Ketika Imam Ahmad rahimahullah berada di masiid. Khalifah Al-Mutawakkil mengutus seseorang untuk menemuinya. Utusan tersebut memberitahukan bahwa anak wanita Mutawakkil -atau budaknya- kesurupan. la meminta lmam Ahmad agar berdo’a kepada Allah untuk kesembuhan wanita tersebut.
Kemudian lmam Ahmad rahimahullah mengeluarkan dua
sandal kayunya (terompah) dari tempat wudhu, lalu diberikan kepada utusan
tersebut seraya berpesan:
“Pergilah ke rumah Amirul Mukminin dan duduklah
disisi kepala anak wanita yang kesurupan. Katakanlah kepada jinnya: “Ahmad
berpesan kepadamu; mana yang lebih kau sukai, keluar dari anak wanita ini, atau
digampar tujuh puluh kali dengan terompah ini?!”.
Utusan tersebut melaksanakan pesan lmam Ahmad. Dan
jin tersebut berkata melalui lisan anak wanita yang kesurupan: “Saya patuh dan
taat, seandainya lmam Ahmad menyuruh kami agar tidak tinggal di lraq, niscaya
kami tidak akan tinggal di lraq. Sesungguhnya dia (Ahmad) mentaati Allah,
sehingga Allah menjadikan segala sesuatu taat kepadanya“. Lalu jin itu keluar
dari anak wanita tadi. Akhirnya ia sembuh dari penyakitnya. Dan di kemudian
hari ia dikaruniai Allah anak yang banyak.”[Aakaamul Mirjan: 15].
Di kisah yang lain, lbnul Qayyim rahimahullah
bercerita:
“Suatu saat
Syaikh lbnu Taimiyah membaca ayat 115 dari surat Al-Mukminun di telinga orang
yang kesurupan, ruh jahat (jin) di dalam tubuhnya menjerit kesakitan seraya
berkata: “Ya”. Lalu beliau mengambil tongkat dan memukuli urat lehernya hingga
tangannya letih kecapekan.
Para hadirin yang menyaksikan peristiwa tersebut
yakin, bahwa orang tersebut akan mati akibat pukulan tongkat yang bertubi-tubi.
Jin yang di dalam tubuh orang tersebut berkata: “Saya mencintainya”. lbnu Taimiyah
membantah: “Dia tidak mencintaimu”.
Lalu jin itu menyahut lagi: “Aku ingin pergi haji
bersamanya”. lbnu Taimiyah menyangkal: “Dia tidak mau pergi haji bersamamu”.
Lalu jin tersebut menambahkan: “Saya tinggalkan dia demi kemuliaanmu“. Syaikh
lbnu Taimiyah menegaskan: “Tidak, tapi keluarlah karena taat kepada Allah dan
Rasul-Nya“. “Ya, aku akan keluar darinya”, sahut jin menyerah kalah.
Tak lama kemudian orang yang kesurupan tersebut
sadar, lalu duduk seraya menengok ke kanan dan ke kiri sambil bertanya
keheranan: “Apa yang menyebabkan aku berada di rumah syaikh?” Para hadirin
balik bertanya: “Bagaimana dengan pukulan yang bertubi-tubi tadi?” Orang
tersebut menjawab: “Kenapa syaikh memukuli saya? Apa dosa saya?” Ternyata orang
tersebut tidak merasakan apa-apa ketika dipukuli Syaikh lbnu Taimiyah secara
bertubi-tubi.”[Ath-Thibbun Nabawi: 53]
Sumber: http://salafartikel.wordpress.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !