mereka saling membid'ahkan dan saling menfasikkan (saling menjatuhkan) hanya karena berselisih dalam perkara ijtihadiyyah (sebagai contoh: persoalan nyoblos dalam pemilu, pent).
Dahulu
Abu Bakr , Umar dan juga para imam kaum muslimin ; Imam Abu Hanifah,
Imam Malik, Imam Syafi'i , Imam Ahmad dan yang lainnya... mereka juga
pernah berselisih dalam masalah ijtihadiyyah. Akan tetapi hati mereka
tetap satu dan selamat dari sikap saling membenci dan tetap saling
mencintai satu sama lain.
Sebagian dari mereka hari ini menyibukkan diri dengan mencari-cari aib orang lain. Ini merupakan sebiah kekeliruan.
Manusia mana yg tidak pernah tergelincir dalam kesalahan?! Manusia mana yang adanya baik saja..tanpa pernah salah.!! carilah udzur untuk saudaramu, terlebih dalam perkara ijtihadiyyah dan kembalikanlah kepada para Ahlul 'ilmi. Allah ta'ala berfirman :
وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا
Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS. an-Nisa:83)
Sehingga jika ada perselisihan dalam perkara ijtihadiyyah tidak menyebabkan hilangnya persaudaraan (ukhuwwah islamiyyah) dan tetap saling menjaga hak-hak seorang mukmin."
....
El Anshorie 9 Jumadats Tsani 1435
Sebagian dari mereka hari ini menyibukkan diri dengan mencari-cari aib orang lain. Ini merupakan sebiah kekeliruan.
Manusia mana yg tidak pernah tergelincir dalam kesalahan?! Manusia mana yang adanya baik saja..tanpa pernah salah.!! carilah udzur untuk saudaramu, terlebih dalam perkara ijtihadiyyah dan kembalikanlah kepada para Ahlul 'ilmi. Allah ta'ala berfirman :
وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا
Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS. an-Nisa:83)
Sehingga jika ada perselisihan dalam perkara ijtihadiyyah tidak menyebabkan hilangnya persaudaraan (ukhuwwah islamiyyah) dan tetap saling menjaga hak-hak seorang mukmin."
....
El Anshorie 9 Jumadats Tsani 1435
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !