وَ لَا تَمُوْدَنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا
بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ
فِيْهِ
“Dan
janganlah kamu tunjukan pandangan kedua matamukepada kenikmatan yang telah Kami
berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga (زَهْرَةُ ) kehidupan
dunia agar Kami menguji mereka dengan (kesenangan) itu.”
Hal itu
diibaratkan sebagai bunga yang kelak akan menjadi buah. Bunga, sebagaimana yang
diketahui, yang sedang mekar itu nampak sekali indah dan menawan sehinggi
setiap orang yang melihatnya akan tertarik untuk memetiknya. Benar, jika bunga
tadi dipetik akan terasa indah dipandang, tapi tidak bias dimakan. Namun
lihatlah beberapa saat berikutnya, ia akan layu dan tidak lagi sedap dipandang.
Inilah hakekat kenikmatan di dunia yang tidak akan bertahan lama, bahkan akan
fana dan binasa.
Akan tetapi
jika mau sabar sedikit saja menunggunya, ia akan berubah menjadi buah yang
lebih menawan lagi karena selain enak dipandang juga nikmat dimakan. Dan inilah
hakekat kenikmatan akhirat. Allahua’lam. []
Berikut
adalah komentar Syaikh ‘Abdurrohman bin Nashir As Sa’di rohimahulloh
dalam tafsirnya yang bertajuk Taisir Al Karim Ar Rohman fi Tafsir Kalam
Al Mannan, “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu karena
terkagm-kagum dan jangan kamu ulang-ulangi memandang keadaan dunia dan
orang-orang yang menikmatinya karena memandangnya baik berupa makanan, minuman
yang enak, pakaian mewah, rumah yang wah, dan wanita cantik, karena itu
semua adalah bunga dunia yang merasa senang jiwa-jiwa tertipu, merasa kagum
pandangan orang-orang yang berpaling, dan kaum zhalim yang menikmatinya –karena
terputusnya pandangan mereka dengan akhirat-.
Kemudian
(semua itu) akan segera pergi, berlalu semua, dan bahkan akan membunuh pecinta
dan perindunya sehingga mereka akan menyesal, sedangkan penyesalan tidak akan
berguna. Ketika mereka datang di hari kiamat akan mengetahui apa yang ada pada
mereka dulu (berupa ketertipuan).
Kesengan
dunia itu hanya Allah jadikan sebagai fitnah dan ujian, agar Dia mengetahui
siapa yang menikmati dan tertipu dengannya, serta mengetahui siapa yang berbuat
dengan sebaik-baik amalan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا
لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا* وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا
صَعِيدًا جُرُزًا
“Sesungguhnya
Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya. Siapakah
di antaranya yang terbaik perbuatannya.” (QS Al Kahfi: 7)”
- Pelajaran Syarh Riyadhush
Sholihin bersama Al Ustadz Aris Munandar hafizhohulloh di
Ma’had Hamalatul Quran ba’da zhuhur
Firman Hidayat, Gunung Sempu Yogyakarta, www.almarwadi.wordpress.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !