Written By Unknown on Saturday 16 June 2012 | Saturday, June 16, 2012
Ikhwah fillah, dunia tiada lain hanyalah tempat sementara, dunia hanyalah tempat singgah laksana kita sebagai seorang yang sedang bepergian (musafir) lalu kita singgah dibawah pohon (sejenak beristirahat), lalu tak lama kita meninggalkannya. Sebab itulah, jadikanlah dunia ini bukan tujuan akhir, maka tak perlu gundah saatu dunia ini menyempitkan hidup kita, semua orang menggunjing dan membenci kita, karena kita tahu bahwa dunia ini adalah tempat sementara.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apa peduliku dengan dunia? Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh dibawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya".[HR. Tirmidzi, no. 2551].
Mari kita perbanyak ibadah didunia ini, dan jadikan dunia ini sebagai ladang amal untuk bekal kita di akhirat nanti. Pikirkanlah bekal untuk akhiratmu,
Fudhail bin 'Iyadh berkata, "Seorang mukmin didunia berada dalam keadaan cemas dan sedih, yang ada dalam benaknya hanyalah bekal diperjalanan. Siapa saja yang berada didunia dengan hati seperti itu, maka tidak ada yang menyibukkannya kecuali menyiapkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya ketika kembali ke negeri asalnya. Dia tidak ingin berlomba dengan penduduk asli yang asing baginya dalam mendapatkan kedudukan (kemuliaan), tidak pula merasa takut dengan kedudukan yang rendah dihadapan mereka".[Jami'ul 'Ulum wal Hikam, hal. 379].
Jelas bagi kita, bahwa tujuan kita didunia ini adalah menyiapkan diri untuk bekal di akhirat nanti, itulah kehidupan kita yang abadi, hati yang senantiasa merasa sedih, maka hati itu akan selalu tertuju kepada persiapan diri guna menyambut kehidupan yang abadi tersebut, lalu ia gunakan pula untuk taat dan mendekat kepada-Nya.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata, "Siapa saja yang menyatukan enam hal dalam dirinya, berarti dia tidak meninggalkan satu jalan pun menuju surga dan satu pintu pun untuk lari dari neraka. (Yaitu) orang yang mengenal Allah dan menaati-Nya, orang yang mengenal syaithan dan menjauhinya, orang yang mengenal kebenaran dan mengikutinya, orang yang mengenal kebathilan dan menjaga diri darinya, orang yang mengenal dunia dan menolaknya, dan orang yang mengenal akhirat dan mencarinya".[al-Ihyaa', 3/221].
Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz berkata, "Setiap perjalanan membutuhkan bekal, maka bekalilah diri kalian dengan ketakwaan untuk perjalanan dari dunia dan akhirat. Jadilah seperti orang yang benar benar di ancam dengan siksa Allah sehingga kalian merasa takut dan berharap. Dan janganlah merasakan tenggang waktu yang masih panjang sehingga hati menjadi keras dan akhirnya kalian tunduk kepada musuh. Karena sesungguhnya panjang angan angan di peruntukkan bagi orang yang tidak tahu bahwa dia tidak akan menemukan waktu sore ketika dia berada di pagi hari, dan bagi orang yang tidak tahu bahwa dia tidak akan menemukan waktu pagi ketika dia ada di waktu sore. Padahal kematian sebenarnya telah di tetapkan baginya waktu itu. Ketenangan hanyalah di dapatkan bagi orang yang meyakini bahwa dirinya akan selamat dari siksa Allah dan keadaan yang menakutkan pada hari kiamat. Adapun bagi orang yang tidak mengobati dirinya dari penyakit dunia, maka setiap kali dia tertimpa sesuatu bencana, niscaya dia akan mendapatkan luka dari arah lainnya. Jika demikian, bagaimana dia bisa tenang?".[al-Bidayah wan Nihayah, 9/283].
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, "Jika semua orang selalu membutuhkan dunia, maka engkau harus merasa butuh kepada Allah. Jika mereka berbahagia dengan dunia, maka engkau harus berbahagia dengan beribadah kepada Allah. Jika mereka merasa senang dengan orang yang mereka cintai, maka engkau harus senang bersama Allah".[al-Fawaa'id, hal. 152].
Semoga kita menjadi manusia yang cinta akan kehidupan akhirat dan lebih memprioritaskan untuk menyiapkan diri untuk perjalanan panjang menuju negeri akhirat, dan dilalaikan kita dari kesibukan dunia yang melenakan.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !