Oleh:Ibnu Marwadi Al-Marwadi Al-Andalasi -'afalloh 'anh-
:: Syarat-Syarat Kalimat Agung 'Laa ilaaha illallaah' ::
"Adapun syarat-syarat 'laa ilaaha illallaah' adalah sebagai berikut:
1. Ilmu, yaitu mengetahui makna kandungannya; dari yang menafikannya dan yang menetapkannya. Allah berfirman, "Ketahulah bahwa Dia tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah." [QS Muhammad: 19]. "Kecuali orang yang bersaksi dengan alhaq (baca: laa ilaaha illallaah) sedangkan mereka mengetahui (dengan hati mereka tentang apa yang mereka persaksikan dengan lisan-lisan mereka. pent.)" [QS az-Zukhruf: 86]
Rasululloh bersabda, "Siapa yang wafat sedangkan dia mengetahui bahwa Dia tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah, masuk surga." [HR Imam Muslim dari 'Ustman bin 'Affan]
Dan banyak manusia dewasa ini mengucapkan syahadah ini dengan lisannya sedangkan mereka tidak mengetahui sedikit pun dari maknanya. Oleh karena itu, mereka terjerumus kepada lubang kesyirikan padahal dia mengucapkan syahadat ini. Padahal orang-orang musyrik di zaman Nabi saja mengetahui maknanya dan konsekuensinya. Mereka berkata, "Apakah mereka menjadikan tuhan-tuhan (berhala) itu Tuhan yang satu? Sungguh ini adalah sesuatu yang mengherankan." [QS Shod: 5]
2. Yaqin, yaitu diharuskan orang yang mengucapkannya merasa yaqin dengan konsekuensi kalimat ini. Karena itu apabila dalam hatinya merasa ragu dan tidak yakin, maka tidak akan bermanfaat baginya.
Allah berfirman dalam mensifati orang-orang mukmin, "Orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rosul-Nya kemudian mereka tidak merasa ragu." [QS al-Hujarat: 15].
Adapun orang-orang yang ragu, maka dialah munafiq. Lihat: QS at-Taubah: 45. Padahal siksaan bagi munafik itu adalah Neraka yang pualing bawah. Lihat: QS an-Nisa': 145. Dan boleh jadi siksanya lebih dahsyat dibanding siksaan kaum kuffar. Wal'iyadzubillah. Nas-alullah as-salaamah.
Dari Abu Hurairah, Rosululloh bersabda, "Aku bersaksi bahwa tidak ada ilaah yang berhak diibadahi selain Allah dan Aku adalah utusan Allah. Tidaklah seseorang berjumpa dengan Allah dan dengan keduanya (dua syahadat) tidak ragu dengannya, kecuali dia pasti masuk Surga." [HR Muslim]
3. Ikhlas yang menafikan syirik. Kalimat ini tidak akan berguna bagi pengucapnya tanpa disertai dengan ikhlas. Allah berfirman, "Padahal mereka tidaklah diperintah kecuai hanya untuk menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama..." [QS al-Bayyinah: 5]
Rosululloh bersabda, "Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang yang mengucapkan 'laa ilaaha illallaah' dengan ikhlas dari hati atau jiwanya." [HR Imam al-Bukhori]
4. Cinta yang menafikan kebencian. Maka kalimat ini harus dicintai, apa yang dikandung, ahlinya dan yang mengamalkan konesuensinya. Lihat: QS Albaqarah: 165 & Almaidah: 54.
Allohua'lam.
Bersambung, insyaAllah ke syarat yang ke-6, 7, & 8.
[Penulis ambil dari:
1. Alquran al-Karim dan Terjemahnya
2. Hasyiyah ad-Durusil Muhimmah li 'Ammatil Ummah lil 'Allamah 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz rohimahulloh hal. 50-52 karya Syaikh Dr. Ahmad bin Sholih bin Ibrohim Ath-Thuyan. KSA: Dar Thuwaiq Lin Nasyr wat Tauzi' cet. ke-6 1431 H/ 2010 M dengan sedikit tambahan dan perubahan
3. Pelajaran-pelajaran yang penulis terima dari guru-guru penulis.
4 . Dll.]
Sleman, 08:02 Ahad 9 Ramadhan 1433 H
"Adapun syarat-syarat 'laa ilaaha illallaah' adalah sebagai berikut:
1. Ilmu, yaitu mengetahui makna kandungannya; dari yang menafikannya dan yang menetapkannya. Allah berfirman, "Ketahulah bahwa Dia tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah." [QS Muhammad: 19]. "Kecuali orang yang bersaksi dengan alhaq (baca: laa ilaaha illallaah) sedangkan mereka mengetahui (dengan hati mereka tentang apa yang mereka persaksikan dengan lisan-lisan mereka. pent.)" [QS az-Zukhruf: 86]
Rasululloh bersabda, "Siapa yang wafat sedangkan dia mengetahui bahwa Dia tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah, masuk surga." [HR Imam Muslim dari 'Ustman bin 'Affan]
Dan banyak manusia dewasa ini mengucapkan syahadah ini dengan lisannya sedangkan mereka tidak mengetahui sedikit pun dari maknanya. Oleh karena itu, mereka terjerumus kepada lubang kesyirikan padahal dia mengucapkan syahadat ini. Padahal orang-orang musyrik di zaman Nabi saja mengetahui maknanya dan konsekuensinya. Mereka berkata, "Apakah mereka menjadikan tuhan-tuhan (berhala) itu Tuhan yang satu? Sungguh ini adalah sesuatu yang mengherankan." [QS Shod: 5]
2. Yaqin, yaitu diharuskan orang yang mengucapkannya merasa yaqin dengan konsekuensi kalimat ini. Karena itu apabila dalam hatinya merasa ragu dan tidak yakin, maka tidak akan bermanfaat baginya.
Allah berfirman dalam mensifati orang-orang mukmin, "Orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rosul-Nya kemudian mereka tidak merasa ragu." [QS al-Hujarat: 15].
Adapun orang-orang yang ragu, maka dialah munafiq. Lihat: QS at-Taubah: 45. Padahal siksaan bagi munafik itu adalah Neraka yang pualing bawah. Lihat: QS an-Nisa': 145. Dan boleh jadi siksanya lebih dahsyat dibanding siksaan kaum kuffar. Wal'iyadzubillah. Nas-alullah as-salaamah.
Dari Abu Hurairah, Rosululloh bersabda, "Aku bersaksi bahwa tidak ada ilaah yang berhak diibadahi selain Allah dan Aku adalah utusan Allah. Tidaklah seseorang berjumpa dengan Allah dan dengan keduanya (dua syahadat) tidak ragu dengannya, kecuali dia pasti masuk Surga." [HR Muslim]
3. Ikhlas yang menafikan syirik. Kalimat ini tidak akan berguna bagi pengucapnya tanpa disertai dengan ikhlas. Allah berfirman, "Padahal mereka tidaklah diperintah kecuai hanya untuk menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama..." [QS al-Bayyinah: 5]
Rosululloh bersabda, "Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang yang mengucapkan 'laa ilaaha illallaah' dengan ikhlas dari hati atau jiwanya." [HR Imam al-Bukhori]
4. Cinta yang menafikan kebencian. Maka kalimat ini harus dicintai, apa yang dikandung, ahlinya dan yang mengamalkan konesuensinya. Lihat: QS Albaqarah: 165 & Almaidah: 54.
Allohua'lam.
Bersambung, insyaAllah ke syarat yang ke-6, 7, & 8.
[Penulis ambil dari:
1. Alquran al-Karim dan Terjemahnya
2. Hasyiyah ad-Durusil Muhimmah li 'Ammatil Ummah lil 'Allamah 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz rohimahulloh hal. 50-52 karya Syaikh Dr. Ahmad bin Sholih bin Ibrohim Ath-Thuyan. KSA: Dar Thuwaiq Lin Nasyr wat Tauzi' cet. ke-6 1431 H/ 2010 M dengan sedikit tambahan dan perubahan
3. Pelajaran-pelajaran yang penulis terima dari guru-guru penulis.
4 . Dll.]
Sleman, 08:02 Ahad 9 Ramadhan 1433 H
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !