September 2012 - Nidaaul-haq
Headlines News :

Ikatlah Tali Persahabatan

Written By Unknown on Friday 28 September 2012 | Friday, September 28, 2012




Ini cara-cara dasar praktis untuk memperkuat ikatan mahabbah dan mengeratkan tali ukhuwah yang telah diatur dalam islam. Jika dilaksanakan dan dilakukan dengan ikhlas serta tidak menyimpang dari tuntutan syariat niscaya memperoleh pahala dan menghapuskan dosa. Berikut adalah panduan praktis untuk mencapai hal itu.
1. Beritahukan rasa cinta kepada orang yang dicintai.
Dari anas bin malik ra: “ada seseorang berada disisi rasulullah saw, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada disisi rasulullah tersebut mengatakan, ‘aku mencintai dia ya rasulullah’. Lalu nabi bersabda, ‘apakah kamu sudah beritahu dia?’ orang itu menjawab, ‘belum.’ Kemudian beliau bersabda, ‘beritahukan kepadanya.’ Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata ‘sesunngguhnya aku mencintaimu karena Allah’. Kemudian orang yang dicintainya itu menjawab, ‘semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya’.” (HR. Abu
Dawud dengan sanad sahih).
2. Mohon didoakan dari jauh saat berpisah
Umar bin khathab ra berkata: “aku minta izin kepada nabi Muhammad Saw untuk melaksanakan umrah, lalu beliau mengizinkanku. Beliau bersabda, ‘jangan lupakan kami, wahai saudaraku dalam doamu’. Kemudian beliau mengatakan satu kalimat yang mengembirakanku, bahwa aku mempunyai keberuntungan dengan kalimat itu di dunia. Dalam riwayat, beliau bersabda, ‘sertakan kami dalam doamu wahai sahabatku’.” (HR. Abu Dawud Tirmidzi, hadist hasan sahih)
3. Tunjukan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
Dalam Abu Dzar ra, Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah kebaikan sekecil apapun, walau sekedar bertemu saudaramu dengan wajah ceria’.” (HR. Muslim)
4. Biasakan untuk berjabar tangan (kecuali non muhrim)
Rasulullah Saw, menganjurkan umatnya agar segera berjabat tangan saat berjumpa dengan saudaranya.
Dari Al-Barra ra, Rasulullah Saw bersabda: “tidak ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (HD. Abu Dawud)
5. Lakukan silaturahmi sesering mungkin.
Imam Malik dalam kitab-Nya Al-Muwaththa’ meriwayatkan, nabi Muhammad Saw bersabda: “Allah SWT berfirman, ‘pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku. Keduanya saling berkunjung karena Aku dan saling member karena Aku’.”
6. Ucapan selamat atas nikmat dan keberhasilan
7. Memberikan hadiah berkenaan dengan waktu-waktu tertentu
8. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
semoga bisa bermanfaat buat kita sbagai kaum muslimin. Amin!


Abu Huraerah, 28 september 2o12. Gunung sempu

Kisah Umar bin Abdul Aziz dan putri kecilnya

Written By Unknown on Thursday 27 September 2012 | Thursday, September 27, 2012






يحكى ان ابنة عمر بن عبد العزيز - وكانت طفلة صغيرة - دخلت عليه تبكي ..وكان يوم عيد المسلمين فسألها: ما يبكيك؟ قالت كل الأطفال يرتدون ثيابا جديدة و أنا ابنة امير المؤمنين ارتدي ثوبا قديما !!!
..فتأثر عمر لبكائها وراح الى خازن بيت المال و قال له اتسمح لي ان اصرف راتبي عن الشهر القادم؟
فقال الخازن : ولمَ ؟!
فحكى له عمر بن عبد العزيز الموقف .
فقال الخازن : لا مانع يا امير الؤمنين لكن بشرط !!
فقال عمر

: وما الشرط ؟!
قال الخازن : ان تضمن لي ان تبقى حيا حتى الشهر القادم لتعمل بالأجر المصروف سابقا ..!
فتركه عمر وعاد إلى بيته فسأله أبناؤه ما فعلت يا أبانا ؟!
فقال : أتصبرون وندخل جميعا الجنة . . أم لاتصبرون ويدخل أباكم النار؟
فقالوا : نصبر يا أبانا.....

Telah diceritakan bahwa anak perempuan Umar bin Abdul Aziz yang masih kecil masuk rumah dan menangis,, dan ketika itu hari 'ied kaum muslimin maka Umar bertanya kepadanya: "Apa yang membuatmu menangis...????????I

Berkata anak perempuan Umar tersebut: "semua anak anak memakai pakaian baru, sedangkan aku anak amirul mukminin memakai pakaian lama !!!!!i
maka Umar ingin membuat anaknya diam dai tangisanya dan pergi ke bendahara baitul mal dan berkata kepadanya: "bolahkah aku mengambil gajiku bulan depan...?????i
dan berkata bendahara tersebut: untuk apa????i
maka Umar menceritakan kepadanya tentang masalahnya
dan berkata bendahara tersebut: "Tidak mengapa wahai Amirul mikminin akan tetapi dengan syarat
berkata Umar: apa syaratnya?i
berkata bendahara: bisakah engkau menjamin kepadaku bahwa ekau akan hidup sampai bulan depan untuk bekerja terhadap gaimu yang telah engkau ambil??i
maka Umar meninggalkan dan kembali kerumahnya dan ditanya oleh anak anaknya apa yang engkau lakukan wahai ayah kami??i
berkata Umar: kalian memilih bersabar dan kita memasuki surga bersama sama ... atau kalian tidak bersabar dan ayahkalian akan masuk neraka.......................???i
mereka berkata kami bersabar wahai ayah kami



Khandar, 27 september 2012, jakarta

#Kisah seekor semut yang menajubkan dengan syeikhul islam#

Written By Unknown on Wednesday 26 September 2012 | Wednesday, September 26, 2012


قصة النملة العجيبة وتعليق شيخ الإسلام عليها.

ولقد حدثني: أن نملة خرجت من بيتها فصادفت شقّ جرادة فحاولت أن تحمله فلم تطق، فذهبت وجاءت معها بأعوان يحملنه معها، قال: فرفعتُ ذلك من الأرض، فطافت في مكانه فلم تجده فانصرفوا وتركوه
ا. قال: فوضعتهُ، فعادت تحاول حمله فلم تقدر فذهبت وجاءت بهم، فرفعتهُ، فطافت فلم تجده فانصرفوا، قال: فعلت ذلك مرارًا، فلما كان في المرة الأُخرى استدار النمل حلقة ووضعوها في وسطها وقطّعوها عضوًا عضوًا.
قال شيخُنا شيخ الإسلام ابن تيمية وقد حكيتُ له هذه الحكاية، فقال: (هذه النمل فطرها الله -سبحانه- على قبح الكذب وعقوبة الكذاب).

#Kisah seekor semut yang menajubkan dengan syeikhul islam#
.......
telah diceritakan kepadaku: Bahwa ada seekor semut yang keluar dari sarangnya dan dia mendapatkan potongan belalang maka dia mencoba untuk membawanya dan tidak bisa, kemudain semut itu pergi dan datang kembali dengan membawa teman temanya, berkata orang tersebut: maka aku angkat belalang itu dari tanah, dan mereka mencari belalang menglilingi tempat tersebut dan tidak mendapatkanya kemudian mereka pergi meninggalkan semut tadi,, berkata orang terebut: maka aku menaruhnya kembali, kemudian semut itu kembali mencoba membawanya dan tidak kuat, maka semut itu pergi kemudian datang kembali dengan membawa teman teman yang tadi, maka aku angkat kembali belalang itu meraka kembali mencarinya dan tidak menemukanya maka mereka kembali.

berkata orang tersebut: aku melakukan demikian itu berulang kali, maka ketika terakhir kalinya semut semut itu membuat lingkaran dan menaruh semut itu di tengeh tengan dan mereka memotong semut tersebut menjadi beberapa bagian

Berkata syekhul islam Ibnu taumiyah maka aku membuat cerita dari cerita ini dan beliau berkata (Semut semut ini telah Allah -suhanahu wata ala- sucikan atas buruknya berbohong dan hukuman sbagi semut yang berbohong).i

شفاء العليل في مسائل القضاء والقدر والحكمة والتعليل

khandar, 26 september 2012, jakarta

LARANGAN ISBAL TIDAK HANYA KARENA SOMBONG..

Written By Unknown on Saturday 22 September 2012 | Saturday, September 22, 2012





Yang menjadi sebab dilarangnya isbal bukan hanya karena sombong, artinya kalau tidak sombong boleh Isbal, bukan demikian. Karena di sana ada hadits (berkenaan larangan isbal ) yang berifat mutlak (umum) dan khusus.

Diantara hadits berkenaan larangan isbal yang bersifat umum (baik karena sombong, maupun tidak sombong) adalah hadits berikut :

[] عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ :مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَفِي النَّارِ (رواه البخاري )

Dari Abu Hurairah, dari Nabi- beliau bersabda :"Apa saja yang di bawah mata kaki maka di neraka"

Al-Khattabi menjelaskan, "Maksudnya, bagian kaki yang terkena sarung yang di bawah dua mata kaki di neraka (bukan sarungnya-pent).

Kemudian Hadits yang bersifat khususnya ( larangan Isbal terikat karena Sombong ) aadalah hadits berikut :

عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ قَالَ :" ثَلَاثَةٌ لا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلا يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلٍيْمٌ",قَالَ :فَقَرَأَهَا رَسُوْلُ اللهِ ثَلاثَ مِرَارٍ .قَالَ أَبُوْ ذَرٍّ :"خَابُوا وَ خَسِرُوْا. مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ :"المُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ وَالْمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلْفِ الْكَاذِبِ"

Dari Abu Dzar dari Nabi, beliau bersabda :"Tiga golongan yang tidak akan diajak komunikasi oleh Allah pada hari Kiamat dan tidak dilihat dan tidak (juga) disucikan dan bagi mereka adzab yang pedih. " Abu Dzar menceritakan, "Rasulullah mengulanginya sampai tiga kali. ", "Sungguh merugi mereka, siapakah mereka wahai Rasulullah ?" tanya Abu Dzar. Nabi menjawab: "Orang yang isbal, orang yang mengungkit-ngungkit sedekahnya dan penjual yang bersumpah palsu." (HR Muslim I/102 no 106)

KESIMPULANNYA DARI HADITS2 DI ATAS

Jika seseorang Isbal karena Sombong , maka ia diganjari dengan 4 hukuman :
1.Allah tidak berbicara dengannya pada hari Kiamat,

2.tidak melihatnya (yaitu pandangan rahmat),

3.tidak menyucikannya

4.serta mendapat adzab yang pedih.

Inilah empat balasan bagi orang yang menjulurkan pakaiannya karena sombong.

Adapun bagi seorang yang Isbal tidak disertai sombong, maka hukumannya lebih ringan, yaitu bagian bawah mata kakinya akan disiksa dengan api neraka.

Dalam hadits Abu Hurairah di atas, Nabi bersabda: (Apa yang dibawah mata kaki maka di neraka). Nabi tidak menyebutkan kecuali satu hukuman saja.
Juga hukuman ini tidak mencakup seluruh badan, tetapi hanya khusus tempat isbal tersebut (yang di bawah mata kaki). Jika seseorang menurunkan pakaiannya hingga di bawah mata kaki ,maka dia akan dihukum (bagian kakinya) dengan api neraka sesuai dengan ukuran pakaian yang turun dibawah mata kaki tersebut.
(Anda bisa mendapatkan penjelasan ini di Syarah Riyadhus Sholihin 2/522-523, Syaikh Utsaimin -rahimahullah-)

Karena hukuman di neraka itu ada 2 macam : Hukuman yg meliputi seluruh badan dan hukuman yg meliputi bagian badan saja. Diantara hukuman yg meliputi sebagian badan adalah siksaan api neraka terhadap bagian bawah tumit yg terjulur pakaian.

Anda tidak perlu heran dengan masalah ini , karena Rasulullah -shallahualaihiwasallam- pernah bersabda :
وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنْ النَّارِ (متفق عليه)

“Mendapat celaka dari neraka bagi tumit-tumit (yang tidak terkena air)” (Dari Abu Hurairah, ‘Aisyah dan Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash. Muttafaqun ‘alaihi)

Disebutkan dalam hadits Ibnu Umar

Ibnu Umar bercerita, "Saya melewati Rasulullah dan sarungku isbal, maka Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam berkomentar: "Wahai Abdullah, angkat sarungmu!". Aku pun mengangkatnya. "Angkat lagi!",kata beliau lagi. Maka aku pun tambah mengangkatnya. Setelah itu, aku selalu memperhatikan sarungku (agar tidak isbal)". Sebagian orang menanyakan: "Sampai mana (engkau mengangkat sarungmu)?". Ibnu Umar menjawab: "Hingga tengah dua betis" (HR: Muslim 5429)

Dalam hadits tersebut, Rasulullah memerintahkan Ibnu Umar untuk mengangkat pakaiannya, dan Rasulullah sebelumnya tidak bertanya kepada Ibnu Umar ''apakah kamu Isbal karena Sombong atau tidak sombong..? "

Mengapa mereka tidak meninggalkan isbal tersebut demi mengikuti perintah Nabi shallallahu 'alihi wa sallam kepada Ibnu Umar (untuk mengangkat sarungnya) ataukah hati mereka lebih suci dari isi hati Ibnu Umar?!, bahkan sungguh disayangkan, justeru mereka menghina org2 yg berusaha berpakaian sesuai sunnah Rasulullah -shallallahualaihiwasallam- .
Astaghfirullah

BANTAHAN SYUBHAT

1. Seringkali kita dapati, orang-orang yang hobi dengan Isbal, mereka berdalil dengan kisah Abu Bakr untuk melegalkan perbuatannya, berikut redaksi kisahnya

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ : يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي إِلَّا أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ. فَقَالَ النَّبِيُّ : لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُهُ خُيَلَاءَ

Dari Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alihi wa sallam, beliau bersabda, " Barang siapa yang menyeret pakaiannya (di tanah) karena sombong, Allah tidak akan melihatnya pada hari Kiamat.", Abu Bakar mengeluh "Wahai Rasulullah, sesungguhnya salah satu sisi sarung (pakaian bawah)ku (MELOROT) turun (melebihi batas mata kaki) kecuali kalau aku (senantiasa) menjaga sarungku dari isbal". Nabi shallallahu 'alihi wa sallam mengatakan :"Engkau bukan termasuk yang melakukannya karena sombong." (HR Al-Bukhari no 5784)

Kita katakan kepada orang tersebut:
" mohon anda perhatikan kata-kata dalam hadits di atas, di sana tertulis (يَسْتَرْخِي) ''melorot'' bukan ''memelorotkan diri''
Jika anda berisbal ria, dengan belasan kisah Abu Bakr di atas, sejatinya anda ''memelorotkan diri'' bukan ''melorot tidak sengaja"

2. Ada juga yang mengatakan :
"saya isbal bukan karena sombong , sebagaimana Abu Bakr..Saya dan Abu Bakar memiliki kedudukan sama di depan hukum Allah, apa yang boleh bagi Abu Bakar maka boleh juga bagi saya. Kalau Abu Bakar boleh untuk isbal tanpa sombong maka saya pun juga boleh melakukannya..''

maka jawabannya ;

Ibnu Hajar menjelaskan :"Sebab isbalnya sarung Abu Bakar adalah karena tubuhnya yang kurus". (Fathul Baari 10/314)

Ibnu Hajar menambah, "Pada riwayat Ma'mar yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad (redaksinya):

إِنَّ إِزَارِي يَسْتَرْخِي أَحْيَانًا

Sesungguhnya sarungku terkadang turun (melorot)." (Fathul Baari 10/314)

Abu Bakar adalah orang yang kurus, jika beliau bergerak, berjalan atau melakukan gerakan yang lainnya, pakaian bawahnya (izar), melorot turun tanpa disengaja. Namun jika beliau menjaga (memperhatikan) sarungnya maka tidak menjadi turun.

Hadits ini menunjukan bahwa secara mutlak, tidak masalah, sarung yang terjulur di bawah mata kaki kalau tanpa sengaja (Fathul Baari 10/314), sebagaimana Rasulullah pernah mengisbal sarung beliau tatkala tergesa-gesa untuk shlolat gerhana matahari. Abu Bakroh menceritakan:

خَسَفَتِ الشَّمْسُ وَنَحْنُ عِنْدَ النَّبِيِّ, فَقَامَ يَجُرُّ ثَوْبَهُ مُسْتَعْجِلاً حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ

"Terjadi gerhana matahari dan kami sedang berada di sisi Nabi, maka Nabi pun berdiri dalam keadaan mengisbal sarung beliau karena tergea-gesa, sampai memasuki masjid." (HR Al-Bukhari no 5785)

Ibnu Hajar berkesimpulan, "Pada hadits ini (terdapat dalil) bahwa isbal (yang muncul) dengan alasan ketergesaan tidak termasuk dalam larangan" (Al-Fath 10/315) (sumber : www.firanda.com)

Ada beberapa point untuk mencounter orang yang bepegang erat dengan hadits Abu Bakar:

1. Sangat tepat bahwa anda dan Abu Bakar sama kedudukannya di mata hukum, apa yang menjadi dispensasi bagi Abu Bakar juga berlaku bagi saudara. Akan tetapi, apakah isi kalbu anda sama persis dengan yang terdapat dalam hati Abu Bakar??!!.

2. Abu Bakar kita pastikan tidak sombong karena ada nash sharih dan persaksian dari Nabi shallallahu 'alihi wa sallam bahwasanya Ash-Shiddiq tidak sombong. Kalau saudara bisa menghadirkan persaksian Nabi bahwa saudara bebas dari kecongkakan saat berisbal-ria, maka kami sami'na wa atha'na. Bahkan Syaikh Utsaimin sendiri menantang: "Jika kami mengingkarimu maka silahkan kau potong lidah kami". Namun ini mustahil, bagaimana mungkin anda membawakan mendatangkan persaksian Rasulullah. (Syarh Al-Ushul min 'ilmil ushul 335)

3. Isbal yang terjadi pada Abu Bakar bukan karena faktor kesengajaan. Beliau bahkan menghindarinya, namun karena beliau orang yang tidak berbadan gemuk, akibatnya pakaian bawah beliau melorot turun di bawah mata kaki. Adapun anda, sengaja melakukannya, bahkan kepada penjahit, anda menginsruksikan "panjangkan celanaku (sekian),", "turunkan celanaku (sekian)".

4. Anggaplah argumentasi anda itu benar bahwa isbal tanpa kesombongan tidak bermasalah, namun secara implisit, jika saudara sedang isbal berarti saudara sedang memproklamirkan diri bahwa saudara bukanlah orang yang sombong tatkala sedang berisbal. Padahal Allah berfirman : فَلا تُزَكُّوْا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى . Artinya: "Maka Janganlah Kalian mentazkiah diri kalian, Allah lebih tahu siapa yang bertaqwa"

5. Berkaitan dengan kisah Abu Bakar radhiyallahu 'anhu, tidak ada satu riwayat pun yang menceritakan, usai mendengarkan pernyataan Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam tersebut di atas, lantas beliau ia berisbal ria sepanjang hari. Pada prinsipnya, riwayat tersebut menunjukkan bahwa pakaian bawah beliau tidak melewati mata kaki, akan tetapi tanpa disengaja turun, sehingga beliau harus menariknya kembali. Berbeda dengan mereka yang dari awal pakaiannya melebihi mata kaki, dengan demikian kisah Abu Bakar tidak bisa dijadikan sebagai pegangan. (sumber : www.firanda.com)

Ahmad Anshori
Gunung Sempu, ma'had Hamalatul Quran Jogjakarta, 22 September 2012

Sponsor

Popular Posts

free counters

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nidaaul-haq - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger