October 2012 - Nidaaul-haq
Headlines News :

Pacaran,, Bukan Gaya Islami

Written By Unknown on Saturday 20 October 2012 | Saturday, October 20, 2012

Bismillahirrohmanirohim.....
Pacaran memang sudah membudaya di negeri kita dan di zzaman ini, sehingga banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang tidak punya pacar seperti orang yang asing, tapi itulah islam yang akan menjadi asing pada akhirzaman ini. Namun bagaimana pandangan islam terhadapa pacaran??? . Disini saya akan menjelaskan tentang hukum pacaran dalam pandangan islam, karna beberapa hari kemaren saya dikagetkan dengan seorang yang menjalani study di ma’had bertanya kepada saya tentang hukum pacaran dalam islam.
Dalam pandangan islam pacaran adalah sebuah perbuatan yang di haromkan karna akan menjerumuskan seseorang pada perzinaan, sebagaimana firman Allah azza wa jalla:  

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً (الإسراء  32)
Janganlah kamu sekalian mendekati perzinahan, karena zina itu adalah perbuatan yang keji…” (QS. Al-Isra : 32).
Ayat di atas telah jelas bahwa Allah suhanahu wata’ala melarang seseorang mendekati zina. Larangan disini adalah larang yang menunjukan pengharoman, karana setiap larangan di dalam Al Quran menunjukan pengharoman kecuali ada qorinah yang menjelaskan bahwa larangan tersebut makruh atau mubah.  Ini adalah perintah Allah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan keji  dan menundukan pandangan, karna sifat seorang mukmin adalah menjaga kemaluanya sebagamana yang telah disifati Allah Azza wajalla. dalam surat Al Ahzab Allah berfirman: 
وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ    (الأحزاب 35)
Dan laki laki yang menjaga kemluanya dan perempuan yang menjaga kemaluanya (al ahzab 35)
Dan juga Allah mensifati seorang mukmin adalah orang orang yang menjaga kemaluanya didalam surat al mukminun Allah berfirman:
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (المؤمنون)
Dan orang orang yang selalu menjaga kemaluanya (Al mukminun)   
Ini adalah sifat seorang yang beriman, mereka selalu menjaga  kemaluanya deri perbuatan yang keji seperti pacaran maupun  zina, Allah juga memerintahkan kepada seseorang untuk menjaga pandanganya Allah berfirman :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ * وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
 “Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan mereka (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka (An-Nur : 30-31). 
Kalau Allah memerintahkan menjaga pandangan bagaimana dengan seorang yang pacaran, saling memandang, berpegangan tangan, dan lain sebagainya,,, Naudzubillahi mandzalik
Dan didalam hadits Rosulullah memberikan ancaman bagi orang yang menyentuh lawan jenis:
Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya. ” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir 20/210 dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, lihat Ash-Shahihah no. 226)

Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata, “Dalam hadits ini ada ancaman yang keras bagi lelaki yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Dan juga merupakan dalil haramnya berjabat tangan dengan para wanita, karena jabat tangan tanpa diragukan masuk dalam pengertian menyentuh. Sungguh kebanyakan kaum muslimin di zaman ini ditimpa musibah dengan kebiasaan berjabat tangan dengan wanita. Di kalangan mereka ada sebagian ahlul ilmi, seandainya mereka mengingkari hal itu hanya di dalam hati saja, niscaya sebagian perkaranya akan menjadi ringan, namun ternyata mereka menganggap halal berjabat tangan tersebut dengan beragam jalan dan takwil. Telah sampai berita kepada kami ada seorang tokoh besar di Al-Azhar berjabat tangan dengan para wanita dan disaksikan oleh sebagian mereka. Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita sampaikan pengaduan dengan asingnya ajaran Islam ini di tengah pemeluknya sendiri. Bahkan sebagian organisasi-organisasi Islam berpendapat bolehnya jabat tangan tersebut. Mereka berargumen dengan apa yang tidak pantas dijadikan dalil, dengan berpaling dari hadits ini4 dan hadits-hadits lain yang secara jelas menunjukkan tidak disyariatkan jabat tangan dengan kaum wanita non-mahram. ” (Ash-Shahihah, 1/448-449)  
Dan juga didalam hadits lain Rosulullah melarang seseorang berduaan dengan lawan jenis:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:,  
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.” (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)
berkata ‘Aisyah rodhiyallahu a’lam:
“Tidak! Demi Allah, tidak pernah sekali-kali tangan Rasulullah Saw menyentuh tangan wanita (asing), hanya ia ambil bai’at mereka dengan perkataan.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Maka hendaklah seorang muslim menjaga dirinya dari pebuatan yang dilarang oleh Allah dan Rosulnya karna itu adalah maslahat bagi kaum muslimin dan tidaklah selayaknya kita menentang perintah Allah azza wajalla, dan Allah telah menerangkan dalam Al Quran bahwa seseorang itu akan mendapatka yang selevel denganya sebagaimana Allah Azza Wa Jalla berfirman:
 ''Wanita-wanita yg tidak baik adalah untuk laki-laki yg tidak baik, dan laki-laki yg tidak baik adalah untuk wanita-wanita yg tidak baik (pula), dan wanita-wanita yg baik adalah untuk laki-laki yg baik dan laki-laki yg baik adalah untuk wanita-wanita yg baik (pula).'' (QS. An-Nuur:26)
Oleh karna itu marilah kita selalu menjaga diri kita dari perbuatan- perbuatan yang kotor seperti pacaran dan lain sebagainya. Tidakkah kita mau  mendapatkan orang yang suci, sholih ataupun sholihah sebagai pendaping hidup kata. Jadi kita tarik kesimpulan yang bilang pacaran itu harom adalan Allah dan RosulNya....... 
WaAllahu A’lam....

Keutamaan 10 Hari Dzulhijah

Keutamaan sepuluh hari dzulhijah
1- أن الله تعالى أقسم بها : وإذا أقسم الله بشيء دل هذا على عظم مكانته وفضله، إذ العظيم لا يقسم إلا بالعظيم، قال تعالى )والفجر، وليال العشر) . والليالي العشر هي عشر ذي الحجة، وهذا ما عليه جمهور المفسرين والخلف، وقال ابن كثير في تفسيره: وهو الصحيح.
1.
-Allah subhanahu watala bersumpah dengannya: dan apabila Allah bersumpah dengan sesuatu menunjukan bah
wa sesuatu tersebut atas keagunganya dan kedudukanya dan kemuliaanya, jadi Allah tidak bersumpah kecuali dengan yang agung, Allah berfirman: demi fajar, dan demi sepuluh hari (Al fajr 1-2) sepuluh hari yag dimaksud dalam ayat ini adalah
sepuluh hari dzulhijah, dan ini adalah jumhur para mufarsir dan kholaf, berkata Ibnu katsir dalam tafsirnya: dan ini adalah shohih
2- أنها الأيام المعلومات التي شرع فيها ذكره:قال تعالى: (ويذكروا اسم الله فيي أيام معلومات على ما رزقهم من بهيمة الأنعام) [الحج:28] وجمهور العلماء على أن الأيام المعلومات هي عشر ذي الحجة، منهم ابن عمر وابن عباس.
2-Dan hari hari tersebut adalah hari yang telah ditentukan dan disyariatkan didalamnya untuk berdzikir sebagaimana firman Allah ta’ala: dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan bagi orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (Al-Hajj : 28) dan jumhur Ulama bawa sanya hari yangtelah ditentukan yang dimakasut adalah sepuluh hari dzulhijah, dan diantara yang berpendapat demikian adalah Ibnu Umar dan Ibnu Abbas
3- أن رسول الله صلى الله عليه وسلم شهد لها بأنها افضل أيام الدنيا: فعن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (فضل أيام الدنيا أيام العشر ـ يعني عشر ذي الحجة ـ قيل: ولا مثلهن في سبيل الله؟ قال : ولا مثلهن في سبيل الله إلا رجل عفر وجهه بالتراب) [ رواه البزار وابن حبان وصححه الألباني]
3-Bahwasanya Rosulullah shollallahu alaihi wasallam telah merekomendasikan hari hari tersebut sebagai hari hari paling afdhol di dunia, dari Jabir rodhiyallahu anhu, dari Nabi shollallahu alaihi wasalam bersabda: Hari yang paling afdhol didunia adalah sepuluh hariyaitu sepuluh hari dzulhijah- maka dikatakan: dan tidak juga sebanding dengan jihad fisabilillah??? Beliau bersabda: tidak sebanding denganya, kecuali seorang laki laki yang menabur wajahnya dengan debu (mati syahid) (HR, Bazzar dan Ibnu Hibban dan dishohihkan oleh Syekh Al albani
4- أن فيها يوم عرفة :ويوم عرفة يوم الحج الأكبر، ويوم مغفرة الذنوب، ويوم العتق من النيران، ولو لم يكن في عشر ذي الحجة إلا يوم عرفة لكفاها ذلك فضلاً، وقد تكلمنا عن فضل يوم عرفة وهدي النبي صلى الله عليه وسلم فيه في رسالة (الحج عرفة
4-Ada didalamnya hari A’rofah: dan hari Arofah adalah hari haji yang terbesar, dan hari pengampunan dosa, dan hari dijauhkan dari bakaran api neraka, dan kalaupun tidak ada sepuluh hari dzulhijah kecuali hari arofah sungguh akan cukup keutamaan tersebut, dan telah kami jelaskan tentang keutamaan hari arofah serta petunjuk Nabi shollallahu alaihi wasalam ddi dalam risalah haji
5- أن فيها يوم النحر :وهو أفضل أيام السنة عند بعض العلماء، قال صلى الله عليه وسلم (أعظم الأيام عند الله يوم النحر، ثم يوم القر)[رواه أبو داود والنسائي وصححه الألباني].
5-Ada di dalamnya hari penyembelihan (qurban) dan ini adalah hari yang paling afdhol dalam setahun menurut pandangan sebagian ulama, Bersabda Rosulullah shollahu alaihi wasallam: Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah ta’ala adalah hari iedul adha dan hari qorr (hari tasyrik)
6- اجتماع أمهات العبادة فيها : قال الحافظ ابن حجر في الفتح: (والذي يظهر أن السبب في امتياز عشر ذي الحجة لمكان اجتماع أمهات العبادة فيه، وهي الصلاة والصيام والصدقة والحج، ولا يتأتى ذلك في غيره).
6-Berkumpulnya semua amal di dalamnya: Berkata Al hafidz Ibnu Hajar di dalam fathul barrinya: dan diantara sebab keistimewaan sepuluh hari dzulhijah adalah berkumpulnya semua amalan amalan umum didalamnya, seperti sholat, puasa, shodaqoh, dan haji, dan tidak ada hari yang semisalnya di hari yang lain
Dinukil dari artikel www.sahab.net

Keutamaan Beramal di 10 Hari Dzulhijah dan Amalan Sunnah di Dalamnya

Keutamaan Beramal di Sepuluh Hari Dzulhijah
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:(ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام ـ يعني أيام العشر ـ قالوا: يا رسول الله، ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء) [رواه البخاري].
Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu anhuma berkata: Rosulullah shollallhu alaihi wasalam bersabda: Tidak ada hari ketika seorang beramal sholih lebih dicintai Allah dari hari ini
–yaitu sepuluh hari dzulhijah- para sahabat berkata: Wahai Rosulullah tidak juga jihad dijalan Allah?? Rosulullah bersabda tidak tidak juga jihad dijalan Allah kecuali apabila ada seorang laki laki yang keluar dengan jiwanya dan hartanya kemudian dia tidak kembali dengan sesuatau apapun (syahid) (HR Bukhori)
وعن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال: (كنت عند رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: فذكرت له الأعمال فقال:ما من أيام العلم فيهن أفضل من هذه العشرـ قالوا: يا رسول الله، الجهاد في سبيل الله؟ فأكبره. فقال: ولا الجهاد إلا أن يخرج رجل بنفسه وماله في سبيل الله، ثم تكون مهجة نفسه فيه) [رواه أحمد وحسن إسناده الألباني].
Dan diriwayatkan jiga Abdullah bin Umar rodhiyallahuanhuma berkata: Pernah suatu ketika aku di sisi Rosulullah shollallahu alaihi wasalam maka aku mengingatkan kepada Beliau suatu amal, maka Beliau bersabda: Tidak ada suatu hari apabila beramal didalamnya lebih afdhol dari sepuluh hari ini, para sahabat bertanya: wahai Rosulullah bagaimana dengan jihad fisabilillah?? Beliau bersabda: Tidak juga jihad di jalan Allah kecuali seorang laki laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya berjihad di jalan Allah kemudian kemudia tejadilah apa yang dia harapkan (mati Syahid) (HR, Ahmad, dan dihasankan oleh syeh Al albani)
فدل هذان الحديثان وغيرهما على أن كل عمل صالح يقع في أيام عشر ذي الحجة أحب إلى الله تعالى من نفسه إذا وقع في غيرها، وإذا كان العمل فيهن أحب إلى الله فهو أفضل عنده. ودل الحديثان أيضاً على أن العامل في هذه العشر أفضل من المجاهد في سبيل الله الذي رجع بنفسه وماله، وأن الأعمال الصالحة في عشر ذي الحجة تضاعف من غير استثناء شيء منها.
Maka dua hadits ini dan hadits yang lain menunjukan bahwa setiap amal sholih yang dikerjakan di sepuluh hari dzulhijah lebih dicintai Allah dari pada amalan sholih yang dikerjakan di hari yang lain
 من الأعمال المستحبة في عشر ذي الحجة
Beberapa Amalan yang Disunnahkan Pada Sepuluh Hari Dzulhijah
إذا تبين لك أخي المسلم فضل العمل في عشر ذي الحجة على غيره من الأيام، وأن هذه المواسم نعمة وفضل من الله على عباده، وفرصة عظيمة يجب اغتنامها، إذ تبين لك كل هذا، فحري بك أن تخص هذه العشر بمزيد عناية واهتمام، وأن تحرص على مجاهدة نفسك بالطاعة فيها، وأن تكثر من أوجه الخير وأنواع الطاعات، فقد كان هذا هو حال السلف الصالح في مثل هذه المواسم، يقول أبو ثمان النهدي: كانوا ـ أي السلف ـ يعظمون ثلاث عشرات :
العشر الأخير من رمضان، والعشر الأول من ذي الحجة، والعشر الأول من محرم.
Apabila telah jelas bagi enkau wahai saudaraku muslim keutamaan amalan di sepuluh hari dzulhijah dibandingkan hari yang lain, dan ini adalah misim kenikmatan dan keutamaan dari Allah atas hamba-NYA, dan kesempatan yang agung yang dicitai untuk menyongsongnya, apabila sudah jelas bagi engkau keutamaan ini, maka hendaknya engkau mengkhususkan di hari hari tesebut dengan menambah inayah dan perhatian, dan hendalah engkau bersungguh sungguh dan bermujahadah dengan dirimu dengan ketaatan didalamnya, dan hendaknya engkau memperbanyak kebaikan dan berbagai macam ketaatan. Dan demikanlah keadaan para salafusholih pada musim ketaatan ini. Berkata Abu Tsaman An nahdi: Mereka –para salaf- telah memuliakan tiga sepuluh hari, yaitu sepuluh hari terakhir di bulan romadhon. Sepuluh hari pertama di bulan dzulhijah, dan sepuluh haari pertama dibulan muharom
ومن الأعمال التي يستحب للمسلم أن يحرص عليها ويكثر منها في هذه الأيام ما يلي:
Dan amal amal yang disunahkan bagi seorang muslim untuk bersungguh sungguh dan memperbanyak di sepuluh hari dzulhijah adalah sebagai berikut:
1- أداء مناسك الحج والعمرة : وهما افضل ما يعمل في عشر ذي الحجة، ومن يسر الله له حج بيته أو أداء العمرة على الوجه المطلوب فجزاؤه الجنة؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم: (العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة) [متفق عليه].
Haji dan umroh: dan keduanya adalh amalan yang paling afdhol dai sepuluh hari dzulhijah, dan barang siapa yang dimudahkan oleh Allah untuk berhaji ke baitullah atau umroh dengan ihklash maka balasanya adalah surga, sebagaimana sabda Rosulullah shollallahu alaihi wasalam: Diantara Umroh dengan Umroh yang lainya ada penghapus dosa di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan kecuali surga (Muttafaqun alaihi)
والحج المبرور هو الحج الموافق لهدي النبي صلى الله عليه وسلم، الذي لم يخالطه إثم من رياء أو سمعة أو رفث أو فسوق، المحفوف بالصالحات والخيرات.
Dan haji yang mabrur adalah haji yang sesuai dengan tuntunan Nabi shollallahu alaihi wasalm, dan tidak tercampuri dengan dosa seperti riya sum’ah perkataan kotor atau perbuatan keji. Dan di dalam haji dipenuhi dengan amalan sholih dan kebaikan kebaikan.
2- الصيام : وهو يدخل في جنس الأعمال الصالحة، بل هو من أفضلها، وقد أضافه الله إلى نفسه لعظم شأنه وعلو قدره،فقال سبحانه في الحديث القدسي : (( كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به )) متفق عليه
Kemudian yang kedua aadalah puasa: dan pusa adalah temasuk amal sholih, bahkan puasa adalah amalan yang afdhol, Dan Allah telah menyandarkan amalan puasa kepada jiwanya yang Maha agung Maha tinggi dan Maha kuat. Allah berfirman dalam hadits kidsi: Setiap amal anak adam adalah untuk dia sendiri kecuali puasa karna puasa adalah untuku dan aku yang akan memberinya pahala (Muttafaqu Alaihi)
وصحت الأحاديث عند النسائي وغيره أنه صلى الله عليه وسلم أنه كان يصوم هذه الأيام (من أول ذي الحجة وحتى التاسع)
Dan ada hadits hadits telah dishohihkan Annasa’i dan yang lainya bahwa Rosulullahu shollallahu alaihi wasalam telah berpuasa di sepuluh hari dzulhijah dari awal dzulhijah sampa tanggal sembilan dzulhijah
وقد خص النبي صلى الله عليه وسلم صيام يوم عرفة من بين أيام عشر ذي الحجة بمزيد عناية، وبين فضل صيامه فقال: (صيام يوم عرفة احتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده) [رواه مسلم].
Dan Rosulullah telah mengkhususkan puasa pada hari arofah diantara hari hari sepuluh dzulhijah yang lain dengan diambahnya inayah, dan diantara keutamaan puasanya Beliau bersabda: Puasa pada hari arofah akan menghapus dosa satu tahun sebelumnya dan stu tahun setelahnya (HR. Muslim)
وعليه فيسن للمسلم أن يصوم تسع ذي الحجة، لأن النبي صلى الله عليه وسلم حث على العمل الصالح فيها. وقد ذهب إلى استحباب صيام العشر الإمام النووي وقال: صيامها مستحب استحباباً شديداً.
Maka disunnahkan bagi seorang muslim untuk berpuasa pada tanggak sembilan hari bulan dzulhijah. Karna Rosulullah shollallhu alaihi wasallam telah menganjurkan untuk beramal sholih didalamnya. Dan telah dijelaskan oleh imam nawawi atas disunahkanya puasa pada hari tersebut, Beliau berkata: puasa di dalamya sangat dianjurkan.
3- الصلاة :وهي من أجل الأعمال وأعظمها وأكثرها فضلاً، ولهذا يجب على المسلم المحافظة عليها في أوقاتها مع الجماعة، وعليه أن يكثر من النوافل في هذه الأيام، فإنها من أفضل القربات، وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه: (وما يزال عبدي يتقرب إلى بالنوافل حتى أحبه) [رواه البخاري].
Kemudian yang ketiga adalh sholat: karna sholat adalah amalan yang mulia dan banyak sekali keutamanya, olehkrana itu dianjurkan bagi seorang musli untuk menjaga sholat di waktu waktunya bersama jamaah. Dan hendaknya seorang muslim memperbanyak sholat sholat sunnah di hari hari tersebut, karana hari hari tersebut adalah hari hari paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dan telah bersabda Rosulullah shollahu alai wasalam di dalam hadits qutsi: Allah berfirman: dan akan ada dari hamba KU yang mendekatkan diri kepada KU dengan sholat sholat sunnah sampai AKU mencintainya (HR Bukhori)
4- التكبير والتحميد والتهليل والذكر : فعن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر، فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد) [رواه أحمد]. وقال البخاري ك كان ابن عمر وأبو هريرة رضي الله عنهما يخرجان إلى السوق في أيام العشر يكبران ويكبر الناس بتكبيرها. وقال: وكان عمر يكبر في قبته بمنى فيسمعه أهل المسجد فيكبرون، ويكبر أهل الأسواق حتى ترتج منى تكبيراً. وكان ابن عمر يكبر بمنى تلك الأيام وخلف الصلوات وعلى فراشه، وفي فسطاطه ومجلسه وممشاه تلك الأيام جميعاً.
Yang keempat adalah takbir, tahmid, tahlil, dan dzikit: Telah diriwayatkan dari Ibnu Umar rodhiyallahu anhuma Nabi shollallahu alaihi wasalam bersabda: tidak ada hari yang lebih mulia disisi Allah dan lebih dicintai amalanya dari haari sepuluh hari dzulhijah, maka perbanyaklah didalamnya tahlil takbir dan tahmid (HR. Ahmad)  Dan berkata Imam Bukhori: Adapun Umar dan Abu Huroiroh rodhiyaahu anhuma mereka berdua keluar ke pasar di sepuluh hari dzulhijah bertakbir, dan manusiapun bertakbir dengan takbir yang lafadhkan keduanya. Dan Imam bukhori juga berkata: adapun umar bertakbir dikubah di mina maka terdengar oleh  orang orang yang ada masjid mak bertakbirlah mereka
ويستحب للمسلم أن يجهر بالتكبير في هذه الأيام ويرفع صوته به، وعليه أن يحذر من التكبير الجماعي حيث لم ينقل عن النبي صلى الله عليه وسلم ولا عن أحد من السلف، والسنة أن يكبر كل واحد بمفرده.
Disunahkan bagi seorang muslim untuk mengeraskan takbirnya di sepuluh hari dzulhijah dan mengengkat suaranya. Dan janganlah seseorang untuk bertakbir secara jamaah karna yang demikian itu tidak pernah dilakukan oleh Rosullah dan tidak pula dilakukan oleh para salaf. Dan yang disnahkan adalh bertakbir secara sendiri sendiri
5- الصدقة : وهي من جملة الأعمال الصالحة التي يستحب للمسلم الإكثار منها في هذه الأيام، وقد حث الله عليها فقال: (يا أيها الذين آمنوا أنفقوا مما رزقناكم من قبل أن يأتي يوم لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة والكافرون هم الظالمون) [البقرة:254]، وقال صلى الله عليه وسلم (ما نقصت صدقة من مال) [رواه مسلم].
Dan yang kelima adalah shodaqoh: karna shodaqoh adalah termasuk dari amal sholih yang disunnahkan bagi seorang muslim untuk memperbanyak di sepuluh hari dzulhijah. Dan Allah telah menganjurkanya didalam firma-NYA; wahai orang orang yang beriman berinfaqlah kalian dari rizki yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang hari yang tidak ada jual beli dan syafaat, dan orang orang kafir mereka adalah orang orang yang dholim (Al Baqoroh) dan bersabda Rosulullah shollahu alaihi wasalm: sedekah tidaklah merugikan harta (HR. Muslim)
وهناك أعمال أخرى يستحب الإكثار منها في هذه الأيام بالإضافة إلى ما ذكر، نذكر منها على وجه التذكير ما يلي : قراءة القرآن وتعلمه ـ والاستغفار ـ وبر الوالدين ـ وصلة الأرحام والأقارب ـ وإفشاء السلام وإطعام الطعام ـ والإصلاح بين الناس ـ والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ـ وحفظ اللسان والفرج ـ والإحسان إلى الجيران ـ وإكرام الضيف ـ والإنفاق في سبيل الله ـ وإماطة الأذى عن الطريق ـ والنفقة على الزوجة والعيال ـ وكفالة الأيتام ـ وزيارة المرضى ـ وقضاء حوائج الإخوان ـ والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم ـ وعدم إيذاء المسلمين ـ والرفق بالرعية ـ وصلة أصدقاء الوالدين ـ والدعاء للإخوان بظهر الغيب ـ وأداء الأمانات والوفاء بالعهد ـ والبر بالخالة والخالـ وإغاثة الملهوف ـ وغض البصر عن محارم الله ـ وإسباغ الوضوء ـ والدعاء بين الآذان والإقامة ـ وقراءة سورة الكهف يوم الجمعة ـ والذهاب إلى المساجد والمحافظة على صلاة الجماعة ـ والمحافظة على السنن الراتبة ـ والحرص على صلاة العيد في المصلى ـ وذكر الله عقب الصلوات ـ والحرص على الكسب الحلال ـ وإدخال السرور على المسلمين ـ والشفقة بالضعفاء ـ واصطناع المعروف والدلالة على الخير ـ وسلامة الصدر وترك الشحناء ـ وتعليم الأولاد والبنات ـ والتعاون مع المسلمين فيما فيه خير.
Dan masih banyak lagi amalan amalan yang lain yang disunnahkan untuk memperbanyaknya di sepuluh hari dzulhijah ini. Dan kami akan mengngatkan amalan amalan yang lain seperti: membaca Al Quran dan mempelajarinya- istighfar-berbakti kepada kedua orangtua- menyambung tali pesaudaraan/ silaturohmi- mengucapkan salam- memberimakan orang miskin- mendamaikan dua orang yang berselisih- amar ma’ruf dan nahi munkar- menjaga lisan dan kemaluan- berbuat baik kepada tetangga- memuliakan tamu- infaq dijalan Allah- menghilangkan gangguan di jalan- memberinafkah kepada istri dan anak anak- membantu anak yatim- mengunjungi orang sakit- membantu kesulitan teman- besholawat kepada Nabi shollallhu alaihi wasalm- tidak mengganggu sesama muslim-lemah lembut kepada pembantu- membantu teman untuk berbakti kepada kedua orang tuanya- mendoakan teman tanpa sepengetahuanya- menunaikan amanah dan menepati janji- brbuat baik kepada paman dan bibi,dan membantu orang yang dianiaya- menundukan padangan dari yang di haromkan Allah-menyempurnaka wudhu- berdoa dianta adzan dan iqomah- membaca surat Alkahfi dai malam jumat- pergi kemasjid dan menjaga sholatjamaah- menjaga sunnah dengan tertib- mengerjakan sholat ied di lapangan- dzikir kepada Allah setelah sholat- bekerja denga pekerjaan yang halal- membahagiakan saudara muslim- membantu orang yang lemah- berbuat kebaikan dan mengajak kepada yang makruf- menjaga hati dan meninggalkan dendam- mengajarkan kepada anak kebaikan- saling membantu sesama muslim dalam kebaikan
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.
Dinukil dari www.sahab.net

Apa yang Harus Kita Lakukan di 10 Hari Dzulhijah

الحمد لله وحده، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده … وبعد:
Segala puji hanya bagi Allah semata, dan sholawat serta salam atas Nabi yang tidak ada nabi setelahnya,,,,
فمن فضل الله تعالى على عباده أن جعل لهم مواسم للطاعات، يستكثرون فيها من العمل الصالح، ويتنافسون فيها فيما يقربهم إلى ربه

م، والسعيد من اغتنم تلك المواسم، ولم يجعلها تمر عليه مروراً عابراً. ومن هذه المواسم الفاضلة عشر ذي الحجة، وهي أيام شهد لها الرسول صلى الله عليه وسلم بأنها أفضل أيام الدنيا، وحث على العمل الصالح فيها؛ بل إن لله تعالى أقسم بها، وهذا وحده يكفيها شرقاً وفضلاً، إذ العظيم لا يقسم إلا بعظيم
maka dari keutaman yang diberikan oleh Allah atas
hamba-NYA menjadikan bagi mereka musim ketaatan yaitu (sepuluh hari dzuhijjah), Hamba hamba Allah mereka memperbanyak amalan amal sholih pada sepuluh hari dzulhijjah, dan mereka berlomba untuk mendekatkan diri kepada Rob mereka, bergembira menyambut musim ketaatan dan tidak menjadikanya lewat begitusaja, dan musim ketaatan ini adalah sepuluh hari dzulhijah, karna hari hari tesebut telah direkomendasikan oleh Rosulullah shollallahu alaihi wasallam bahwa hari hari tesebut adalah hari paling afdhol di dunia dan dianjurkan untuk beramal sholih didalamnya; bahkan Allah ta'ala memilihnya sebagai hari hari paling afdhol, dan ini satu satunya yang allah cukupkan fadhilahnya, jadi sesuatu yang agung tidak dipilih kecuali adalah agung.
وهذا يستدعي من العبد أن يجتهد فيها، ويكثر من الأعمال الصالحة، وأن يحسن استقبالها واغتنامها. وفي هذه الرسالة بيان لفضل عشر ذي الحجة وفضل العمل فيها، والأعمال المستحبة فيها.
Dan ini adalah panggilan hamba untuk besungguh sungguh di hari hari tersebut, dan memperbanyak amal sholih, dan meningkatkan amalan dalam petemuannya dan menyongsong hari tesebut
نسأل الله تعالى أن يرزقنا حسن الاستفادة من هذه الأيام، وأن يعيننا على اغتنامها على الوجه الذي يرضيه
Kita memohon kepada Allah ta'ala untuk senantiasa memberikan kepada kita rizki kebaikan manfaat dari hari hari tersebut, dan senantiasa menolong kita untuk memasuki hari hari tersebut dengan sesuatu ya g diridhoi-NYA
بأي شيء نستقبل عشر ذي الحجة؟
Dengan apakah kita memasukisepuluh hari dzulhijah???
حري بالسلم أن يستقبل مواسم الطاعات عامة، ومنها عشر ذي الحجة بأمور:
Tentunya seorang muslim pasti bertemu dengan musim musim taat secara umum, dan diantaranya sepuluh hari dzulhijah dengan amalan amalan berikut:.....
1- التوبة الصادقة :فعلى المسلم أن يستقبل مواسم الطاعات عامة بالتوبة الصادقة والعزم الأكيد على الرجوع إلى الله، ففي التوبة فلاح للعبد في الدنيا والآخرة، يقول تعالى: (وتوبوا إلى الله جميعاً أيها المؤمنون لعلكم تفلحون( [النور:31].
1.
Taubat dengan tulus, hendaknya seorang muslim dalam rangka memasuki musim ketaatan dengan taubat yang tulus dan berazam (sungguh sungguh) kembali kepada Allah, karna taubat itu adalah keberuntungan bagi seoang hamba di dunia maupun di akhirat. Allah subhanahu wata'ala berfirman: Dan bertaubatlah kepada Allah kalian semua wahai orang orang yang beriman agar kalian semua beruntung (An Nuur 31)
2- العزم الجاد على اغتنام هذه الأيام :فينبغي على المسلم أن يحرص حرصاً شديداً على عمارة هذه الأيام بالأعمال والأقوال الصالحة، ومن عزم على شيء أعانه الله وهيأ له الأسباب التي تعينه على إكمال العمل، ومن صدق الله صدقه الله، قال تعالى: ( والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا) العنكبوت
2.
Berazam dengan sungguh sungguh dalam menyosong hari hari tersebut, sepantasnya bagi seorang muslim besunguh sungguh dalam menyongsoh hari hari tersebut dengan amalan dan perbuatan yang sholih. dan barangsiapa yang beazam atas sesuatu amalan maka Allah akan membantunya dan hendaknya dia melakukan sebab yang akan membantu atas sempurnanya amal, , dan barang siapa yang jujur kepada Allah maka Alllah akan jujur kepadanya. sebagaimna firman Allah ta'ala: dan orang orang yang bersungguh sungguh kepada Kami maka sungguh akan kami tunjukan jalan kepada mereka. (Al Ankabut)
3- البعد عن المعاصي: فكما أن الطاعات أسباب للقرب من الله تعالى، فالمعاصي أسباب للبعد عن الله والطرد من رحمته، وقد يحرم الإنسان رحمة الله بسبب ذنب يرتكبه÷ فإن كنت تطمع في مغفرة الذنوب والعتق من النار فأحذر الوقوع في المعاصي في هذه الأيام وفي غيرها؟ ومن عرف ما يطلب هان عليه كل ما يبذل.
3.
Menjahui maksiat, sebagaimana ketaatan adalah sebab untuk mendekatkan kepada Allah, maka maksiat adalah sebab Allah menjauh darinya dan menjauhkan rohmat Allah, dan sungguh manusia telah diharamkan dari rohmat Allah dengan sebab dosa yng selalu dia lakukan, maka jika engkau memnginginkan ampunan dari Allah atas dosa dosa yang telah engkau lakukan dan agar dijauhkan dari neraka maka hendaknya menjauhi maksiat yang terus menerus dilakukan pada sepuluh hari dzulhijah dan dan hari hari yang lainya? dan barangsiapa yang mengetahui sesuatu yang mengninakanya maka hendaknya dia menjauhi nya
فاحرص أخي المسلم على اغتنام هذه الأيام، وأحسن استقبالها قبل أن تفوتك فتندم، ولات ساعة مندم.
maka perhatikanlah wahai saudaraku muslim untuk menyongsong hari hari tersebut, dan pergunakan kesempatan tersebut dengan sebaik baiknya dalam pertemuan dengan hari hari tersebut sebelum engkau kehilangan dan engkau menyesal, dan tinngalah penyesalan dikemudian hari
Dinukil dari www.sahab.net

Keutamaan Sepuluh Hari Dzulhijah

Written By Unknown on Wednesday 17 October 2012 | Wednesday, October 17, 2012



Keutamaan sepuluh hari dzulhijah
1- أن الله تعالى أقسم بها : وإذا أقسم الله بشيء دل هذا على عظم مكانته وفضله، إذ العظيم لا يقسم إلا بالعظيم، قال تعالى )والفجر، وليال العشر) . والليالي العشر هي عشر ذي الحجة، وهذا ما عليه جمهور المفسرين والخلف، وقال ابن كثير في تفسيره: وهو الصحيح.
1.
Alah subhanahu watala bersumpah dengannya: dan apabila Allah bersumpah dengan sesuatu menunjukan bah
wa sesuatu tersebut atas keagunganya dan kedudukanya dan kemuliaanya, jadi Allah tidak bersumpah kecuali dengan yang agung, Allah berfirman: demi fajar, dan demi sepuluh hari (Al fajr 1-2) sepuluh hari yag dimaksud dalam ayat ini adalah sepuluh hari dzulhijah, dan ini adalah jumhur para mufarsir dan kholaf, berkata Ibnu katsir dalam tafsirnya: dan ini adalah shohih
2- أنها الأيام المعلومات التي شرع فيها ذكره:قال تعالى: (ويذكروا اسم الله فيي أيام معلومات على ما رزقهم من بهيمة الأنعام) [الحج:28] وجمهور العلماء على أن الأيام المعلومات هي عشر ذي الحجة، منهم ابن عمر وابن عباس.
Dan hari hari tersebut adalah hari yang telah ditentukan dan disyariatkan didalamnya untuk berdzikir sebagaimana firman Allah ta’ala: dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan bagi orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (Al-Hajj : 28) dan jumhur Ulama bawa sanya hari yangtelah ditentukan yang dimakasut adalah sepuluh hari dzulhijah, dan diantara yang berpendapat demikian adalah Ibnu Umar dan Ibnu Abbas
3- أن رسول الله صلى الله عليه وسلم شهد لها بأنها افضل أيام الدنيا: فعن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (فضل أيام الدنيا أيام العشر ـ يعني عشر ذي الحجة ـ قيل: ولا مثلهن في سبيل الله؟ قال : ولا مثلهن في سبيل الله إلا رجل عفر وجهه بالتراب) [ رواه البزار وابن حبان وصححه الألباني]
Bahwasanya Rosulullah shollallahu alaihi wasallam telah merekomendasikan hari hari tersebut sebagai hari hari paling afdhol di dunia, dari Jabir rodhiyallahu anhu, dari Nabi shollallahu alaihi wasalam bersabda: Hari yang paling afdhol didunia adalah sepuluh hariyaitu sepuluh hari dzulhijah- maka dikatakan: dan tidak juga sebanding dengan jihad fisabilillah??? Beliau bersabda: tidak sebanding denganya, kecuali seorang laki laki yang menabur wajahnya dengan debu (mati syahid) (HR, Bazzar dan Ibnu Hibban dan dishohihkan oleh Syekh Al albani
4- أن فيها يوم عرفة :ويوم عرفة يوم الحج الأكبر، ويوم مغفرة الذنوب، ويوم العتق من النيران، ولو لم يكن في عشر ذي الحجة إلا يوم عرفة لكفاها ذلك فضلاً، وقد تكلمنا عن فضل يوم عرفة وهدي النبي صلى الله عليه وسلم فيه في رسالة (الحج عرفة
Ada didalamnya hari A’rofah: dan hari Arofah adalah hari haji yang terbesar, dan hari pengampunan dosa, dan hari dijauhkan dari bakaran api neraka, dan kalaupun tidak ada sepuluh hari dzulhijah kecuali hari arofah sungguh akan cukup keutamaan tersebut, dan telah kami jelaskan tentang keutamaan hari arofah serta petunjuk Nabi shollallahu alaihi wasalam ddi dalam risalah haji
5- أن فيها يوم النحر :وهو أفضل أيام السنة عند بعض العلماء، قال صلى الله عليه وسلم (أعظم الأيام عند الله يوم النحر، ثم يوم القر)[رواه أبو داود والنسائي وصححه الألباني].
Ada di dalamnya hari penyembelihan (qurban) dan ini adalah hari yang paling afdhol dalam setahun menurut pandangan sebagian ulama, Bersabda Rosulullah shollahu alaihi wasallam: Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah ta’ala adalah hari iedul adha dan hari qorr (hari tasyrik)
6- اجتماع أمهات العبادة فيها : قال الحافظ ابن حجر في الفتح: (والذي يظهر أن السبب في امتياز عشر ذي الحجة لمكان اجتماع أمهات العبادة فيه، وهي الصلاة والصيام والصدقة والحج، ولا يتأتى ذلك في غيره).
Berkumpulnya semua amal di dalamnya: Berkata Al hafidz Ibnu Hajar di dalam fathul barrinya: dan diantara sebab keistimewaan sepuluh hari dzulhijah adalah berkumpulnya semua amalan amalan umum didalamnya, seperti sholat, puasa, shodaqoh, dan haji, dan tidak ada hari yang semisalnya di hari yang lain

Diterjemahkan dari artikel sahab.net

Amalan Sunnah di Hari Raya Iedul Adha

Mandi
عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
“Dari Malik dari Nafi’, ia berkata bahwa Abdullah bin Umar dahulu mandi pada hari Idul Fitri sebelum pergi ke mushalla (lapangan).” (Shahih, HR. Malik dalam Al-Muwaththa` dan Al-Imam Asy-Syafi’i dari jalannya dalam Al-Umm)

Dalam atsar lain dari Zadzan, seseorang bertanya kepada ‘Ali radhiallahu ‘anhu tentang mandi, maka ‘Ali berkata: “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Ia menjawab: “Tidak, mandi yang itu benar-benar mandi.” Ali radhiallahu ‘anhu berkata: “Hari Jum’at, hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa`, 1-176-177))

Berpenampilan Bagus dan rapi
Dari Ibnu Umar Radhliallahu ‘anhuma ia berkata : Umar mengambil sebuah jubah dari sutera tebal yang dijual di pasar, lalu ia datang kepada Rasulullah dan berkata :
“Ya Rasulullah, belilah jubah ini agar engkau dapat berdandan dengannya pada hari raya dan saat menerima utusan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar :’Ini adalah pakaiannya orang yang tidak mendapat bahagian (di akhirat-pent)’. Maka Umar tinggal sepanjang waktu yang Allah inginkan. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan kepadanya jubah sutera. Umar menerimanya lalu mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berkata : ‘Ya Rasulullah, engkau pernah mengatakan : ‘Ini adalah pakaiannya orang yang tidak mendapat bahagian’, dan engkau telah mengirimkan padaku jubah ini’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar :’Juallah jubah ini atau engkau penuhi kebutuhanmu dengannya”. (Hadits Riwayat Bukhari 886,948,2104,2169, 3045, 5841,5891 dan 6081. Muslim 2068, Abu Daud 1076. An-Nasaa’i 3/196 dan 198. Ahmad 2/20,39 dan 49)
Berkata Al-Allamah As-Sindi.
“Dari hadits ini diketahui bahwa berdandan (membaguskan penampilan) pada hari raya merupakan kebiasaan yang ditetapkan di antara mereka, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkarinya, maka diketahui tetapnya kebiasaan ini”. (Hasyiyah As Sindi 'alan Nasa'i 3/181).
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata.
“Ibnu Abi Dunya dan Al-Baihaqi telah meriwayatkan dengan isnad yang shahih yang sampai kepada Ibnu Umar bahwa Ibnu Umar biasa memakai pakaiannya yang paling bagus pada hari Idul Fithri dan Idul Adha”.(Fathul Bari 2/439).
Beliau juga menyatakan :
“Sisi pendalilan dengan hadist ini adalah takrir-nya (penetapan) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Umar berdasarkan asal memperbagus penampilan itu adalah untuk hari Jum’at. Yang beliau ingkari hanyalah pemakaian perhiasan semisal itu karena ia terbuat dari sutera”. (Fathul Bari 2/434)

Berpakaian rapih sesuai sunnah dan memakai wangi wangian bagi laki-laki
Ummu Athiyyah berkata:
أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِيْ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَ ذَوَاتِ الْخُدُوْرِ . فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ إِحْدَانَا لَا يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ؟ قَالَ: لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
“Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam memerintahkan kami mengeluarkan para wanita gadis, haidh, dan pingitan. Adapun yang haidh , maka mereka menjauhi sholat, dan menyaksikan kebaikan dan dakwah/doanya kaum muslimin.Aku berkata: ” Ya Rasulullah, seorang di antara kami ada yang tak punya jilbab”. Beliau menjawab: “Hendaknya saudaranya memakaikan (meminjamkan) jilbabnya kepada saudaranya”. [Al-Bukhory dalam Ash-Shohih (971) dan Muslim dalam Ash-Shohih (890)]

Memakai wangi-wangian termasuk perkara yang disunnahkan pada hari raya. Diriwayatkan dari ‘Ali ra. bahwa beliau mandi di hari Ied, demikian juga riwayat yang sama dari Ibn ‘Umar dan Salamah bin Akwa dan agar memakai pakaian yang paling bagus yang dimiliki serta memakai wewangian” (Syarhus Sunnah 4/303)


Jalan kaki ke musholla (tempat sholat) Ied
Ali bin Abi Tholib-Radhiyallahu anhu- berkata:
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيْدِ مَاشِيًا
“Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi sholat ied dengan berjalan kaki”. [HR.At-Tirmidzy dalam As-Sunan (2/410); di-hasan-kan Al-Albany dalam Shohih Sunan At-Tirmidzy (530)]
Abu ‘Isa At-Tirmidzy- rahimahullah-berkata dalam Sunan At-Tirmidzy (2/410), “Hadits ini di amalkan di sisi para ahli ilmu. Mereka menganjurkan seseorang keluar menuju ied dengan berjalan kaki”.

Takbir ketika menuju musholla
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ، فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْرَ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di Hari Raya Idul Fitri lalu beliau bertakbir sampai datang ke tempat shalat dan sampai selesai shalat. Apabila telah selesai shalat beliau memutus takbir.” (Shahih, Mursal Az-Zuhri, diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dengan syawahidnya dalam Ash-Shahihah no. 171)

Dalam riwayat lain, Ibnu Umar Radhiyallahu berkata,
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْرُجُ فِيْ الْعِيْدَيْنِ مَعَ الْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ وَعَبْدِاللهِ وَالْعَبَّاسِ وَعَلِيٍ وَجَعْفَرٍ وَأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ وَزَيْدٍ بْنِ حَارِثَةَ وَأَيْمَنَ بْنِ أُمِّ أَيْمَنَ رَافِعًا صَوْتَهُ بِالتَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ
“Nabi r keluar di dua hari raya bersama Al-Fadhl bin Abbas, Abdullah, Al-Abbas, Ali, Ja’far, Al-Hasan,Al- Husain , Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Aiman bin Ummi Aiman sambil mengangkat suaranya bertahlil dan bertakbir”. [HR.Al-Baihaqy dalam As-Sunan Al-Kubro (3/279) dan dihasankan oleh Al-Albany dalam Al-Irwa’ (3/123)
oleh karna itu disyari’atkan di hari ied saat hendak keluar ke lapangan untuk mengumandangkan takbir dengan suara keras berdasarkan kesepakatan empat Imam madzhab. Tapi tidak dilakukan secara berjama’ah.(Lihat Majmu’ Al-Fatawa 24/220)

Asy-Syaikh Al-Albani berkata: Telah shahih mengucapkan 2 kali takbir dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu:
أَنَّهُ كَانَ يُكَبِرُ أَيَّامَ التَّشْرِيْقِ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Bahwa beliau bertakbir di hari-hari tasyriq:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
(HR. Ibnu Abi Syaibah, 2/2/2 dan sanadnya shahih)
Namun Ibnu Abi Syaibah menyebutkan juga di tempat yang lain dengan sanad yang sama dengan takbir tiga kali. Demikian pula diriwayatkan Al-Baihaqi (3/315) dan Yahya bin Sa’id dari Al-Hakam dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dengan tiga kali takbir.
Dalam salah satu riwayat Ibnu ‘Abbas disebutkan:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ وَأَجَلَّ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
(Lihat Irwa`ul Ghalil, 3/125)

Memperbanyak takbir
dianjurkan memperbanyak takbir disaat keluar dari rumah menuju shalat, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Umar -Radhiallahu Anhu- bahwa Beliau mengeraskan suara takbir disaat keluar dari rumahnya hingga tiba di tanah lapang, lalu Beliau terus bertakbir hingga datangnya imam.
(HR. daruquthni, Ibnu Abi Syaibah, Al-Faryabi, Al- baihaqi. Berkata Al-Albani: sanadanya bagus. Lihat: Irwa al-ghalil: 3/122)

Sholat ‘Ied berjama’ah
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَاْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوْصِيْهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرَ بِشَيْءٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ
“Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia mengatakan: Bahwa Rasulullah dahulu keluar di hari Idul Fitri dan Idhul Adha ke mushalla, yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat, lalu berpaling dan kemudian berdiri di hadapan manusia sedang mereka duduk di shaf-shaf mereka. Kemudian beliau menasehati dan memberi wasiat kepada mereka serta memberi perintah kepada mereka. Bila beliau ingin mengutus suatu utusan maka beliau utus, atau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau perintahkan, lalu beliau pergi.” (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Khuruj Ilal Mushalla bi Ghairil Mimbar dan Muslim)

Sholat ‘ied sebelum berkhotbah
. Hal ini Berdasarkan hadits Ibnu Umar -Radhiallahu Anhu- berkata: Adalah Rasulullah -Shallallahu Alaihi Wasallam- ,Abu Bakar dan Umar, mereka mengerjakan shalat Dua hari raya sebelum khutbah.”
(muttafaq Alaihi)

Mendengarkan Khutbah
Jamaah Ied dipersilahkan memilih duduk mendengarkan atau tidak, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ: شَهِدْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِيْدَ فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ قَالَ: إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ
Dari ‘Abdullah bin Saib ia berkata: Aku menyaksikan bersama Rasulullah Shalat Id, maka ketika beliau selesai shalat, beliau berkata: “Kami berkhutbah, barangsiapa yang ingin duduk untuk mendengarkan khutbah duduklah dan barangsiapa yang ingin pergi maka silahkan.” (Shahih, HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, no. 1155)


Pulang dengan rute yang berbeda
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيْدٍ خَالَفَ الطَّرِيْقَ
Dari Jabir, ia berkata:” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila di hari Id, beliau mengambil jalan yang berbeda. (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain, Fathul Bari karya Ibnu Hajar, 2/472986, karya Ibnu Rajab, 6/163 no. 986)


Mengucapkan Tahni’ah “Taqobbalallohu minna wa minkum”
Ibnu Hajar mengatakan: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu di hari Id, sebagian mereka mengatakan kepada sebagian yang lain:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.” (Lihat pula masalah ini dalam Ahkamul ‘Idain karya Ali Hasan hal. 61, Majmu’ Fatawa, 24/253, Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/167-168)
Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar:
“Dalam “Al Mahamiliyat” dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata :
“Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”. (Fathul Bari 2/446)
Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata : “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bila kembali dari shalat Id berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : Taqabbalallahu minnaa wa minka
Imam Ahmad menyatakan : “Isnad hadits Abu Umamah jayyid (bagus)” (Lihat Al Jauharun Naqi 3/320. Berkata Suyuthi dalam ‘Al-Hawi: (1/81) : Isnadnya hasan)
Adapun ucapan selamat : (Kullu ‘aamin wa antum bikhair) atau yang semisalnya seperti yang banyak dilakukan manusia, maka ini tertolak tidak diterima, bahkan termasuk perkara yang disinggung dalam firman Allah.
“Apakah kalian ingin mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik.?”
(Disalin dari buku Ahkaamu Al Iidaini Fii Al Sunnah Al Muthahharah, edisi Indonesia Hari Raya Bersama Rasulullah, oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, terbitan Pustaka Al-Haura', penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Husein)
_______________________
di ambil dari berbagai sumber.
Khandar, 08 Oktober 2012, Jakarta

Sponsor

Popular Posts

free counters

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nidaaul-haq - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger